Penyelenggara acara yang hendak mengundang band rock Navicula harus mencermati permintaan mereka. Kuartet yang banyak menyeruakan isu-isu lingkungan ini meminta konsumsi mereka—makan dan minum—tidak menggunakan kemasan plastik sekali pakai, termasuk sedotan plastik. Mereka jadi rajin bawa tempat minum sendiri.
“Kami juga sedang berpuasa, tapi puasa plastik. Sebenarnya sudah agak lama bikin riders (permintaan) yang minim kemasan plastik. Tapi sekarang, kami menegaskan kembali,” kata vokalis Navicula Gede Robi Supriyanto, saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Mereka meminta penyelenggara tidak menyediakan tempat makan dan minum berbahan plastik, apalagi yang sekali pakai. Navicula terdorong oleh peraturan yang diterapkan pemerintah Kota Denpasar perihal pelarangan kemasan plastik. Provinsi Bali dikabarkan segera menerapkan peraturan serupa.
Mereka sering melihat sampah gelas plastik di belakang panggung yang menjadi konsumsi pengisi acara. “Hampir di setiap acara selalu seperti itu. Di belakang panggung itu banyak sekali sampah gelas plastik. Padahal, memakai air kemasan galon sudah bisa mengurangi sampah,” lanjut Robi.
Karena meminta air dalam kemasan galon, para awak Navicula jadi membawa tempat minumnya sendiri.
Pemusik seperti Navicula, seperti tak terpisahkan dari penggunaan plastik sekali pakai. Setiap manggung, hampir dipastikan ada selotip untuk merekatkan instrumen mereka. Peralatan nirkabel juga menggunakan baterai, yang limbahnya tergolong berbahaya. Lalu bagaimana mengakalinya?
“Yang bisa dilakukan adalah mengurangi. Gunakan secukupnya. Kalau selotipnya masih punya daya rekat, ya pakai lagi saja, jangan langsung dibuang. Baterai juga diupayakan yang bisa diisi ulang, walau harus diperhatikan masa pakainya,” ujar Robi.