epang datang ke Nanning, China, dengan status sebagai unggulan teratas kejuaraan bulu tangkis beregu campuran Piala Sudirman. Berkekuatan pemain-pemain tiga besar dunia pada semua nomor, mereka berambisi memanfaatkan peluang ini untuk membawa pulang Piala Sudirman pertama kalinya.
Oleh
Yulia Sapthiani & Agung Setyahadi
·4 menit baca
KOMPAS/AGUNG SETYAHADI
Pemain tunggal putri bulu tangkis Jepang, (dari kiri) Akane Yamaguchi, Nozomi Okuhara, dan tunggal putra Kento Momota, bersiap menjalani latihan resmi menjelang kejuaraan beregu campuran Piala Sudirman di Guangxi Sports Center di Nanning, Guangxi, China, Sabtu (18/5/2019). Jepang yang dua kali kalah dari China di final menargetkan juara tahun ini dengan bekal para pemain papan atas dunia di semua nomor.
NANNING, KOMPAS — Jepang datang ke Nanning, China, dengan status sebagai unggulan teratas kejuaraan bulu tangkis beregu campuran Piala Sudirman. Berkekuatan pemain-pemain tiga besar dunia pada semua nomor, mereka berambisi memanfaatkan peluang ini untuk membawa pulang Piala Sudirman pertama kalinya.
Tahun ini, akumulasi nilai pemain terbaik Jepang dari setiap nomor dalam daftar peringkat Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pada 5 Maret—patokan BWF untuk menentukan tim unggulan—menempatkan Kento Momota dan kawan-kawan sebagai unggulan teratas, diikuti China.
KOMPAS/AGUNG SETYAHADI
Pelatih kepala tim nasional bulu tangkis Jepang, Park Joo-bong, serta pemain ganda campuran dan putra Yuta Watanabe saat konferensi pers menjelang kejuaraan beregu campuran Piala Sudirman di Guangxi Sports Center di Nanning, Guangxi, China, Sabtu (18/5/2019). Jepang yang dua kali kalah dari China di final menargetkan juara tahun ini untuk memperkuat posisi sebagai tuan rumah Olimpiade Tokyo 2020.
Jepang memiliki Momota di peringkat teratas dunia tunggal putra dan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (ganda putri). Mereka juga menempatkan pemain pada tiga nomor lain di tiga besar dunia, seperti Nozomi Okuhara (tunggal putri/peringkat kedua), Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (ganda putra/3), dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (ganda campuran/3).
Fakta tersebut mendukung ambisi besar Jepang yang belum pernah menjuarai kejuaraan yang dimulai pada 1989 di Jakarta itu. Selama ini, hasil terbaik Jepang dalam kejuaraan dua tahunan itu adalah menjadi finalis pada 2015 di Dongguan, China. Jepang ditaklukkan tuan rumah 0-3 pada perebutan gelar juara.
KOMPAS/AGUNG SETYAHADI
Pemain spesialis ganda, Misaki Matsutomo, berlatih kontrol kok dengan penempatan di garis belakang lapangan menjelang kejuaraan beregu campuran Piala Sudirman di Guangxi Sports Center di Nanning, Guangxi, China, Sabtu (18/5/2019). Jepang yang dua kali kalah dari China di final menargetkan juara tahun ini.
Tekad itu disampaikan pelatih kepala tim nasional Jepang, Park Joo-bong, dan pemain putra spesialis ganda, Yuta Watanabe, di Nanning, Sabtu (18/5/2019), menjelang berlangsungnya Piala Sudirman pada 19-26 Mei.
”Seperti Anda ketahui, Jepang berada dalam unggulan atas di kompetisi ini sehingga peluang kami menjuarai kompetisi ini sangat tinggi. Kami siap dan semua tim sangat antusias untuk bersaing hingga laga final. Semua pemain cukup kuat dan kami akan bersaing dengan rileks. Semoga kami bisa meraih hasil yang bagus,” kata Yuta dalam acara konferensi pers yang dihadiri wartawan Kompas, Agung Setyahadi.
Park menyebutkan beberapa faktor yang menjadi motivasi untuk menjadi juara kali ini, salah satunya prestasi mereka dalam menjuarai kejuaraan beregu lain, yaitu Piala Thomas (beregu putra) pada 2014 dan Piala Uber (putri) pada 2018. Status mereka sebagai tuan rumah Olimpiade Tokyo 2020 juga menjadi motivasi tambahan.
”Kami memiliki Thomas dan Uber, jadi Piala Sudirman ini akan sangat penting bagi persiapan Olimpiade. Kami sangat diharapkan oleh media-media Jepang supaya bisa menjuarai turnamen ini dan kami akan berusaha memenuhi target itu,” kata Park.
Meski didukung pemain-pemain terbaik, seperti Momota dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara yang merupakan juara dunia, Jepang tetap waspada, terutama terhadap tuan rumah. Tim dengan 10 gelar juara Piala Sudirman itu beberapa kali menghentikan langkah Jepang, seperti dalam final 2015 di Dongguan, China, dan semifinal 2017 di Gold Coast, Selandia Baru.
”China telah menjadi negara terkuat dalam bulu tangkis di dunia. Saat saya masih menjadi pemain, China sudah menjadi negara terkuat. Mereka memiliki sejarah panjang mendominasi bulu tangkis dalam kejuaraan beregu dan perseorangan. Di China, kami tidak akan mudah untuk mencapai final dan menjuarainya,” tutur mantan pemain ganda Korea Selatan itu.
Park menyebut negara lain yang akan menjadi pesaing berat, seperti Thailand yang bersaing bersama mereka di Grup 1A, Indonesia, Korea Selatan, dan Taiwan. Namun, mereka telah mengantisipasi bertemu China di final. ”Ini tidak akan mudah bagi kami, tetapi kami memiliki kepercayaan diri. Kami akan bisa bersaing dengan lebih baik dibandingkan sebelumnya,” lanjutnya.
Thailand percaya diri
Kepercayaan diri untuk bisa melangkah lebih jauh dibandingkan dengan dua tahun lalu juga disampaikan Thailand meski harus bersaing dengan Jepang dalam penyisihan grup. Di Gold Coast, Thailand yang hanya menjadi unggulan ketujuh menjadi semifinalis sebelum dihentikan Korea Selatan, 1-3. Thailand membuat kejutan dengan menghentikan unggulan kedua, Denmark, 3-2, pada perempat final.
KOMPAS/AGUNG SETYAHADI
Pelatih kepala tim bulu tangkis Thailand, Rexy Mainaky, berbicara dengan anak asuhnya, pemain ganda putri dan campuran Sapsiree Tearattanachai, saat konferensi pers menjelang kejuaraan bulu tangkis beregu campuran Piala Sudirman di Guangxi Sports Centre, Nanning, Guangxi, China, Sabtu (18/5/2019). Thailand menargetkan bisa lebih baik dari edisi Gold Coast 2017, di mana mereka menembus semifinal.
Hasil Piala Uber 2018 ketika menjadi tuan rumah juga menjadi dasar yang kuat untuk mencapai hasil terbaik di Nanning. Untuk pertama kalinya, putri-putri Thailand lolos ke final setelah mengalahkan juara bertahan China, 3-2, pada semifinal.
”Di grup kami ada tim kuat, Jepang, tetapi kami ke sini dengan para pemain yang sangat berpengalaman, seperti di ganda campuran. Tunggal putra kami, meskipun muda, tampil cukup bagus. Kami tetap percaya diri akan berusaha dengan sebaik mungkin dan tampil tanpa beban,” ujar Rexy Mainaky, pelatih kepala Timnas Thailand, yang turut mengantarkan Thailand menjadi finalis Piala Uber 2018.
KOMPAS/AGUNG SETYAHADI
Pelatih kepala tim bulu tangkis Thailand, Rexy Mainaky, berbicara dengan anak asuhnya, pemain ganda putri dan campuran Sapsiree Tearattanachai, saat konferensi pers menjelang kejuaraan bulu tangkis beregu campuran Piala Sudirman di Guangxi Sport Centre, Nanning, Guangxi, China, Sabtu (18/5/2019). Thailand menargetkan bisa lebih baik dari edisi Gold Coast 2017, di mana mereka menembus semifinal.
Pemain putri dari nomor ganda campuran, Sapsiree Taerattanachai, juga menjadikan prestasi final Piala Uber 2018 sebagai motivasi. Dia pun lebih percaya diri membela timnya dalam kejuaraan beregu.
”Tetapi, itu sudah berlalu. Sekarang kami akan melakukan yang terbaik di sini. Kami sangat termotivasi tetapi tidak akan menekan diri sendiri. Kami hanya akan fokus dan berusaha yang terbaik di pertandingan,” kata Sapsiree yang bersama Dechapol Puavaranukroh menempati peringkat keempat ganda campuran.
Selain Jepang dan Thailand, Grup 1A juga dihuni Rusia. Persaingan pada grup ini akan dimulai hari Senin yang mempertemukan Jepang dengan Rusia, lalu Thailand melawan Rusia keesokan harinya. Persaingan memperebutkan status juara grup kemungkinan akan terjadi pada laga Jepang melawan Thailand, Rabu.