”Gampingan Gemar Membaca”, Perpustakaan Juara dari Desa
Perpustakaan gampingan membuka jendela pengetahuan bagi warga Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
Matahari bersinar terik di kaki perbukitan kapur di Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (7/5/2019) siang. Sebagian warga memilih berdiam di dalam rumah masing-masing. Aktivitas toko dan warung di desa yang berada di tepi Bendungan Sengguruh itu juga banyak yang masih tutup karena Ramadhan.
Persis di samping kanan pasar, pintu Perpustakaan Gampingan Gemar Membaca (GGM) terbuka lebar. Hanya ada satu petugas yang tengah berjaga. Tak ada seorang pun pembaca. ”Belum pada datang. Mungkin karena sekolah libur, jadi anak-anak masih di rumah sendiri atau rumah saudara,” ujar sang petugas.
Kompas menghela napas sesaat. Suasana terasa makin segar. Angin semilir yang berembus melalui pintu menjadi penyegar alami ruangan meskipun cuaca di luar cukup panas. Ruang perpustakaan yang nyaman membuat orang ingin berlama-lama di tempat itu. Apalagi koleksi bukunya terbilang lengkap untuk sekelas perpustakaan desa.
Selain ribuan buku yang tertata rapi di rak, ada pula beberapa hal yang menarik perhatian. Hal itu mulai dari sejumlah tokoh wayang kulit, beberapa boneka tangan, grafik jumlah pengunjung, hingga sejumlah piagam penghargaan—termasuk piagam Juara I Perpustakaan Umum Terbaik Desa/Kelurahan Tingkat Nasional 2018—mengulik rasa ingin tahu mereka yang baru kali pertama ini datang ke tempat itu.
Perpustakaan GGM didirikan pada 2015. Idenya berawal dari inisiatif pengurus PKK yang mendapat dukungan penuh dari pihak desa. Lambat laun perpustakaan ini terus berkembang. Saat ini koleksi bukunya mencapai 10.000 buah, termasuk buku yang tersebar di beberapa pojok baca (taman bacaan masyarakat) yang ada di Gampingan.
Buku yang berada di Perpustakaan GGM sendiri terbagi ke dalam sejumlah kategori, seperti teknologi dan ilmu terapan; kesenian, hiburan, dan olahraga; majalah; serta sastra dan novel. Layaknya perpustakaan umum, buku-buku tersebut juga dilengkapi label guna memudahkan pencarian.
”Pertama kali didirikan, Perpustakaan GGM masih satu lokasi dengan kantor desa. Baru pada 2018 Perpustakaan GGM pindah ke sini, menempati gedung hibah milik PKK,” ujar Ahmad Yani, salah satu pengurus. Inisiatif membuat Perpustakaan GGM muncul dilatarbelakangi keinginan untuk meningkatkan minat baca masyarakat selain ada dorongan dari pemerintah kabupaten.
Pertama kali didirikan, Perpustakaan GGM masih satu lokasi dengan kantor desa. Baru pada 2018 Perpustakaan GGM pindah ke sini, menempati gedung hibah milik PKK.
Pada masa awal didirikan, koleksi Perpustakaan GGM sangat terbatas. Buku-buku diperoleh dari pengurus PKK sendiri. Lalu ada upaya penganggaran dari pemerintah desa dan mengajukan proposal ke kabupaten. Pengurus juga berburu sampai ke pasar-pasar buku bekas. ”Awalnya ada 200-an buku, mulai dari novel, buku-buku budidaya peternakan, hingga buku anak,” ucapnya.
Dalam perkembangannya, bukan hanya jumlah buku yang bertambah, melainkan juga jaringan berupa munculnya pojok-pojok baca. Salah satu pojok baca adalah Rumah Edukasi Lingkungan ”Sido Manfaat” yang bukan saja menyediakan buku bacaan, melainkan juga pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan ekonomi dan perbaikan lingkungan.
Yani menyebut terjadi sinergi antara Perpustakaan GGM, pojok buku, dan pemerintah desa dalam memberikan pelayanan membaca kepada masyarakat. ”Kami ada sinergi. Kami libatkan masyarakat karena dampak dari perpustakaan akan maksimal jika melibatkan masyarakat,” ujarnya.
Geliat Perpustakaan GGM sebagai perpustakaan desa kian terasa. Sebelum meraih prestasi tingkat nasional, Perpustakaan GGM telah menyabet juara tingkat kabupaten pada 2017 dan juara tingkat provinsi pada 2018. Dengan jumlah pembaca mencapai 40 orang per hari, Perpustakaan GGM tidak hanya menyediakan ruang baca, tetapi juga aula dan ruang audio visual.
Pendiri taman baca Kampung Cerdas Ceria Galeri Kreatif, Desa Rejoyoso, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Muzeki, menilai, Perpustakaan GGM bagus untuk kelas perpustakaan desa. Selain berisi buku, perpustakaan tersebut juga menyediakan fasilitas mendongeng dan lainnya.
”Kemarin, kegiatan Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara juga dilakukan di situ. Ada kelas memasak dan lainnya. Jadi memang cukup lengkap kegiatannya. Jadi kalau dilihat dari sisi koleksi buku, administrasi, gedung, dan pengelolaannya, kami acungi jempol,” tuturnya.