Bagi Alfian, ini adalah medali pertamanya di IFSC World Cup dan membuatnya meraih gelar juara dunia. Sebelumnya, Alfian meraih medali emas pada Kejuaraan Asia di Kurayoshi, Jepang, pada November 2018.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Atlet Indonesia, Alfian M Fajri, meraih medali emas pada kejuaraan dunia IFSC World Cup di Chongqing, China, Jumat (26/4/2019). Medali emas direbut Alfian dari nomor men’s speed world record.
”Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung. Syukur alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya bisa maksimal,” kata Alfian melalui siaran pers yang diterima Kompas pada Senin (29/4/2019).
Bagi Alfian, ini adalah medali pertamanya di IFSC World Cup dan membuatnya meraih gelar juara dunia. Sebelumnya, Alfian meraih medali emas pada Kejuaraan Asia di Kurayoshi, Jepang, pada November 2018.
Pada lomba kali ini, Alfian mengalahkan Kostiantyn Pavlenko dari Ukraina pada laga final. Atlet asal Solo, Jawa Tengah, itu menorehkan catatan waktu 5,961 detik dan Pavlenko 6,310 detik.
Medali perunggu diraih Sergey Rukin dari Rusia dengan catatan waktu 6,808 detik. Rukin mengalahkan Zhong Qixin dari China yang terjatuh dalam perebutan medali perunggu.
Menurut Alfian, kunci kemenangannya kali ini adalah perasaan yang lebih tenang dan rileks. Dia juga selalu berdoa agar diberi kelancaran selama bertanding.
Awal bagus
Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Faisol Riza menyambut gembira kemenangan Alfian di Chongqing. ”Ini awal bagus bagi timnas. Saya percaya pelatih punya strategi agar kita juga bisa bagus di nomor boulder dan lead,” kata Riza.
Atlet Indonesia lainnya, Aspar Jaelolo, gagal melaju ke perempat final setelah dikalahkan Pavlenko, yang kemudian meraih perak. Pada perdelapan final, Aspar sedikit terpeleset sehingga catatan waktunya mengendur menjadi 6,286 detik. Pavlenko unggul 0,1 detik dengan catatan waktu 6,130 detik.
Pada babak perempat final, Pavlenko kembali mengalahkan atlet Indonesia, Fatchur Roji. Roji yang sempat unggul saat start justru terpeleset di tengah lintasan dan mencatatkan waktu 7,518 detik, sedangkan Pavlenko melesat dengan waktu 5,997 detik.
Pada nomor women’s speed world record, medali emas diraih atlet China, Yi Ling Song, dengan catatan waktu 7,673 detik. Medali perak diraih atlet Polandia, Aleksandra Rudzinska, yang terjatuh pada babak final.
Medali perunggu direbut atlet Rusia, Iuliia Kaplina, dengan catatan waktu 8,429 detik. Kaplina mengalahkan atlet Prancis, Anouck Jaubert, yang terjatuh.
Atlet putri andalan Indonesia, Aries Susanti Rahayu, gagal melaju ke semifinal. Aries dikalahkan Anouck Jaubert dari Perancis dengan selisih waktu 0,029 detik. Aries menorehkan waktu 7,429 detik, sedangkan Jaubert 7,400 detik.
Atlet putri Indonesia lainnya, Nurul Iqamah, gagal pada babak perdelapan final saat melawan Rudzinska. Nurul menorehkan catatan waktu 8,724 detik, sedangkan Rudzinska 7,742 detik.
Sebelumnya, pada 2018, Aries Susanti meraih gelar juara dunia pertamanya pada IFSC World Cup Chongqing. Video aksinya berlaga pada babak final beredar luas dan sejak saat itulah julukan spiderwoman melekat kepadanya.
Pelatih tim nasional panjat tebing, Hendra Basyir, mengatakan, dirinya bersyukur atas prestasi yang diraih Alfian. Namun, Hendra mengakui, secara umum penampilan anak asuhnya kali ini kurang optimal. Fokus latihan yang harus dibagi antara speed, lead, dan boulder. Hal itu bukan merupakan hal yang mudah bagi para atlet.
”Secara hasil, kita bersyukur bisa juara dunia kali ini untuk atlet putra. Namun, secara keseluruhan, penampilan kita belum maksimal,” ujar Hendra
Menurut Hendra, pada ajang kali ini, para atletnya ditargetkan mempertahankan keunggulan pada nomor speed dan sekaligus mengurangi selisih ketertinggalan pada nomor lead dan boulder.