Giliran Dusun-dusun di NTB Sasaran Program Listrik
Setelah awal tahun 2019 semua desa (sebanyak 1.141 desa) berlistrik, kini PLN mulai menyasar dusun-dusun yang belum berlistrik.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat siap memenuhi kebutuhan listrik dusun-dusun di Pulau Lombok dan Sumbawa. Setelah awal tahun 2019 semua desa (sebanyak 1.141 desa) berlistrik, kini PLN mulai menyasar dusun-dusun yang belum berlistrik.
”Tahun ini, kami merencanakan 36 dusun dengan anggaran dari program listrik perdesaan,” kata Rofia Fitri, Asisten Manajer Komunikasi PLN UIW NTB, Kamis (25/4/2019). Upaya itu ditempuh guna mempercepat rasio akses listrik di NTB, selain untuk mendukung tumbuhnya sektor bisnis dan industri di dusun sebagai penyuplai kebutuhan di perkotaan.
Awal tahun 2019, kata Rofia, Desa Saraeruma dan Desa Pusu, Kabupaten Bima, menggenapi 100 persen desa terlayani aliran listrik di NTB. Kemudian, April tahun ini, warga Dusun Pasir Putih, Desa Bajo Pulau, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, juga telah menikmati aliran listrik.
Sedikitnya ada 100 keluarga di dusun itu yang bermata pencarian sebagai nelayan. Dengan adanya listrik, mereka bisa menggunakan lemari pendingin untuk menyimpan ikan sehingga lebih awet atau bisa membuat makanan olahan dari ikan yang tidak terjual.
”Dengan adanya listrik, mudah-mudahan bisa muncul usaha-usaha baru di sana, sekaligus bisa meningkatkan penghasilan para nelayan,” ujar General Manager PLN UIW NTB Rudi Purnomoloka.
Kelistrikan di Dusun Pasir Putih merupakan interkoneksi dengan kelistrikan Bajo Pulau dengan pasokan listrik dari PLTD Bajo Pulau berkapasitas 195 kW dengan beban puncak sebesar 90 kW. Pembangunan jaringan listrik ke dusun itu tidak mudah. Pembangunan listrik ke Dusun Pasir Putih dimulai sejak Oktober 2018, saat PLN membangun jaringan listrik sepanjang 1,3 kilometer sirkuit.
Sampai di Dusun Pasir Putih harus menyeberangi perairan Selat Sape, Bima, sepanjang 450 meter dari PLTD Bajo Pulau. Tiba di daratan pulau itu, karena keterbatasan akses transportasi, petugas PLN yang dibantu masyarakat menggelindingkan tiang dan kabel listrik itu dari perbukitan ke lokasi yang aman di pulau itu.
”Alhamdulillah sekarang dua dusun di Bajo Pulau dan Dusun Pasir Putih bisa menikmati listrik,” ujar Kepala Desa Bajo Pulau Bambang. Listrik bagi nelayan sangat penting guna meningkatkan kehidupan warga di dusun-dusun itu yang kini sudah memiliki kulkas. Anak-anak di dusun-dusun itu kini nyaman belajar pada malam hari.
Sebelumnya, warga menggunakan PLTS bantuan pemerintah, tetapi mayoritas menggunakan genset pribadi untuk mendapatkan listrik. Dengan genset, biaya pengeluaran relatif mahal, terutama untuk membeli bahan bakar yang mencapai Rp 1,5 juta sebulan. Listrik yang dihasilkan pun hanya untuk lampu penerangan dan televisi.
”Kalau kita pakai listrik PLN ini paling hanya Rp 100.000 pengeluaran per bulan, jauh lebih hemat. Listriknya juga lebih nyaman, bisa digunakan untuk macam-macam,” ujar Bambang.
Pada tahun 2017, rasio elektrifikasi di NTB sebesar 83,5 persen, lalu meningkat menjadi 93 persen tahun 2018. PLN menargetkan rasio elektrifikasi sebesar 99 persen akhir tahun 2019.
Untuk itu, PLN tengah menyelesaikan pembangunan beberapa pembangkit baru, antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas dan Uap (PLTMGU) Lombok Peaker berkapasitas 150 megawatt, PLTMG Sumbawa berkapasitas 50 megawatt, PLTMG Bima 50 megawatt, dan PLTU Sumbawa Barat berkapasitas 14 megawatt.