WOLVERHAMPTON, SELASA — Tim promosi Wolverhampton Wanderers sering dinilai sebagai tim lemah dan tidak diunggulkan saat berhadapan dengan tim-tim Liga Primer Inggris. Namun, ”Sang Serigala”, julukannya, membalikkan penilaian itu. Mereka menjadi jebakan terbesar setelah berhasil menerkam tim-tim raksasa Inggris.
Tim asuhan Nuno Espirito Santo kembali mengejutkan ketika menumbangkan Manchester United, 2-1, pada pekan ke-32 Liga Primer, Rabu (3/4/2019), di markasnya, Stadion Molineux. Wolves berhasil mencuri kemenangan pada akhir laga seusai MU bermain dengan 10 pemain sejak awal babak kedua.
”Mengalahkan tim hebat seperti mereka dua kali adalah pencapaian besar. Saya puas dengan anak-anak dan pendukung,” kata Santo yang merayakan kemenangan bersama fans pada akhir laga.
Tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer unggul lebih dulu pada awal laga lewat gol gelandang tengah Scott McTominay. Pemain muda Inggris itu melepaskan tendangan jarak jauh yang bersarang ke sudut kiri gawang Wolves.
Keunggulan itu tidak bertahan lama. Hanya berselang 12 menit, pada pertengahan babak pertama, Wolves menyamakan kedudukan setelah penyerangnya, Diogo Jota, menaklukkan David de Gea. Jota lolos dari perangkap offside berkat umpan dari rekannya, Raul Jimenez.
Petaka menghampiri ”Setan Merah” pada babak kedua. Kapten MU, Ashley Young, diusir oleh wasit Mike Dean setelah mendapatkan kartu kuning kedua saat laga masih menyisakan 33 menit.
Wolves yang bermain dengan formasi 3-5-2 dengan duet gelandang kokoh Joao Moutinho dan Ruben Neves memanfaatkan keunggulan pemain. Hasilnya, pada menit ke-77, sundulan Jimenez menciptakan kemelut di depan gawang MU yang membuat Chris Smalling melakukan gol bunuh diri.
”MU memulai pertandingan dengan sangat baik, tetapi kami mampu bereaksi sangat baik. Sangat tidak mudah menghadapi mereka. Tidak ada rahasianya. Hanya kerja keras,” ucap Santo.
Wolves merusak pesta Solskjaer yang menjalani pertandingan pertama setelah berganti status dari pelatih interim menjadi tetap. ”Sebenarnya hari ini cukup bagi kami untuk mencetak tiga atau empat goal. Namun, peluang kami dihentikan oleh kiper mereka (Rui Patricio) yang fantastis,” ucap pelatih 46 tahun asal Norwegia tersebut.
Ancaman berikutnya
Walaupun menang atas 10 pemain, hasil ini sama sekali bukan keberuntungan. Kemenangan ini merupakan yang kedua setelah Wolves menyingkirkan MU dari Piala FA bulan lalu. Wolves berhasil menahan imbang MU pada pertemuan pertama di Stadion Old Trafford.
Wolves begitu tangguh musim ini meski berstatus tim promosi dari Divisi Championship, satu kasta di bawah Liga Primer. Selain MU, mereka juga menaklukkan Liverpool, Tottenham Hotspur, dan Chelsea musim ini serta menahan imbang Arsenal dan Manchester City.
Saat ini, Moutinho dan rekan-rekan berada di peringkat ketujuh klasemen sementara dengan 46 poin. Mereka berhasil duduk di atas langganan penghuni papan tengah Liga Primer, seperti Leicester City (44 poin) dan Everton (43 poin).
Jika berhasil finis di peringkat serupa pada akhir musim, Wolves akan menjadi tim promosi dengan posisi finis paling tinggi dalam satu dekade terakhir. Mereka berpeluang menyamai rekor Sunderland pada 1999/2000 yang mencapai peringkat ketujuh dengan 58 poin di bawah Pelatih Peter Reid.
Keberhasilan Wolves musim ini merupakan buah investasi dari musim panas lalu. Saat itu, mereka mendatangkan pemain senior dari Liga Portugal, seperti Jimenez, Patricio, dan Willy Bolly, termasuk pemain asli Portugal yang bermain di Liga Perancis, Moutinho dan Ruben Vinagre.
Pengamat Liga Primer dari Sky Sports, Paul Merson, meyakini kekuatan Wolves masih menjadi ancaman di enam pekan tersisa Liga Primer. Tim yang terakhir berada di divisi teratas pada 2012 itu akan menantang Arsenal di kandang dan Liverpool di Stadion Anfield.
”Wolves bisa mengakhiri musim di peringkat ketujuh atau kedelapan. Yang mana itu adalah pencapaian sangat luar biasa dari tim yang datang dari Divisi Championship,” kata Merson. (REUTERS)