Simulasi untuk Identifikasi Kerumitan Pemungutan Suara
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat menggelar simulasi pemungutan suara pemilu 2019, di Kota Bandung, Jabar, Selasa (2/4/2019). Selain sebagai sosialisasi, simulasi itu juga untuk mengidentifikasi kerumitan yang dihadapi pemilih maupun penyelenggara pemilu di tempat pemungutan suara (TPS)
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Komisi Pemilihan Umum Jawa Barat menggelar simulasi pemungutan suara Pemilu 2019 di Kota Bandung, Jabar, Selasa (2/4/2019). Selain sebagai sarana sosialisasi, simulasi itu juga untuk mengidentifikasi kerumitan yang dihadapi pemilih ataupun penyelenggara pemilu di tempat pemungutan suara.
Lebih dari 260 orang menggunakan hak pilihnya dalam simulasi itu. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, di antaranya pegawai Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar, aparatur sipil negara Pemerintah Provinsi Jabar, pelajar, dan warga setempat. Simulasi juga dihadiri sejumlah aparat kepolisian sebagai pihak pengamanan dan saksi dari partai politik. Simulasi diharapkan memberikan gambaran situasi pada saat pemungutan suara.
”Bagi pemilih, simulasi ini mengidentifikasi kerumitan saat mencoblos. Sementara bagi penyelenggara, sebagai upaya memantapkan persiapan menuju hari pemilihan pada 17 April mendatang,” ujar komisioner KPU Jabar, Endun Abdul Haq.
Menurut Endun, salah satu kerumitan pemilih yang teridentifikasi adalah saat pencoblosan. Itu karena di bilik suara, pemilih lima kali mencoblos, untuk presiden dan wakil presiden, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota.
Di bilik suara, pemilih membuka, mencoblos, dan melipat kembali surat suara. Disarankan, sebelum hari pemilihan 17 April 2019, pemilih sudah mempunyai pilihan sehingga tidak kesulitan mencarinya di bilik suara.
Setelah mencoblos, pemilih memasukkan kertas suara ke dalam lima kotak sesuai dengan warnanya. Warna abu-abu untuk surat suara pemilihan presiden dan wakil presiden, warna kuning untuk anggota DPR, warna merah untuk anggota DPD, warna biru untuk anggota DPRD provinsi, dan warna hijau untuk DPRD kabupaten/kota.
Endun mengatakan, peserta simulasi dari kalangan pelajar mengalami kerumitan dalam simulasi tersebut. Itu karena sebagai pemilih pemula, mereka belum berpengalaman menggunakan hak pilihnya dalam pesta demokrasi.
”Ini pengalaman pertama untuk mereka. Waktu rata-rata pelajar di bilik suara pada simulasi ini lebih dari 5 menit,” ujarnya.
Agar tidak bingung pada 17 April mendatang, KPU Jabar akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Salah satunya, mendatangi sekolah-sekolah sambil menjelaskan lima jenis surat suara yang digunakan pada pemungutan suara.
”Ini pengalaman pertama. Wajar kalau masih ragu-ragu. Setidaknya dengan simulasi ini, kami mengenal jenis-jenis surat suara dan proses memilihnya,” ujar Rizki (17), salah seorang pelajar yang mengikuti simulasi itu.
Ketua KPU Jabar Rifqi Alimubarok berharap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) memperhatikan hingga hal-hal detail. Salah satunya terkait dengan administrasi guna memastikan calon pemilih yang sesuai dengan daftar pemilih tetap (DPT). DPT Jabar mencapai 33,2 juta pemilih tersebar di 138.050 TPS. Jumlah itu menjadi yang terbanyak di seluruh Indonesia.