Kejar Ketertinggalan untuk Kualifikasi Olimpiade 2020
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Atlet tim nasional panjat tebing berjuang mengejar ketertinggalan, baik dari segi teknis maupun peringkat, agar bisa iku kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Untuk itu, para pemanjat diupayakan mengikuti sejumlah kejuaraan internasional dan pemusatan latihan di luar negeri.
Negara-negara yang akan didatangi untuk menggembleng kemampuan para atlet tersebut, antara lain Swiss, China, Perancis, dan Jerman. Mereka dijawalkan berangkat pada 2 April. Di timnas ada 10 atlet putra dan putri yang telah menjalani pemusatan latihan di Yogyakarta sejak awal Februari.
Manajer timnas panjat tebing Indonesia Pristiawan Buntoro menjelaskan, atlet harus bisa masuk peringkat 20 besar dunia pada 2019 agar bisa mengikuti kualifikasi Olimpiade 2020. Kualifikasi akan berlangsung di Tolouse, Perancis, pada 28 November-1 Desember 2019.
”Untuk itu, kami tidak hanya fokus pemusatan latihan, tetapi juga mengikuti kejuaraan-kejuaraan (level) dunia agar bisa mencapai peringkat tersebut,” ujarnya, di lokasi pelatnas panjat tebing Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Sabtu (30/3).
Kejuaraan pertama yang akan diikuti adalah Piala Dunia seri Meiringen, Swiss, 5-6 April. Selanjutnya, mereka mengikuti Piala Dunia seri Moskwa, Rusia, 13-14 April. Di Rusia, mereka akan melakukan pemusatan latihan sembari menunggu digelarnya Piala Dunia di China, yaitu seri Chongqing, 26-28 April, dan Wujiang, 3-5 Mei.
Kemudian, mereka bakal ke Eropa untuk kembali menjalani pemusatan latihan, sambil menanti Piala Dunia seri Muenchen, Jerman, 18-19 Mei. Terakhir, mereka dijadwalkan ke Perancis mengikuti Piala Dunia seri Chamonix pada 11-13 Juli, dan Briancon, 19-20 Juli.
Pristiawan menambahkan, sewaktu di Rusia nanti, pihaknya akan merekrut pembuat jalur panjat tebing. Hal itu untuk memudahkan anak asuhnya beradaptasi dengan jalur-jalur panjat tebing level dunia. Terlebih lagi, Eropa memiliki keunggulan pada nomor boulder, yang belum begitu dikuasai oleh atlet-atlet Indonesia.
Pada kualifikasi Olimpiade 2020, nomor yang dilombakan adalah kombinasi, sehingga atlet harus menguasai tiga nomor panjat, yakni speed, boulder, dan lead. Atlet Indonesia unggul pada nomor speed, tetapi kurang baik pada dua nomor lainnya.
”Kami fokus mengoptimalkan di lead dan boulder, sekaligus mempertahankan speed. Keunggulan di salah satu nomor ini sangat penting,” kata Pristiawan.
Atlet panjat tebing putri Aries Susanti Rahayu mengakui, dirinya belum terbiasa dengan nomor boulder dan lead. Ia perlu meningkatkan lagi kekuatan dan teknik dasar mengingat jalur panjat pada kedua nomor tersebut cukup dinamis.
”Teknik dan power harus kami asah. Di boulder dan lead itu kan berubah-ubah jalurnya. Berbeda dengan speed yang jalur panjatnya cukup statis,” kata Aries.
Hal serupa diungkapkan oleh atlet putra panjat tebing Aspar Jaelolo. Ia juga memiliki keunggulan pada nomor kecepatan. Tetapi, ia tidak cukup kuat dari segi ketahanannya. Ia harus bisa mengatur tenaga agar bisa bersaing di ketiga nomor itu.
“Saya sendiri daya tahan masih kurang. Biar berlomba di tiga nomor itu harus pintar-pintar mengatur tenaga, sedangkan speed juga harus dipertahankan. Kami terus berlatih itu,” kata Aspar.
Aspar dan Aries sempat melakukan latihan bersama dengan tim nasional panjat tebing Jepang, pada 13-20 Maret lalu. Mereka berbagi tentang teknik speed yang mereka kuasai, sedangkan timnas Jepang mengajarkan mereka teknik boulder. Jepang merupakan juara dunia pada nomor boulder.