Kota Bekasi Ingin Wujudkan Cita-cita Para Pendiri Bangsa
Oleh
Kurnia Yunita Rahayu
·4 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Memasuki usia 22 tahun, Kota Bekasi, Jawa Barat, berkomitmen untuk terus menyejahterakan rakyat sesuai dengan amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintah Kota Bekasi berencana menggratiskan fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Puncak perayaan Hari Ulang Tahun Ke-22 Kota Bekasi dilaksanakan pada Minggu (10/3/2019). Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Wakil Wali Kota Tri Adhianto Tjahyono, beserta seluruh aparatur sipil negara (ASN) menghadiri upacara peringatan tersebut di Alun-alun Kota Bekasi.
Dalam peringatan itu, hadir pula Wakil Wali Kota Bekasi periode 2013-2018 sekaligus calon wakil gubernur DKI Jakarta, Ahmad Syaikhu, serta pensiunan ASN dan veteran baik dari Kota maupun Kabupaten Bekasi.
Dalam sambutannya, Rahmat Effendi mengatakan, Kota Bekasi didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi. Sebelumnya, Kota Bekasi merupakan kota administratif bagian dari Kabupaten Bekasi.
Menurut Rahmat Effendi, yang akrab disapa Pepen, selama 22 tahun, berbagai tantangan dan rintangan hadir dalam pembangunan kota. Namun, berkat sinergi pemerintah dan masyarakat, pembangunan bisa terus berjalan.
Ia menambahkan, Kota Bekasi bercita-cita mewujudkan amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu menyejahterakan masyarakat dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Kedua bidang tersebut merupakan hal dasar yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
”Kota Bekasi sudah menjamin kesehatan warga dengan program Kartu Sehat berbasis nomor induk kependudukan,” kata Pepen.
Program tersebut adalah layanan kesehatan gratis bagi warga Kota Bekasi tanpa batasan penyakit dan anggaran. Warga juga dipermudah karena dengan kartu tersebut, mereka bisa langsung meminta rujukan dari puskesmas ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Chasbullah Abdulmadjid.
Bangun rumah sakit
Pepen menyebutkan, penjaminan kesehatan juga dilakukan dengan membangun rumah sakit tipe B, yaitu RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid. Rumah sakit yang berdiri sejak 1939 itu direnovasi besar-besaran sejak 2011.
Tempat itu diubah dari rumah sakit model bangsal menjadi rumah sakit modern, dengan enam blok gedung delapan lantai. Menurut Direktur RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid, Kusnanto Saidi, semua layanan sudah ada di sana.
”Yang belum ada hanya rumah duka dan krematorium. Itu pun akan segera dibangun,” ujar Kusnanto.
Selain membangun RSUD, lanjut Pepen, tahun ini juga akan diresmikan empat rumah sakit tipe D di tingkat kecamatan. Adapun rumah sakit tersebut berada di Jatisampurna, Pondok Gede, Bantargebang, dan Bekasi Utara.
”Dengan begitu, Kota Bekasi mulai menjawab cita-cita founding fathers (para pendiri bangsa) bangsa kita. Oleh karena itu, kita harus bangga menjadi warga Kota Bekasi. Ayo, sama-sama membangun kota ini,” tutur Pepen.
Selain kesehatan, Pemerintah Kota Bekasi juga berencana menggratiskan pendidikan selama 12 tahun. Saat ini, pendidikan gratis baru diberikan untuk jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Tingkat sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) belum digratiskan karena masih menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
”Kami sudah beberapa kali menyampaikan kepada Gubernur Jawa Barat bahwa kami mampu menyubsidi biaya operasional pendidikan selama 12 tahun, tetapi sampai saat ini belum direspons,” kata Pepen. Pihaknya bermaksud meminta kewenangan untuk membiayai pendidikan secara mandiri.
Pemerintah Kota Bekasi juga berencana menggratiskan pendidikan selama 12 tahun.
Oleh karena itu, pemerintah kota meminta gubernur meningkatkan dana bagi hasil pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor (PKN-BBNKB). Sebab, nilai PKN-BBNKB Kota Bekasi merupakan yang tertinggi di Jawa Barat, mencapai Rp 1,2 triliun per tahun. Porsi pembagiannya adalah 70 persen untuk pemerintah provinsi, sedangkan pemerintah kota mendapatkan 30 persen.
”Kami akan mewujudkan pendidikan gratis 12 tahun, sebagai bagian dari perwujudan janji politik saat pemilihan kepala daerah,” kata Pepen.
Profesionalitas ASN
Selain bidang kesehatan dan pendidikan, Kota Bekasi juga membangun ranah lain. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), beberapa program akan dituntaskan. Salah satunya pembangunan lima gerai pelayanan publik dan peningkatan jaringan air bersih.
Namun, penambahan jaringan air bersih terkendala aset Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi yang masih bergabung dengan Kabupaten Bekasi. Oleh karena itu, Pepen berjanji akan mempercepat pemisahan aset tersebut.
Meski demikian, ia mengakui, pembangunan belum sepenuhnya berhasil. Hal tersebut kuat dipengaruhi oleh kualitas dan profesionalitas ASN.
”Oleh karena itu, tahun ini seluruh ASN perlu meningkatkan profesionalitas, integritas, dan tanggung jawabnya,” lanjutnya.
Menurut Pepen, ASN tidak bisa lagi berparadigma lama, bekerja sesuai ketentuan. Mereka perlu mengembangkan karakter think out of the box karena kebutuhan kota saat ini adalah inovasi.
”Saya mendoakan agar Kota Bekasi sukses membangun kota sesuai visi dan misinya, maju, cerdas, kreatif, sejahtera, dan ihsan,” kata Syaikhu.
Ia pun turut berbahagia dan mengapresiasi capaian kota yang juga pernah ia pimpin pada 2013-2018. ”Sangatlah nikmat buah selasih dimakan dengan terong belanda. Selamat bagi Kota Bekasi pada hari ulang tahun kedua puluh dua,” ujar Syaikhu berpantun.