JAMBI, KOMPAS — Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan seekor singa (Panthera leo) mati di Kebun Binatang Taman Rimbo, Kota Jambi. Dokter hewan mendiagnosis pneumonia pada harimau dan gagal jantung pada singa. Meski demikian, mereka masih menunggu sejumlah sampel lain hingga Minggu (27/1/2019).
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jambi Rahmad Saleh menceritakan, harimau betina bernama Ayu (8) tersebut mati pada Sabtu (26/1/2019) pagi setelah menjalani serangkaian bantuan medis sepekan terakhir. Sebelum mati, Ayu mengalami muntah-muntah pada 16 Januari lalu.
Petugas mengadakan tes laboratorium untuk mengetahui sebab penyakit dan mengupayakan pengobatan. Oleh tim dokter, Ayu didagnosis menderita pneumonia atau radang paru. ”Meski telah dilakukan berbagai upaya, Ayu mati pada Sabtu kemarin,” katanya dalam jumpa pers di Jambi.
Meski telah dilakukan berbagai upaya, Ayu mati pada Sabtu kemarin.
Lebih lanjut dokter hewan B Putra, yang merawat Ayu, mengatakan, pneumonia yang dialami Ayu diperkirakan akibat kebiasaannya tidur di lantai kandang. ”Ada penumpukan cairan di paru-paru,” katanya.
Meski begitu, kata Putra, pihaknya juga mengirim sampel cairan yang dimuntahkan Ayu pada 16 Januari lalu ke Balai Veteriner Bukitinggi, Sumatera Barat. Hasilnya diperkirakan diperoleh pihaknya Senin (28/1/2019) ini. Hasil sampel cairan muntah diharapkan memperkaya analisis mengenai sebab kematian satwa itu.
Sebelumnya, seekor singa jantan asal Taman Safari Bogor, Jawa Barat, bernama Hori (11) mati pada 19 Januari lalu. Menurut Taupiq Bukhari, Kepala Unit Pelayanan Terpadu Daerah Kebun Binatang Taman Rimbo, Hori kerap mengalami luka sejak kedatangan seekor singa betina bernama Cinta dari Kebun Binatang Siantar. Diakuinya, saling serang merupakan hal alami dalam proses perkawinan singa.
Pada 18 Desember 2018 telah dilakukan operasi karena Hori mengalami luka pada pelipis mata dan kening kirinya. Namun, setelah menjalani operasi, nafsu makan Hori tidak stabil. Meski telah diberikan upaya medis, termasuk pemberian antibiotik, antiinflamasi, dan vitamin, Hori akhirnya mati dengan diagnosis gagal jantung.
Kasus kematian satwa dilindungi di Kebun Binatang Taman Rimbo bukan kali ini saja. Sebelumnya, dua dari empat bayi harimau mati tak lama setelah dilahirkan pada 2010. Tak lama setelahnya, harimau lainnya bernama Peter mati dikuliti oleh seorang pemburu liar. Pemburu menyelinap masuk ke dalam kandang harimau pada tengah malam. Harimau sumatera merupakan satu dari empat satwa kunci di Sumatera. Statusnya dilindungi karena terancam punah.
Pascakematian Ayu, pihak kebun binatang menerapkan strerilisasi di sekitar kandang harimau. Tujuannya demi memastikan penyakit tak menyebar pada manusia. Kepala Seksi Konservasi Kebun Binatang Taman Rimbo Tommy Gusnadi mengatakan disinfektan rutin disemprotkan di kandang harimau. ”Jangan sampai penyakit menyebar pada harimau lainnya, apalagi manusia,” katanya.
Pihaknya juga telah mengecek kondisi kesehatan harimau lainnya, Uni (13), yang kini menjadi satu-satunya harimau penghuni kebun binatang itu. Uni adalah induk Ayu.