Statistik Mengejutkan dari Kematian Puluhan Miliarder China
Oleh
Khaerudin
·3 menit baca
Mengutip publikasi yang diunggah di laman www.chinadaily.com.cn, sebuah laporan mengejutkan tentang bagaimana para miliarder di China meninggal secara tidak wajar. Selama delapan tahun sejak 2003, tercatat ada 72 miliarder di daratan China telah meninggal tidak wajar.
Laman www.chinadaily.com.cn mengutip statistik ini dari laporan New Culture News yang berbasis di Changchun. Laporan mereka menyimpulkan, setelah melakukan survei terhadap kematian miliarder selama delapan tahun terakhir dari 2003-2011, ada 72 miliarder yang tewas di daratan China.
Laporan penyebab meninggalnya para miliarder China ini yang memang mengejutkan. Dari 72 miliarder yang meninggal tersebut, 15 di antaranya dilaporkan tewas, 17 bunuh diri, 7 meninggal karena kecelakaan, 14 orang karena dieksekusi mati dan 19 orang yang meninggal.
Forbes sampai mengutip laporan www.chinadaily.com.cn tersebut dengan judul yang agak spekulatif, Friends Don\'t Let Friends Become Chinese Billionaires. Setidaknya ada 115 orang superkaya China yang masuk dalam Daftar Miliarder Forbes tahun 2011. Mereka ini seperti ditulis kontributor Forbes, Ray Kwong, pasti gugup dengan laporan tentang penyebab kematian rekan-rekannya sesama miliarder.
Dalam populasi yang tidak terlalu besar, 115 miliarder China seperti tercantum dalam daftar Forbes 2011, kemudian ada 72 orang yang meninggal, jelas bukan sekadar statistik biasa. Terlebih penyebab kematiannya memang ada yang tak wajar. Selain karena penyakit serta bunuh diri, tentu saja yang mencengangkan dan harus disebut adalah penyebab kematian mereka karena dibunuh.
Penyebab lain yang juga mungkin menegaskan perbedaan nasib miliarder China dengan orang-orang superkaya di negara-negara lain adalah eksekusi mati. Sebanyak 14 orang miliarder mati karena dieksekusi. Mereka yang dieksekusi antara lain karena terlibat korupsi, kejahatan terorganisasi dan aktivitas gangster lainnya.
Tahun 2015, Liu Han, seorang miliarder yang terkenal karena kecintaannya pada kasino, cerutu, dan mobil mewah, dieksekusi dalam kampanye perang melawan korupsi di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping. Taipan pertambangan berusia 49 tahun yang kekayaannya bernilai setidaknya 4,2 miliar poundsterling atau lebih dari Rp 56 triliun dieksekusi mati setelah dihukum karena pelanggaran, termasuk penembakan senjata api dan pembunuhan.
Laporan lain yang juga pernah ditulis sejumlah media Barat menyebutkan, sejumlah orang superkaya China yang ternyata menghilang tiba-tiba. Beberapa di antara mereka adalah eksekutif perusahaan global yang berbasis di China.
Xiao Jianhua, warga negara Kanada kelahiran China, dilaporkan hilang dari kediamannya di Four Seasons Hotel di Hong Kong pada dini hari 27 Januari 2017. Hilangnya Jianhua sempat memicu spekulasi bahwa agen keamanan China secara ilegal menangkapnya dan membawanya ke daratan, sebagai bagian dari tindakan keras terhadap industri keuangan dan penyelidikan apakah dia terlibat dalam kejahatan keuangan.
Jianhua disebut memiliki kekayaan hingga 6 miliar dollar Amerika Serikat dan membuatnya menjadi orang terkaya ke-32 di China pada 2016. Tomorrow Group, konglomerasi miliknya, termasuk yang bergerak di bidang investasi real estat, asuransi, perbankan, batubara, semen, dan mineral tanah jarang.
Guo Guangchang, pemimpin konglomerasi swasta Fosun, yang memiliki resor Club Med dan Cirque du Soleil, dilaporkan menghilang pada Desember 2015. Pejabat perusahaannya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Guangchang telah ”membantu dalam penyelidikan tertentu yang dilakukan oleh otoritas kehakiman”. Meski kemudian Guangchang muncul kembali pada pertemuan perusahaan di Shanghai. Tapi tidak ada penjelasan lebih lanjut untuk ketidakhadiran sementara Guangchang tersebut.
Pada Januari 2016, Yang Zezhu, seorang bankir terkemuka dan mantan pimpinan Changjiang Securities, jatuh dari lantai 12 sebuah bangunan di kota Wuhan, China. Tidak jelas apakah Zezhu yang telah diselidiki karena korupsi, bebas pada saat kematiannya, atau telah ditahan oleh pihak berwenang. Zezhu dilaporkan telah meninggalkan pesan bunuh diri. (THE TELEGRAPH/LA TIMES)