Perjalanan Bisnis di Asia Tumbuh Cepat, Travelstop Masuk ke Indonesia
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Travelstop, platform yang bertujuan menyederhanakan perjalanan bisnis di Asia kini resmi diluncurkan di tujuh negara, termasuk Indonesia. Platform ini membantu perusahaan untuk menyusun rencana perjalanan bagi karyawan hingga laporan untuk klaim pengeluaran selama perjalanan.
"Pertumbuhan perjalanan bisnis di Asia merupakan yang tercepat di dunia, dengan alokasi lebih dari sepertiga pengeluaran global sebesar satu triliun dollar AS. Namun, bidang perjalanan bisnis masih kurang dikelola," kata Co-founder dan CEO Travelstop Prashant Kirtane, di Jakarta, Rabu (23/1/2019).
Hal ini disampaikan dalam acara konferensi pers bertemakan "Startup Perjalanan Bisnis Travelstop Perkuat Kehadiran di Tujuh Negara". Selain Indonesia, Travelstop juga memperluas pasarnya di Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Prashant mengatakan, untuk mempermudah pengguna di Asia, Travelstop hadir dengan layanan tujuh bahasa lokal.
Sejak diluncurkan pada Agustus 2018, saat ini sudah ada sekitar 1.000 perusahaan di berbagai negara yang menggunakan Travelstop dalam menemani perjalanan bisnis setiap karyawan. Untuk Indonesia, sekarang ada lebih kurang 300 perusahaan yang menggunakan platform ini.
Travelstop telah diadopsi oleh berbagai jenis perusahaan di Asia, termasuk perusahaan startup seperti RedDoorz, Funding Societies, Advance.ai, Dot Property, dan SP Jain. Untuk nilai investasi, Prashant menyampaikan, pihaknya mendapatkan pendanaan hingga 1,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 17 miliar dari para investor.
"Kami melihat banyak perusahaan di Asia yang memiliki kantor di beberapa negara. Di sini kami hadir untuk menawarkan kemudahan menyusun rencana perjalanan. Pilihan penerbangan pun sudah hampir ke seluruh dunia dengan lebih dari 800 operator, termasuk maskapai regional dan maskapai luar negeri," kata Prashant.
Namun, Prashant menyampaikan, memang tidak mudah mengenalkan Travelstop kepada masyarakat luas. Pada umumnya, orang masih akan berpikir bahwa platform ini menawarkan hal yang sama dengan platform perjalanan lain yang sudah ada selama ini.
"Inilah tantangan kami, yaitu bagaimana konsumen bisa mengerti bahwa platform ini bukan sekadar untuk perjalanan, tapi mengurus juga perencanaan, perjalanan, hingga ke laporan pengeluaran. Fokus kami adalah untuk memudahkan perjalanan bisnis bagi karyawan suatu perusahaan," papar Prashant.
Lebih lanjut, Sales Manager Travelstop Putri Pingkan menyampaikan, Travelstop juga akan menyusun rencana perjalanan hingga pemesanan hotel. Baik penerbangan maupun hotel yang ditawarkan dapat disesuaikan dengan alokasi dana. Pembayaran pun dapat menggunakan mata uang lokal negara tersebut.
"Kami juga menawarkan dukungan untuk perbedaan pajak regional, format pelaporan, opsi pembayaran, serta berencana untuk memperkenalkan layanan pelanggan dalam bahasa lokal kepada para pengguna. Sehingga pengguna tidak direpotkan lagi ketika hatus menyusun laporan keuangan untuk klaim pengeluaran," kata Putri.
Co-founder dan Chief Product Officer Travelstop Altaf Dhamani menyampaikan, sering kali biaya pemesanan perjalanan bisnis menjadi terlalu mahal atau tidak sesuai kebijakan. Untuk mengatasinya, Travelstop memperkenalkan cara untuk mengatur "Kebijakan Perjalanan Bisnis" bagi semua karyawan dalam waktu singkat.
"Melalui pengaturan ini, apabila pemesanan perjalanan bisnis tidak sesuai kebijakan perusahaan, maka secara otomatis akan ditandai selama proses pemesanan. Hal ini memungkinkan perusahaan dalam meningkatkan kepatuhan secara keseluruhan dan mengurangi biaya yang tidak perlu. Jadi, perusahaan dapat membebaskan karyawan memilih dan mengatur perjalanannya sekaligus menjaga biaya tetap terkendali," kata Altaf.
Menurut Altaf, Travelstop bertujuan untuk membuat karyawan perusahaan menjadi lebih produktif. Para karyawan tidak lagi harus menghabiskan waktu untuk memilih maskapai dan hotel yang akan digunakan selama perjalanan bisnisnya. "Kami menyediakan pilihan sesuai kebutuhan dan alokasi dana," ujarnya.