JAKARTA, KOMPAS--Turnamen Daihatsu Indonesia Masters, yang bergulir pada 22-27 Januari, akan menjadi penampilan terakhir Liliyana Natsir. Butet, panggilan akrab Liliyana, ingin menikmati laga akhirnya. Tetapi, sebagai atlet, dia juga tetap mempunyai target untuk memenangi pertandingan.
Butet menuturkan, kabar mengenai rencana pensiunnya telah banyak menyebar dan mendapat tanggapan masyarakat. ”Ini membuat saya sedih. Tetapi, ya harus dihadapi,” ujar Butet pada konferensi pers di Jakarta, Senin (21/1/2019).
Butet (33) menuturkan, dirinya ingin menikmati saat akhir berpasangan dengan Tontowi “Owi” Ahmad. ”Tetapi, sebagai atlet, saya tidak mau main-main. Saya ingin memberikan yang terbaik, apalagi ini turnamen terakhir saya,” ujar Butet.
Pemain putri yang bersama Owi menempati peringkat keempat dunia itu menceburkan diri di dunia bulu tangkis sejak usia sembilan tahun. Berarti, dia sudah 24 tahun berkecimpung di dunia bulu tangkis. Bersama Owi, Butet dua kali jadi juara dunia, tiga kali beruntun juara All England, dan mencapai puncak prestasi medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Tampil di Indonesia Masters, Butet harus menyiapkan mental dan menjaga emosi agar tidak terbawa perasaan. Apalagi, dirinya akan bermain di hadapan ribuan penonton di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, yang selalu memberikan dukungan penuh untuknya.
”Saya sempat tanya kepada Mbak Yuni (mantan pebulu tangkis nasional Yuni Kartika), saya harus gimana? Pasti kepikiran harus bermain seperti apa. Saya galau. Tetapi, jangan sampai karena galau, mainnya juga galau,” ujar pegoleksi empat gelar juara dunia, bersama Nova Widhianto (2005 dan 2007) dan bersama Owi (2013 dan 2017).
Butet mengatakan, lewat turnamen ini dirinya ingin berterima kasih kepada masyarakat Indonesia yang selalu memberikan dukungan. ”Di Istora, penonton selalu berteriak Owi/Butet. Mereka selalu ada ketika saya kalah atau menang. Saat permainan saya dan Owi turun, penonton setia memberikan support. Komentar nyinyir memang ada, tetapi itu menjadi cambuk dan motivasi agar kami bisa memberi prestasi,” ujar atlet yang setelah pensiun ingin beralih ke bidang bisnis tersebut.
Indonesia mengirimkan tujuh pasang ganda campuran pada Indonesia Masters. Di babak pertama, Owi/Butet akan ditantang wakil India, Pranaav Jerry Chopra/Reddy N Sikki. Bila memenangi laga ini, Owi/Butet berpeluang bertemu sesama pasangan tuan rumah, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. Hafiz/Gloria bertemu Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (Malaysia) pada babak pertama.
Adapun Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti akan bertemu He Jiting/Du Yue (China). Jika lolos, Praven/Melati bisa bertemu unggulan pertama Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China) pada babak kedua.
Selain tiga pasnagan itu, Indonesia juga menurunkan pasangan Ronald/Debby Susanto, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Akbar Bintang Cahyono/Winny Oktavina Kandow, dan Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami.
Tunggal putri
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti berharap, pemain tunggal putri harus bangkit pada 2019, termasuk di Indonesia Masters. Tunggal putri telah mengawali tahun ini dengan gelar juara dari Fitriani saat tampil pada turnamen Thailand Masters, 8-14 Januari.
Pada turnamen pertama 2019 yang diikuti pemain Indonesia itu, Fitriani (20) meraih gelar pertamanya dalam tiga tahun dan gelar tunggal putri pertama bagi Indonesia dari tunamen BWF World Tour. Dalam perjalanan menuju gelar juara, Fitriani mengalahkan dua unggulan tuan rumah, Nitchaon Jindapol (1) pada babak kedua dan Busanan Ongbamrungpham (8) di final.
”Dia terlihat lebih percaya diri. Tidak lagi memperlihatkan sikap tubuh takut pada lawan. Pada tahap persiapan untuk 2019, kekurangan lain juga diperbaiki, seperti kekuatan tangan dan kaki,” kata Susy.
Susy mengatakan, Fitriani kehilangan percaya diri setelah tersingkir pada babak pertama atau kedua pada 11 dari 15 turnamen pada 2018. Namun, Fitriani bangkit dengan pola pikir untuk menikmati pertandingan. ”Saya akan menikmati laga dan fokus poin per poin. Di Thailand, saya belajar untuk bermain seperti itu. Di Indonesia Masters, persaingan lebih berat, saya harus lebih siap lagi,” katanya.