Kapal Penyedot Pasir dan ROV Tambahan Akan Dikerahkan Cari CVR
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kendala pencarian perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder pesawat Lion Air PK-LQP di perairan Tanjung Karawang adalah endapan lumpur yang tebal. Untuk mengatasi hal itu, Komite Nasional Kecelakaan Transportasi akan menggunakan robot remotely operated vehicle yang lebih canggih dan kapal penyedot pasir.
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, alat tersebut direncanakan akan dioperasikan pada Senin, 12 November. Ia mengatakan, jadwal pencarian perekam suara kokpit (CVR) menggunakan kapal dan alat tersebut akan terus dilakukan dan belum ditentukan batas waktu pencariannya.
”Kapal dan alat itu kami pinjam untuk memudahkan pencarian. Setiap hari kami ada koordinasi untuk evaluasi pencarian CVR,” kata Soerjanto saat dihubungi, Jumat (9/11/2018) malam.
Soerjanto mengatakan, kapal penyedot pasir akan menyedot pasir dan lumpur yang mengendap di lokasi pencarian untuk dibuang ke lokasi lain. Sementara itu, robot remotely operated vehicle (ROV) tambahan yang lebih canggih bisa digunakan untuk mengidentifikasi korban dan bagian pesawat di dasar laut.
Penentuan
Basarnas akan memutuskan masa operasi SAR kecelakaan Lion Air PK-LQP diperpanjang atau diakhiri pada Sabtu (10/11/2018). Keputusan diambil berdasarkan hasil evaluasi dan analisis terhadap operasi evakuasi hingga besok.
Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Mayor Jenderal TNI Nugroho Budi Wuryanto mengatakan, keputusan akan diambil berdasarkan laporan perkembangan pencarian korban di lapangan. ”Setelah itu, kita putuskan,” katanya, Jumat (9/11/2018), di posko Basarnas, Jakarta Internasional Container Terminal 2, Tanjung Priok Jakarta.
Ia mengatakan, pencarian pada Jumat hanya terkumpul bagian tubuh yang dikumpulkan dalam sebuah kantong jenazah. Temuan tersebut dikirim ke Rumah Sakit Polri dari JICT 2 sekitar pukul 14.30. Dengan begitu, hingga berita ini ditulis, total 196 kantong jenazah sudah dikirim ke RS Polri untuk diidentifikasi.
Selain temuan itu, Basarnas juga menemukan serpihan-serpihan pesawat yang dikumpulkan dalam satu kantong. Temuan itu sudah diambil KNKT sekitar pukul 15.00.
Pada hari ke-12 pencarian ini, personel yang dikerahkan sebanyak 231 orang, dengan rincian 201 anggota Basarnas dan 30 personel Polri. Adapun penyelam yang dikerahkan sebanyak 41 orang dari Basarnas Special Group. Selain itu, 14 unit transportasi laut digunakan untuk pencarian. (AGUIDO ADRI/SUCIPTO)