KARAWANG, KOMPAS — Tim SAR gabungan di Posko Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, kembali menggunakan jalur darat untuk mencari korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP, Minggu (4/11/2018). Tim menyisir garis pantai ke timur dan barat untuk menemukan korban yang terbawa arus ke pantai.
Pencarian lewat jalur darat sudah dilakukan sejak Sabtu (3/11). Kemarin, petugas menemukan 25 jenazah yang diduga korban pesawat Lion Air.
Pencarian hari Sabtu hanya dilakukan ke timur hingga ke Pantai Sedari, Karawang. Sementara pencarian hari ini juga dilakukan ke barat mengarah ke wilayah Kabupaten Bekasi.
”Secara umum, pencarian terdiri dari tim di laut dan darat. Tim di darat terbagai menjadi dua untuk mengarah ke timur dan barat,” ujar Komandan Tim Pencarian Posko Tanjung Pakis Imam Rosadi.
Tim SAR gabungan berasal dari sejumlah lembaga. Beberapa di antaranya adalah Basarnas, TNI, Polri, Palang Merah Indonesia, dan sejumlah relawan.
Tim yang mengarah ke barat menyisir pantai dengan berjalan kaki. Sementara tim yang mengarah ke timur menggunakan perahu karet karena kawasan di lokasi tersebut banyak terdapat hutan bakau.
Di beberapa lokasi, tim yang mengarah ke barat harus melewati muara dengan ketinggian air sekitar 1 meter. Tim dibagi untuk mencari korban di beberapa titik dan akan kembali ke posko pada pukul 17.00.
Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah mengatakan, tim telah menyisir perairan pantai sejak Senin (29/10). Namun, hingga Jumat (2/11), tim hanya menemukan sejumlah barang yang diduga milik korban, seperti uang, foto, dan lipstik. Jasad diduga korban baru ditemukan di sekitar pantai pada hari keenam pencarian.
”Kami menduga jasad dan barang-barang korban hanyut terbawa arus hingga ke pesisir Karawang. Oleh karena itu, kami membentuk dua tim. Satu bertugas di perairan, satu tim lagi berjalan di pantai yang tidak berpenduduk,” ujarnya.