JAKARTA, KOMPAS — Basarnas memutuskan operasi evakuasi korban dan bangkai pesawat Lion Air denga nomor registrasi PK-LQP ditambah tiga hari. Keputusan ini mengingat masih banyaknya temuan jenazah dan serpihan pesawat oleh tim SAR gabungan di lapangan.
Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi mengatakan, pihaknya telah mengevaluasi operasi tahap pertama yang berlangsung tujuh hari. Dari hasil rapat dengan beberapa staf, masukan dari tim, dan kondisi di lapangan, operasi evakuasi akhirnya ditambah tiga hari mulai Senin.
”Berdasarkan masukan dari lapangan bahwa masih banyak temuan, seperti tadi malam ada 20 kantong lebih jenazah, kami memutuskan operasi evakuasi ini diperpanjang tiga hari sejak besok. Mudah-mudahan tiga hari ini dengan sinergitas yang tinggi, baik tim Basarnas, TNI, Polri, atau institusi yang lain bisa segera menyelesaikan operasi ini,” kata Syaugi dalam konferensi pers di posko taktis, JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (4/11/2018) siang.
Syaugi mengatakan, hingga Minggu siang, tim SAR gabungan telah mengirimkan 105 kantong jenazah ke tim DVI Polri. Di lapangan juga sudah ditemukan beberapa kantong jenazah. Tim juga telah menemukan sejumlah bagian pesawat, antara lain roda, mesin pesawat, kotak hitam, kulit badan pesawat, dan serpihan lainnya di sekitar titik kontak terakhir pesawat di perairan Karawang.
”Sampai saat ini badan pesawat belum ditemukan, yang ditemukan hanya kulit-kulitnya, kerangkanya belum,” ujar Syaugi.
Terkait operasi hari ini, Syaugi mengatakan, tim SAR fokus melakukan pencarian badan pesawat di sekitar lokasi ditemukannya bagian-bagian besar tersebut, yakni sekitar 3 kilometer dari titik kontak terakhir pesawat. Pencarian menggunakan alat pemantau bawah laut (remotely operated vehicle/ROV) dengan radius 250 meter.
”Kita efektifkan penggunaan ROV di radius tersebut. Setelah kita temukan tanda-tanda, kita lakukan penyelaman,” ujarnya.
Tim juga sedang menelusuri bagian kotak hitam lainnya yang berisi perekam suara kokpit atau CVR yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi ditemukannya bagian besar pesawat. Kemarin tim telah mendengar sinyal ping dari CVR.
”Secara fisik kita belum menemukan CVR karena lumpur di lokasi cukup dalam, lebih dari 1 meter,” kata Syaugi.
Sementara untuk pencarian korban, selain di lokasi jatuhnya pesawat, tim juga menyisir pantai Tanjung Pakis. Kemarin di kawasan ini banyak ditemukan jasad korban.
Senin pagi, kecelakaan menimpa pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610, rute Jakarta-Pangkal Pinang, di lepas pantai Karawang. Titik jatuh pesawat berada di sekitar koordinat 05.46.15 S - 107.07.16 E atau berjarak 34 NM dari Kantor SAR Jakarta, 25 NM dari Tanjung Priok, atau 11 NM dari perairan Karawang.
Pesawat dilaporkan mengangkut 189 orang, termasuk kru. Sampai saat ini belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat. (YOLA SASTRA)