JAKARTA, KOMPAS — Banyak acara menarik di Jakarta untuk turut meramaikan Asian Games 2018. Salah satunya Festival Kali Besar, Kota Tua, Jakarta Barat. Festival akan berakhir Sabtu (1/9/2018) ini. Jadi, mari mampir ke Kota Tua dan melewatkan akhir pekan menikmati kawasan bersejarah di Ibu Kota sekaligus berbagai atraksi yang ditawarkan.
Sepanjang Jumat (31/8/2018), atau hari ke-2 Festival Kali Besar, gelaran atraksi sudah dihelat. Akan tetapi, belum berhasil menarik perhatian pengunjung. Hal ini disebabkan jadwal festival yang berdempetan dengan hari kerja dan promosi yang terlambat.
Perlombaan meracik jamu gendong yang berlangsung Jumat (31/8/2018) siang, misalnya, hanya disaksikan puluhan penonton. Sebagian besar penonton berasal dari peserta lomba yang tergabung dalam Paguyuban Jamu Gendong Indonesia yang berjumlah 20 orang.
Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Barat Linda Enriany mengatakan, Festival Kali Besar diharapkan dapat memicu turis asing ataupun lokal berkunjung ke sejumlah destinasi wisata di Jakarta Barat. Namun, promosi festival ini baru dilakukan dua hari sebelum acara. Promosi dilakukan dengan menyebar flyer di berbagai instansi pemerintah, museum, dan media sosial.
”Acara ini belum sesuai harapan. Harusnya promosinya bisa lebih gencar. Di samping itu, acara juga bertepatan dengan hari kerja. Hal ini sedikit banyaknya tentu memengaruhi,” katanya.
Linda mengatakan, jadwal festival ini sempat diundur. Menurut rencana, festival akan diadakan minggu ketiga Agustus. Namun, saat itu Jakarta Barat juga sedang menyiapkan Kirab Obor Asian Games yang berlangsung pada 16 Agustus.
”Sewaktu puncak acara yang berlangsung besok (1 September), saya yakin pengunjung bakal ramai karena hari itu sekaligus puncak perayaan HUT Ke-73 RI di Jakarta Barat,” katanya.
Pantauan di lapangan, di samping panggung utama berjejer 30 stan berwarna putih. Stan berukuran sekitar 3 x 3 meter tersebut diisi pedagang batik, suvenir, serta dodol betawi.
Husin (52), pedagang suvenir, sedang menggergaji kayu yang akan dibuat menjadi huruf. Dia berada di stan milik Suku Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Jakarta Barat.
”Sejak hari pertama belum ada yang beli. Ada sih pengunjung, tetapi pada lihat-lihat saja, tidak ada yang beli,” katanya.
Setiap huruf dijual Rp 4.000. Di stan ini terdapat suvenir lain, seperti tas, gantungan kunci, papan nama bermerek Kota, dan miniatur Monas.
Berbeda dengan Husin, stan Distro Betawi milik Romi AR lebih mendingan. Dia menjual kaos bergambar Benyamin Sueb. Kaos jualannya dominan berwarna hitam dan dijual Rp 70.000 per satu kaos.
Pada hari pertama, dia berhasil menjual 12 kaos. Namun, jumlah ini berbeda jauh jika dibandingkan dengan hasil jualannya di tempat lain.
”Pada hari pertama, jumlah pengunjung biasa saja. Mungkin karena tidak diadakan saat hari libur,” kata Romi.
Jika berjualan pada Sabtu dan Minggu, dagangannya bisa laku puluhan kaos. ”Kalau lagi beruntung, saya bawa 10 lusin pas pulang tersisa 2 lusin saja,” kata dia. Terakhir, Romi berjualan di Festival Ondel-ondel di Bintaro, Jakarta Selatan.
Festival Kali Besar yang, menurut Linda Enriany, menghabiskan anggaran Rp 300 juta ini, dimulai pada 30 Agustus dan berakhir 1 September 2018. Setelah perlombaan meracik jamu gendong, acara dilanjutkan dengan tari Saman, demo kopi dan talk show dari Jeera Foundation, serta penampilan sejumlah band. Acara akan berakhir sekitar pukul 22.00.
Festival ini digelar untuk meramaikan kawasan hasil revitalisasi Kali Besar yang diresmikan pada pertengahan 2018. Kali Besar merupakan bagian Kali Krukut, berlokasi di sisi barat kawasan Taman Fatahillah, berhadapan dengan kawasan Toko Merah, Kota Tua. Di samping itu, festival ini juga merupakan rangkaian dari penyelenggaraan HUT Ke-73 RI yang digelar Pemerintah Kota Jakarta Barat. (Insan Al Fajri)