Ganjil-Genap Berlaku, Kendaraan Masuk Berkurang 35 Persen
Oleh
DD12
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Skema ganjil-genap untuk kendaraan pribadi yang akan melintasi Gerbang Tol Bekasi Barat dan Timur mulai berlaku, Senin (12/3). Pada hari pertama, peraturan ini berhasil mengurangi kepadatan kendaraan yang akan memasuki gerbang tol menuju Jakarta.
Skema ganjil-genap ini merupakan salah satu dari paket kebijakan pemerintah berupa Peraturan Menteri Perhubungan No PM 18 Tahun 2018 tentang pengaturan lalu lintas selama masa pembangunan proyek infrastruktur strategis nasional di Ruas T
Aturan ganjil-genap ini berlaku di pintu-pintu tol Bekasi yang mengarah ke Jakarta, yaitu Gerbang Tol (GT) Bekasi Barat 1 dan 2 serta GT Bekasi Timur 2.
Kepala Teknik Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi Johan Budi Gunawan menyatakan, mayoritas masyarakat Bekasi telah mengetahui peraturan ganjil-genap yang baru dimulai Senin ini. Kendaraan yang mengarah ke pintu tol hampir semuanya bernomor polisi genap, sesuai dengan tanggal.
”Biasanya jam segini kendaraan sudah menumpuk di pintu-pintu tol. Antreannya sampai ke pertigaan. Kalau sekarang, hampir tidak terlihat antrean yang memanjang,” tuturnya saat ditemui di kawasan GT Bekasi Timur 1.
Johan menginformasikan, sebanyak 349 kendaraan dialihkan perjalanannya karena terkena imbas ganjil-genap senin ini. Dari GT Bekasi Timur 2 berjumlah 84 mobil, GT Bekasi Barat 1 berjumlah 102 mobil, dan dari GT Bekasi Barat 2 berjumlah 163 mobil.
Berdasarkan pengamatan di GT Bekasi Timur 1 saat jadwal ganjil-genap pukul 06.00-09.00, kendaraan yang mengarah ke pintu tol umumnya menggunakan pelat genap. Sesekali mobil berpelat ganjil terlihat melaju ke arah pintu tol, tetapi dicegat petugas yang bersiaga sekitar 100 meter sebelum pintu masuk tol. Mobil berpelat ganjil ini dianjurkan untuk memutar arah dan mengambil jalur lain.
Kepala Unit 3 Patroli Jalan Raya (PJR) Ruas Tol Jakarta-Cikampek Ipda Aris Nur Afandi menilai masyarakat sudah mengetahui peraturan yang mulai berlaku hari ini. Ia berharap tindakan persuasif berupa arahan untuk berputar balik serta menjelaskan jadwal skema ganjil-genap membuat masyarakat paham dan mematuhi aturan ini.
”Sepertinya masyarakat sudah banyak yang mengetahui aturan ini. Perbandingan antara kendaraan berpelat ganjil yang diputar balik dengan berpelat genap cukup tinggi, yaitu satu berbanding 30,” ujarnya.
Beralih waktu
PT Jasa Marga sebagai pengelola jalan tol melalui siaran pers menginformasikan, jumlah kendaraan yang memasuki gerbang tol menuju Jakarta berkurang sebanyak 2.783 kendaraan atau 35 persen selama pemberlakuan skema ganjil-genap.
Kendaraan yang masuk GT Bekasi Barat 1 tercatat 1.820, sedangkan saat normal mencapai 2.600 kendaran. Hal yang sama juga terjadi di Bekasi Barat 2, dari 3.000 kendaraan menjadi 1.852 kendaraan. Untuk GT Bekasi Timur 2, jumlah kendaraan turun 35,60 persen, yaitu dari 2.400 kendaraan menjadi 1.545 kendaraan.
Namun, pemberlakuan skema ini membuat sebagian pengendara beralih waktu. Jasa Marga menyebutkan, jumlah kendaraan yang memasuki GT Bekasi Barat 1 pada pukul 04.00-05.00 meningkat 37 persen. Untuk GT Bekasi Timur 2, peningkatan terjadi pada pukul 05.00-06.00 sebesar 23 persen.
Alternatif
Johan menyatakan, meskipun masyarakat diharapkan menggunakan kendaraan umum, jalur alternatif tetap rawan macet karena tidak semua warga ingin menggunakan fasilitas publik ini.
”Prinsipnya kami dari dishub mempersiapkan warga Bekasi untuk menghadapi peraturan ini, tetapi menggunakan kendaraan pribadi adalah hak semua orang. Jadi saya tidak mungkin melarang. Kalau gerbang (tol) ini dibatasi, kendaraan yang tidak masuk pastinya akan mencari jalur alternatif,” ujarnya.
Oleh karena itu, Johan mengantisipasi beberapa ruas jalan nontol yang menjadi akses alternatif menuju Jakarta, yaitu Jalan Kalimalang, Jalan Sultan Agung, dan Jalan I Gusti Ngurah Rai. Ia khawatir, pembangunan infrastruktur yang memakan jalur beberapa ruas alternatif mengakibatkan kemacetan berpindah.
”Di Kalimalang saja, pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) menghabiskan sebagian badan jalan. Sementara di Jalan Kyai Haji Nur Ali yang digunakan menuju jalur alternatif, terjadi pengecilan ruas jalan, dari 7 meter menjadi 5 meter. Oleh karena itu, kami khawatir perpindahan kemacetan ini. Ini akan dievaluasi,” ujarnya.