JAKARTA, KOMPAS — Perkembangan teknologi digital dapat membantu atas masalah yang sering dialami pelaku usaha kecil dan menengah. Salah satunya, toko ritel virtual yang dapat membantu atasi masalah sewa lokasi untuk berdagang dan pemasaran.
Toko ritel virtual merupakan aplikasi yang dapat digunakan penjual dan pemasok barang untuk menjual produknya tanpa harus memikirkan lokasi berjualan serta cara memasarkannya. Pada Rabu (28/2) Alfamart meluncurkan toko ritel virtual tiga dimensi Alfamind di Jakarta.
Virtual Store General Manager Alfamart Viendra Primadia mengatakan, pembeli dapat mencari barang yang dikehendaki layaknya masuk ke dalam sebuah toko menggunakan gawai. Selanjutnya, barang yang dikehendaki dapat langsung diterima oleh pembeli.
Presiden Direktur Alfamart Hans Prawira mengatakan, Alfamind dapat membuka peluang bagi masyarakat luas yang ingin menjadi pengusaha. “Pemilik toko Alfamind dapat menawarkan dan menjual produk yang tersedia di toko virtualnya,” kata Hans.
Sejak dibangun pada 2016, ada 3.500 orang telah bergabung menjadi pemilik toko Alfamind yang tersebar di Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Hans menjelaskan, Alfamind merupakan hasil pengembangan bisnis ritel dari toko Alfamart yang secara fisik sudah ada. Oleh karena itu, produk yang dijual di Alfamind sebagian besar kebutuhan untuk gaya hidup seperti pakaian, produk kecantikan dan perlengkapan rumah tangga, serta pembelian pulsa hingga pembayaran token listrik.
Untuk menghindari persaingan dengan Alfamart, kami batasi penjualan produk kebutuhan sehari-hari yang dijual di toko fisik
“Untuk menghindari persaingan dengan Alfamart, kami batasi penjualan produk kebutuhan sehari-hari yang dijual di toko fisik,” kata Hans. Ia menjelaskan, aplikasi ini akan memudahkan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk mengembangkan produknya tanpa harus mengalahkan Alfamart.
Silvia, produsen tas mengatakan, sejak bergabung dengan Alfamind pada 2017 telah memperoleh peningkatan omzet sebesar 50 persen. Ia tertarik bergabung karena didukung oleh pemilik toko Alfamind seluruh Indonesia.
Pertumbuhan teknologi digital telah mengubah pola hidup dan perekonomian di Indonesia
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang turut meresmikan peluncuran Alfamind mengatakan, Alfamind merupakan terobosan yang sesuai dengan gaya hidup masyarakat Indonesia pada saat sekarang. “Pertumbuhan teknologi digital telah mengubah pola hidup dan perekonomian di Indonesia,” kata Enggartiasto.
Ia menjelaskan, saat ini masyarakat lebih tertarik berbelanja menggunakan teknologi digital karena lebih mudah dan cepat. Enggartiasto berharap toko virtual ini akan digunakan oleh pelaku UKM untuk mengembangkan produknya sebab sebagian besar produk yang ada di perusahaan rintisan yang telah ada saat ini dikuasai oleh produk asing.
“Kami juga turut serta mendukung langkah yang dilakukan Alfamart untuk mengembangkan UKM,” kata Enggartiasto. Salah satu dukungan tersebut berupa kredit usaha rakyat (KUR).
Enggartiasto juga tidak ingin Alfamind menghancurkan Alfamart yang memiliki 136.000 pekerja dan 13.600 toko. “Keduanya harus bersinergi sehingga tidak ada yang dirugikan,” kata Enggartiasto.
Jaga kualitas
Banyaknya pengusaha UKM yang memanfaatkan teknologi digital dalam memasarkan produknya, menuntut kerja keras dari pelakunya untuk menjaga kepercayaan pelanggan. Viendra mengingatkan agar pemilik toko di Alfamind menjaga kualitas produknya dan memenuhi pesanan sesuai dengan permintaan dari pembeli.
Dihubungi secara terpisah, Junior Researcher Center for Indonesian Policy Studies Novani Karina Saputri mengatakan, pelaku UKM harus mampu menguasai teknologi digital dengan benar agar pemasaran produknya berhasil. UKM dapat memperkenalkan produknya melalui media sosial yang gratis maupun dengan bergabung dalam perusahaan rintisan. Selain itu, UKM harus menjaga dan meningkatkan kualitas produk mereka untuk menjaga kepercayaan konsumen sekaligus meningkatkan penjualan.
Dalam ekonomi digital, pelaku UKM memiliki kesempatan yang sama dengan pelaku usaha besar untuk menjual produk mereka. “Mereka berada dalam satu platform yang sama sehingga memiliki kesempatan yang sama dalam melakukan promosi dan penjualan produk,” kata Novani.
Hal ini akan menguntungkan pelaku UKM karena dapat menghemat biaya. Mereka dapat mengurangi biaya yang berlebihan dan menghemat biaya pemasaran.
Novani mengatakan, untuk pemerintah, selain berfokus terhadap pengembangan UKM melalui kredit usaha rakyat untuk permodalan, mereka juga harus menjamin penguasaan teknologi secara merata kepada pelaku bisnis UKM. Hat tersebut bertujuan agar tidak ada UKM yang tersingkir karena ketidakmampuan penguasaan teknologi dalam era ekonomi digital. (DD08)