JAKARTA, KOMPAS — Pengerjaan kereta ringan Jabodetabek bagian bawah tetap berlanjut. Namun, pengerjaan masih terbatas di bagian bawah atau darat saja, bukan pekerjaan konstruksi layang. Sebab, moratorium konstruksi jalan layang yang dikeluarkan pemerintah memang hanya berlaku untuk bagian atas.
Pantauan Kompas di lokasi pembangunan kereta ringan Jabodetabek di ruas jalur Cawang-Bekasi Timur, Jumat (23/2), pekerja tetap meneruskan pembangunan. Pekerjaan meliputi penyusunan besi-besi baja penopang dan perkuat pondasi. Namun, hanya mencakup pekerjaan di bawah atau di darat, belum termasuk pengerjaan konstruksi layang.
”Iya, kami sejak kemarin tetap bekerja,” ujar Andika (24), salah satu pekerja ditemui di proyek kereta ringan di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan.
Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harta membenarkan, pengerjaan kereta ringan Jabodetabek tetap berlanjut.
”Dari awal memang tidak dihentikan. Pengerjaan bagian atas masih berhenti sejak moratorium,” ujar Budi.
Ia menjelaskan, pengerjaan bagian atas baru akan dimulai apabila sudah lolos pengecekan dari Komite Keselamatan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Adapun pengecekan dimulai hari ini.
Adhi Karya adalah kontraktor yang tengah membangun kereta ringan Jabodetabek. Total jalur kereta ringan yang akan dibangun adalah 44,43 kilometer, terdiri dari tiga jalur, yaitu Cawang-Cibubur, Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur.
Proyek yang ditargetkan bisa selesai pada 2019 itu kini sudah rampung lebih dari 30 persen. Sampai dengan 16 Februari 2018, jalur kereta ringan ruas Cawang-Cibubur 56,421 persen, Cawang-Dukuh Atas 16,01 persen, dan Cawang-Bekasi Timur 27,368 persen. Stasiun yang tengah dibangun meliputi Ciracas, Taman Mini, Jati Cempaka, Cikunir 1, Bekasi Barat, dan Bekasi Timur.
Sampai dengan 16 Februari 2018, jalur kereta ringan ruas Cawang-Cibubur 56,421 persen, Cawang-Dukuh Atas 16,01 persen, dan Cawang-Bekasi Timur 27,368 persen. Stasiun yang tengah dibangun meliputi Ciracas, Taman Mini, Jati Cempaka, Cikunir 1, Bekasi Barat, dan Bekasi Timur.
Pada pertengahan Desember 2017, total kemajuan proyek 26,1 persen. Kemajuan ruas Cawang-Cibubur 47,2 persen, Cawang-Dukuh Atas 12,7 persen, dan Cawang-Bekasi Timur 28,2 persen.
Sementara itu, proyek konstruksi lainnya, yakni pengerjaan ruas lanjutan Jalan Tol Becakayu, masih berhenti pengerjaannya.
Pantauan Kompas di sepanjang Jalan DI Pandjaitan, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Djati, Jakarta Timur, pekerjaan Tol Becakayu belum diteruskan pengerjaannya.
Di lokasi kecelakaan konstruksi di depan IBN, sejumlah pekerja dan anggota kepolisian dari Divisi Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) sedang menginvestigasi penyebab kecelakaan.
Pekerjaan bagian bawah mulai Jumat itu mengakhiri moratorium pembangunan konstruksi jalan layang yang dikeluarkan pemerintah.
Moratorium itu keluar seusai kecelakaan konstruksi di Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) pada Selasa (20/2) pukul 03.00. Kecelakaan konstruksi yang terletak di depan Institut Bisnis Nusantara (IBN) itu melukai tujuh pekerja.
Tidak disiplin
Anggota Dewan Pertimbangan Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukanta mengatakan, kecelakaan dalam proyek konstruksi yang terjadi beberapa waktu terakhir ini disebabkan karena tidak disiplinnya pekerja konstruksi.
”Masalah utama di Indonesia adalah budaya kerja yang terlampau lunak, daya juang rendah, dan cepat puas diri. Hal ini tecermin juga pada disiplin kerja dan sikap tanggung jawab pelaku teknik. Kecelakaan yang terjadi beruntun karena isu yang sama, yaitu masalah tidak disiplin,” ujar Davy.
Ia menjelaskan, konstruksi sederhana seperti balok girder precast yang sering jatuh misalnya, seharusnya dapat dicegah. Begitu pula dari dengan perancah yang roboh seharusnya pun bisa dicegah.
”Untuk pemasangan formwork gantung, misalnya, ada urutan-urutan kerja yang harus diikuti. Apabila dilanggar, bisa terjadi seperti yang kemarin itu,” ujar Davy.
Davy mengatakan, menurunnya disiplin ini salah satu faktornya karena masih langkanya tenaga teknik yang berkompeten. Dengan percepatan pembangunan infrastruktur di seluruh daerah, membuat kelangkaan tenaga tenik itu.
”Bekerja cepat bukan berarti tidak hati-hati atau tidak disiplin,” ujar Davy.
Ia menyarankan, BUMN dan pemerintah perlu membuat strategi khusus untuk bisa membuat infrastruktur yang baik dengan jumlah kecelakaan nol persen.
Menurut catatan Kompas, selama kurang dari tujuh bulan, terjadi 14 kecelakaan kerja akibat konstruksi. Bahkan, dalam dua bulan berakhir, sudah terjadi 4 kecelakaan yang menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 12 pekerja.