Menurut Kunto Aji, musik adalah media katarsis emosi. Hati pendengarnya diharapkan lega seusai menyimak musik.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·2 menit baca
Sebagai penulis musik, Kunto Aji merasa bertanggung jawab menyampaikan emosi melalui karyanya. Biarlah jika nanti pendengarnya menangis seusai menyimak lagunya. Dengan menangis, justru hati sang pendengar jadi lega, legowo, dan semoga siap untuk bangkit.
”Harus disadari bahwa musik itu punya pengaruh ke jiwa seseorang. Walau, ketika bicara masalah spesifik, misalnya kesehatan mental, musik tidak akan jadi obat. Itu selalu kusampaikan ke pendengar. Tapi, musik bisa jadi katarsis (emosi),” ujar Kunto dalam konferensi pers Kahforward di Jakarta, Rabu (18/9/2024).
Kahforward adalah acara yang digelar produk perawatan kulit dan tubuh untuk pria, Kahf, pada 28-29 September 2024, di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta. Acara ini terdiri dari, antara lain, gelar wicara dengan sejumlah pembicara, lokakarya, dan pameran instalasi seni.
Adalah Mantra Mantra (2018), album Kunto yang membuat pendengarnya berurai air mata. Album itu diracik untuk bercerita soal kesehatan mental, penerimaan diri, pengampunan, hingga pelepasan diri dari hal duniawi. Ada sembilan lagu di album tersebut.
Kunto menerima banyak respons dari album ini. Ada pendengar yang akhirnya bisa menangis, melalui proses berduka, bahkan ada yang akhirnya mencari bantuan profesional. Bagi Kunto, karyanya adalah langkah kecil untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di tengah publik.
Karya ini lantas memantik gerakan di tingkat akar rumput. Sejumlah komunitas muncul tak hanya untuk merespons karya Kunto, tetapi juga untuk mendukung mereka yang sedang tidak baik-baik saja.
”Kadang kita lupa mencintai diri sendiri. Ini jadi gerakan besar ketika sekarang banyak orang bikin komunitas untuk saling menguatkan dan support satu sama lain,” ucap Kunto.
Musisi berambut keriting ini menambahkan, musik sejak dulu diciptakan untuk membangun suasana. Musik yang dimainkan saat perang, misalnya, berfungsi untuk memacu adrenalin.
Ada lagi yang menggunakan musik untuk meningkatkan fokus selama belajar atau bekerja. Musik juga bahkan digunakan sebagai sarana terapi pascastroke bagi yang mengalami afasia, yakni hilang atau turunnya kemampuan berkomunikasi karena kerusakan otak.