Kalaupun ke apartemen, pikiran Lini tetap di galeri. Seraya tertawa, perupa itu mengaku sebagai perempuan yang abnormal.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Perupa logam, Lini Natalini Widhiasi, tergolong workaholic lantaran sering lupa waktu jika sedang bekerja. Saat menyiapkan pameran bertajuk Infinity Yin Yang, ia kerap tak melihat jam. Tidur di kamar yang nyaman malah kerap ditampik demi memasang karya di Galeri Nasional Indonesia.
”Saya sampai nginep. Apartemen sudah disediakan, tapi teman saya yang pakai,” ujarnya sambil tertawa seusai membuka pergelaran tersebut di Jakarta, Selasa (3/9/2024). Lini tak peduli meski harus rebahan beralaskan kertas aluminium dengan bubble wrap atau pembungkus bergelembung.
Seniman asal Surabaya, Jawa Timur, itu sampai di Jakarta pada 22 Agustus 2024 dengan menumpang kereta. Sementara itu, karya-karya Lini diangkut dengan tiga truk. ”Saya langsung retouch untuk memasang semua karya. Nah, saya mikir, kenapa enggak langsung tidur. Besok kerja lagi,” ucapnya.
Ia santai saja bermalam dengan bekas kemasan penampang lini masa tersebut. Lini menyewa unit apartemen selama sebulan. ”Saya cuma tidur sekali di kamar. Kalau enggak disuruh balik, ya, di galeri. Memang, sudah kebiasaan. Di rumah, saya juga begitu,” katanya.
Kalaupun ke apartemen, pikiran Lini tetap di galeri. Ia malah menikmati alasnya yang hangat dan empuk untuk beristirahat. ”Tipis, tapi enggak masalah. Saya kerja, ngantuk, tidur, bangun, terus lanjut lagi menyiapkan pameran,” tuturnya.
Teman Lini yang khawatir lalu mengontaknya karena ia belum juga tiba di apartemen hingga subuh. Bagi sang seniman, tidur di galeri ternyata menyenangkan. ”Kalau buat yang normal, enaknya tidur di apartemen. Saya, kan, abnormal,” guraunya seraya terbahak.
Catatan:
Artikel ini merupakan kolaborasi dengan peserta magang harian Kompas, Andrei Wilmar, mahasiswa Jurusan Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara.