Beby tak keberatan untuk mengamati ”stunting”, misalnya di NTT, dengan kasus yang termasuk paling banyak.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·1 menit baca
Pemutaran Indonesia’s Silent Emergency: Stunting in Rural Populations begitu menyentuh Beby Tshabina. Ia diundang untuk menonton dokumenter tersebut di Jakarta, Rabu (28/8/2024). Aktris itu langsung bertekad untuk ikut membangkitkan kesadaran publik mengenai anak-anak yang kekurangan gizi.
”Saya sangat menghargai sudah diajak ngobrol. Terima kasih. Isunya penting, apalagi buat saya yang sudah menikah dan masih muda,” ujarnya. Kepedulian Beby untuk turut mengatasi stunting pun menyala dengan niat mengedukasi teman, kerabat, hingga penggemarnya.
Masih banyak individu yang menganggap stunting bukan persoalan pelik. Beby memandang persepsi tersebut sangat keliru. ”Aku berharap mereka, terutama anak muda, ikut membantu. Urgen banget buat generasi Z dan alfa agar anak cucu ke depan bisa hidup di negara yang lebih maju,” ucapnya.
Ia menganggap judul dokumenter itu, yaitu darurat senyap di Indonesia, sangat pas. Publik perlu mencari tahu tentang masalah tersebut. ”Baru, bisa dibagikan pengetahuan di lingkungan terdekat. Aku sudah tahu isunya hampir dua tahun lalu,” katanya.
Sejak 2023, pemahaman Beby soal stunting lebih dalam seiring pembahasannya yang kian marak. Di Jakarta, masyarakat tentu lebih terpapar informasi. Ia berjanji untuk berbuat lebih banyak dengan upaya persuasi terhadap penontonnya.
”Aku pengin bahas stunting pakai media sosial. Lagi mikirin caranya. Doakan bisa direalisasikan secepatnya,” tuturnya. Beby pun tak keberatan jika digandeng untuk mengamati stunting, misalnya di Nusa Tenggara Timur, dengan kasus yang termasuk paling banyak.