Respons penonton bioskop adalah dambaan pembuat film. Sutradara Timo Tjahjanto menikmati sorak-sorai penontonnya.
Oleh
WISNU DEWABRATA
·2 menit baca
Sebagai pembuat film, terutama film bergenre laga dan berciri khas penuh adegan tembak serta bacok berdarah-darah, Timo Tjahjanto merasa puas jika bisa melihat respons langsung penontonnya. Hal seperti itu baru bisa dirasakan sepenuhnya saat karya-karyanya tayang di layar bioskop.
Saat menonton di bioskop, para penonton bisa langsung hadir dan bereaksi setiap kali ada adegan tertentu, baik yang mengejutkan, menegangkan, menakutkan, maupun mengharukan. Para penonton bisa berteriak, bertepuk tangan, atau bersorak-sorai sebagai bentuk interaksi mereka atas satu adegan.
”Buat saya, bikin film begitu bukan jadi semacam awarding. Namun, justru ketika bisa melihat langsung respons penonton saat mereka bersorak-sorak saat melihat adegan laganya, itu justru jadi kepuasan tertinggi,” ujar Timo dalam wawancara daring, Senin (2/9/2024), di Jakarta.
Film terbarunya, TheShadow Strays (2024), dijadwalkan tayang di sesi Midnight Madness festival film Toronto International Film Festival (TIFF) yang berlangsung 5-15 September 2024 ini. Ini adalah kali kedua film Timo ditayangkan di ajang tersebut. Sebelumnya film Headshot (2016) juga ditayangkan di sesi dan ajang festival yang sama.
”Ada baiknya untuk film streaming, seperti The Shadow Strays, yang kesempatan tayang di bioskopnya terbatas, juga bisa ditayangkan lebih dulu di layar lebar (dalam konteks festival film). Dengan begitu, para penonton yang fanatik dengan genre seperti ini bisa enjoy di big screen dulu,” tutur Timo.
Buat saya bikin film begitu bukan jadi semacamawarding. Namun, justru ketika bisa melihat langsung respons penonton saat mereka bersorak-sorak saat melihat adegan laganya, itu justru jadi kepuasan tertinggi.
Film yang ditulis dan disutradarai Timo ini diproduksi bekerja sama dengan platform tayang video daring berbayar (OTT) Netflix dan menurut rencana bisa dinikmati per 17 Oktober 2024 mendatang. Kerja sama Timo dengan Netflix memproduksi film original juga sudah berlangsung beberapa tahun terakhir, seperti di film The Night Comes For Us (2018) dan The Big 4 (2022).
Menurut Timo, perkembangan film laga di Tanah Air masih menemui sejumlah kendala. Selain karena jumlah penggemarnya relatif kecil jika dibandingkan dengan penikmat film horor, kebanyakan produser film di Indonesia juga masih memandang film laga berbiaya tinggi. Terlebih, terkait masalah teknis, seperti efek-efek spesial praktis yang digunakan dalam setiap proses pengambilan gambar film-film laga.
”Karena jumlah (penggemar) penonton film jenis laga lebih sedikit (dibandingkan horor), saya harus bergantung pada penonton dari luar Indonesia juga,” ujar Timo.