Ichwan Thoha Terharu Sekaligus Tersentil dengan Perhatian Paus Fransiskus
Ichwan Thoha terharu melihat begitu besar perhatian Paus Fransiskus kepada Indonesia.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·3 menit baca
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia membuat perancang mode Ichwan Thoha bangga dan terharu sebab ternyata Paus sangat memperhatikan Indonesia dengan kerukunan dalam keberagamannya.
”Sebagai orang Indonesia, saya sungguh terharu, begitu besar perhatian pemimpin umat Katolik sedunia itu kepada Indonesia. Coba bayangkan, di antara semua negara di dunia, Paus memilih untuk ke Indonesia dan cukup lama di sini,” tutur Ichwan lewat sambungan telepon pada Kamis (5/9/2024) siang di Jakarta.
Ia juga merasa bangga sebagai bangsa Indonesia yang punya kekayaan alam dan keberagaman suku bangsa dengan tradisi masing-masing, namun tetap bisa rukun. ”Tak semua negara punya kekayaan luar biasa seperti negara kita,” sambungnya sambil sesekali terbatuk-batuk.
Ichwan memang sedang kurang sehat. Ia terkena batuk dan demam karena radang tenggorokan sehingga tak bisa leluasa keluar rumah. Kondisi itu membuat dirinya hanya bisa melihat keseruan penyambutan Paus dari media arus utama dan media sosial. Ia menyatakan, andai sedang dalam kondisi sehat, pasti ia sudah ikut berdiri menyambut Paus di tepi jalan seperti banyak warga lain sejak kedatangan Paus pada Selasa (3/9).
Setiap hari, seperti Kamis ini hingga akhir kunjungan Paus pada Jumat (6/9), Ichwan terus memantau acara Paus Fransiskus dari berbagai media. ”Aku melihat siaran langsung dari televisi sambil mengerjakan baju yang akan aku perlihatkan di show-ku nanti di mal Pejaten Village. Senang sekali walau tak bisa melihat secara langsung,” katanya.
Setelah mendengar pesan Paus agar bangsa Indonesia terus menjaga toleransi dengan mengembangkan kerja sama, kesepahaman antarumat beragama, agar Bhinneka Tunggal Ika terus terjaga, Ichwan merasa tersentil. ”Orang di luar kita sangat mengagumi kerukunan dan toleransi kita, tetapi kadang kita sendiri masih suka menjelekkan umat lain, masih mengobarkan SARA,” ujar Ichwan yang risau oleh tindakan intoleransi yang dilakukan pihak tertentu kepada mereka yang minoritas.
Sebagai generasi X, ia juga prihatin melihat banyak anak muda yang kurang memahami makna Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi dasar negara dan semboyan Republik Indonesia. Ichwan mengenang, ketika masih kanak-kanak sampai remaja, generasi sepantarannya harus belajar tentang Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika lewat pelajaran di sekolah, bahkan harus hafal butir-butir Pancasila.
”Memang ada unsur paksaan, hafalin dulu lalu dipelajari lebih dalam lewat pelajaran di sekolah. Kita juga mesti hafal lagu-lagu nasional. Tapi, hasilnya ternyata generasi saya waktu itu enggak ada, tuh, ngafir-ngafirin orang lain. Tidak ada komodifikasi agama untuk bisnis dan kami menjadi cinta Indonesia beneran,” tuturnya.
Ia berharap ada cara efektif untuk mengajak anak muda mau memahami dan mengamalkan butir-butir sila dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Ichwan yang sedang menempuh pendidikan magister (S-2) bidang komunikasi di Universitas Sahid, Jakarta, itu sehari-hari disibukkan juga dengan mengajar, antara lain di LaSalle College, Jakarta. Saat dihubungi, ia sedang mengerjakan baju-baju karyanya untuk ditampilkan dalam pergelaran busana (fashion show) dalam rangkaian acara Twelve Triumphant: 12th Anniversary of Lippo Mall Kemang pada Sabtu (21/9) nanti di atrium Lippo Mall Kemang, Jakarta.
Kali ini, anak bungsu dari 10 bersaudara yang berasal dari keluarga asli Betawi tersebut akan bekerja sama dengan seniman lukis yang masih remaja, Aqil dan Opie Ovie. Ketiganya akan mempersembahkan koleksi berjudul ”Kencan Buta”. Sebanyak 24 tampilan (look) akan mereka hadirkan dengan gaya busana di luar kebiasaan.
”Beranilah tampil beda, hidup terlalu singkat untuk memikirkan gunjingan orang lain,” ujar Ichwan tentang koleksi barunya.