Hikmat dan Ratri bagaikan pebulu tangkis berbeda generasi, tetapi di lapangan mereka sangat kompak demi ”Merah Putih”.
Oleh
WISNU AJI DEWABRATA
·3 menit baca
Final sesama Indonesia atau all Indonesia final pada cabang bulu tangkis nomor ganda campuran klasifikasi SL3-SU5 di Paralimpiade Paris sudah berakhir Senin (2/9/2024), di La Chapelle Arena, Paris, Perancis. Pasangan Hikmat Ramdani/Leani Ratri Oktila mengalahkan kawan berlatih sehari-hari mereka, Fredy Setiawan/Khalimatus Sadiyah, 21-15, 21-16.
Seusai pertandingan, Ratri dan Khalimatus berpelukan, sedangkan Hikmat sujud syukur di lapangan. Di belakang tribune penonton, Hikmat dan Ratri sama-sama mengucurkan air mata. Perasaan mereka campur aduk antara senang karena meraih emas pertama, sekaligus sedih karena harus mengalahkan sahabat mereka.
Kemenangan itu mereka persembahkan untuk orang terkasih. ”Untuk anak saya dan suami. Hari ini suami saya ulang tahun,” kata Ratri dengan mata sembap habis menangis.
”Kemenangan ini khususnya buat orangtua saya. Tadi mereka menonton juga. Tapi, saya belum sempat memberi tahu mereka,” ujar Hikmat juga dengan mata berkaca-kaca.
Perjalanan hidup di luar lapangan menyatukan Hikmat dan Ratri. Keduanya pernah mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan mereka menjadi penyandang disabilitas. Persamaan lainnya, mereka sudah berkecimpung dalam bulu tangkis sebelum kecelakaan terjadi.
Kesamaan klasifikasi disabilitas, yaitu SL4 (keterbatasan gerak pada kaki), membuat mereka mudah menyesuaikan diri. Komunikasi di antara mereka berjalan tanpa hambatan berarti. Mereka bisa saling menutupi kelemahan sekaligus menonjolkan kelebihan masing-masing.
Berbeda dengan nomor tunggal pada bulu tangkis, salah satu kunci kemenangan dalam nomor ganda adalah komunikasi yang baik di antara kedua pemain. Dalam nomor ganda, kemampuan pemain mengendalikan ego serta memahami karakter partner bermainnya sangat penting.
Hampir pensiun
Ratri mengatakan, setelah meraih dua emas dan satu perak dari Paralimpiade Tokyo 2020 dia merasa sudah mencapai puncak prestasi. Dia sempat berpikir untuk menggantung raket saja. Apalagi setelah hamil dan melahirkan anak pada 2022, niat meninggalkan dunia bulu tangkis semakin kuat.
Atlet bulu tangkis asal Riau itu mengurungkan niatnya setelah mendapat partner baru, yaitu Hikmat. Memiliki partner baru membuat Ratri termotivasi. ”Motivasi saya kembali ke lapangan karena punya partner baru yang muda walau awalnya saya sempat tidak percaya diri,” katanya.
Menurut Ratri, dia cocok berpasangan dengan Hikmat. Hikmat telah memberikan motivasi kepada Ratri dengan ambisinya yang besar sebagai anak muda.
Ratri menegaskan, dia telah memutuskan untuk terus menekuni bulu tangkis hingga tiba saatnya pelatih atau pihak National Paralympic Committee (NPC) Indonesia memintanya untuk pensiun. ”Kalau saya belum disuruh pensiun saya belum akan pensiun,” ujarnya sambil tertawa.
Hikmat juga meminta Ratri agar tidak buru-buru menggantung raket. ”Saya cocok dengan Mbak Ratri karena banyak memberikan motivasi di dalam ataupun di luar lapangan. Dia juga baik kepada saya. Mudah-mudahan Mbak Ratri jangan dulu pensiun,” ucap Hikmat.
Wajar jika Hikmat tidak ingin buru-buru ditinggalkan seniornya. Hikmat sangat gembira karena pertama kalinya berhasil menembus Paralimpiade. Dia berharap masih dapat tampil di Paralimpiade berikutnya seperti atlet difabel Indonesia lain yang lebih dari satu kali berlaga di Paralimpiade.
Pasangan baru
Pelatih bulu tangkis Jarot Hernowo mengungkapkan, awal ”perjodohan” Ratri dan Hikmat dimulai setelah Paralimpiade Tokyo 2020 yang diselenggarakan 2021 karena pandemi Covid-19. Hary Susanto, pasangan Ratri saat mendapat emas di Tokyo, memilih menjadi pelatih bulu tangkis.
NPC segera mencari pengganti pasangan Ratri. Saat itu pilihannya adalah dua pebulu tangkis muda dari pelatnas, yaitu Fredy Setiawan atau Hikmat. Pilihan jatuh pada Hikmat karena Fredy sudah berpasangan dengan Khalimatus Sadiyah dan peringkat pasangan Fredy/Khalimatus sudah tercatat di Federasi Bulu Tangkis Internasional (BWF).
Pasangan Hikmat/Ratri baru diturunkan pada awal 2023 ketika mencari tiket untuk lolos ke Paralimpiade Paris. Penampilan pasangan baru itu tidak mengecewakan, terbukti dengan lolosnya mereka ke Paris.
Hikmat/Ratri adalah pasangan yang ditarget untuk membawa pulang medali emas Paralimpiade Paris. Target itu terwujud setelah kontingen bulu tangkis Indonesia hanya mendapatkan satu emas. Tidak mudah menemukan atlet difabel yang berbakat sebagai pemain bulu tangkis. Semoga kekompakan mereka terus bertahan sampai Paralimpiade Los Angeles 2028.
Hikmat Ramdani
Lahir: Tasikmalaya, 25 Maret 2001
Prestasi Paralimpiade:
Medali emas ganda campuran SL3-SU5 Paralimpiade Paris 2024
Medali emas ganda campuran SL3-SU5 Asian Para Games Hangzhou 2022
Leani Ratri Oktila
Lahir: Riau, 6 Mei 1991
Prestasi Paralimpiade:
Medali emas ganda campuran SL3-SU5 Paralimpiade Paris 2024
Medali perak tunggal putri SL4 Paralimpiade Paris 2024
Medali emas ganda campuran SL3-SU5 Paralimpiade Tokyo 2020
Medali emas ganda putri SL3-SU5 Paralimpiade Tokyo 2020