Ernest Prakasa mengapresiasi media massa yang bersuara lantang saat demokrasi terancam.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·1 menit baca
Di tengah ramainya penolakan rencana revisi UU Pilkada, produser dan aktor Ernest Prakasa (42) mengapresiasi media massa untuk bersuara. Apresiasi tersebut Ernest sampaikan dalam bentuk cuitan di X (Twitter), Jumat (23/8/2024).
”Rispek setingginya untuk Kompas yang bersuara lantang hari ini, menyusul Tempo yang sudah lebih dulu bikin gerah kekuasaan,” tulis Ernest singkat. Hingga pukul 17.00, cuitan itu telah mendapatkan 689.000-an views.
Ernest mengatakan, media memang mesti menjunjung sikap netral dan obyektif saat menyampaikan berita. Namun, adakalanya media perlu bersikap saat terjadi situasi genting, termasuk ketika demokrasi terancam.
Menurut saya, media juga perlu mengambil sikap tegas dan meninggalkan hal-hal yang terlalu normatif manakala menemui situasi yang sangat genting seperti ini.
”Menurut saya, media juga perlu mengambil sikap tegas dan meninggalkan hal-hal yang terlalu normatif manakala menemui situasi yang sangat genting seperti ini. Jadi, saya mengapresiasi teman-teman media di tengah panasnya suhu kemarin berani mengambil sikap yang sangat tegas dan jelas di mana mereka berdiri,” kata Ernest, saat dihubungi.
Seperti yang diketahui, berbagai elemen masyarakat berunjuk rasa menolak upaya Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan revisi UU Pilkada, Kamis (22/8/2024), di sejumlah kota di Indonesia. Mereka menuntut agar aturan syarat pencalonan di pilkada tetap merujuk pada putusan Mahkamah Konstitusi yang bersifat final dan mengikat.
Sejumlah artis, sineas, dan komika ikut vokal menolak rencana revisi tersebut dalam berbagai platform, termasuk Reza Rahadian, Joko Anwar, Arie Kriting, Abdurrahim Arsyad, dan Ernest. Ernest aktif menyuarakan pendapat dan menyalurkan informasi tentang unjuk rasa serta perkembangan politik lewat akun X-nya.