Setelah melepas album ”Perak”, band Thee Marloes ambil langkah: mengantar ke penggemar lewat pertunjukan intim.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·2 menit baca
KENNY SOESILO
Band Thee Marloes terbentuk di Surabaya pada 2019. Mereka meluncurkan album perdana bertitel Perak pada Agustus 2024 di bawah naungan label Big Crown Records asal New York, Amerika Serikat.
Trio yang sedang mencuri perhatian kancah musik saat ini, Thee Marloes, merancang pertunjukan intim setelah melepas album perdana, Perak, keluaran pada awal Agustus ini. Band bernuansa soul dan jaz asal Surabaya ini akan melantunkan lagu-lagu dari album itu pada Minggu (1/9/2024) di M Bloc, Jakarta Selatan.
Album Perak berisi 12 lagu yang bertahap mulai dilepas ke penggemarnya sejak 2023. Album ini dibuka dengan lagu ”I Know” yang bercerita tentang kebohongan-kebohongan. Lagu berbahasa Indonesia ”Logika” menyusul berikutnya, tentang hati yang tersiksa dalam irama jaz berbalut psikadelia. Masih banyak cerita lainnya.
Lagu-lagunya tenang meski bertopik kegundahan. Meski liriknya beraroma kehampaan, musiknya cenderung meriah. Selain instrumen ”standar” drum, gitar, dan bas, ada bebunyian flute, atau terkadang terompet, serta perkusi. Nikmat didengar kala sepi, apalagi lagu ”Nona” yang reflektif.
”Kami ingin membagikan apa yang kami lalui di kehidupan ini,” kata vokalis dan kibordis Natassya Sianturi dalam siaran pers yang diterima pada Rabu (21/8/2024). Selain Natassya, trio ini diisi Sinatrya Dharaka pada gitar dan Tommy Satwick di balik perangkat drum.
ADI ABSTRAK
Thee Marloes
Raka, nama panggilan Sinatrya, dan Tommy yang membentuk band ini pada 2019 silam. Mereka berjumpa dengan Natassya ketika sedang bernyanyi di sebuah acara dan langsung terpikat dengan suaranya. Ditambah lagi, referensi musik Natassya yang merentang dari Jackson 5 hingga Erykah Badu dianggap cocok dengan arah musikalitas band ini.
Mereka dikontrak label rekaman Big Crown Records yang berbasis di New York, Amerika Serikat. Label itu yang memproduksi dan mendistribusikan lepasan dan album Perak dalam format piringan hitam, kaset, dan CD. Warna musik yang terkesan antik ini sangat pas dalam format piringan hitam.
”Album ini jadi penyemangat kami dalam bermusik dan membuka pintu kesempatan berpentas,” harap Natassya. Beragam format albumnya telah dijual di toko-toko musik independen di Indonesia. Setiap mereka berpentas, trio ini juga membawa stok untuk dijual.
Salah satu jadwal pentas terdekat mereka adalah pertunjukan intim merayakan peluncuran album pada 1 September di M Bloc. Pertunjukan ini dirancang bareng Thee Marloes, M Bloc, label Big Crown Records, serta manajemen SRM. Tiketnya Rp 150.000 masih tersedia di situs loket.
Masih di bulan yang sama, Thee Marloes dijadwalkan melanglang ke negeri jiran, Malaysia. Di sana, mereka tampil di Ombak Festival yang berlangsung pada 14-15 September di Pantai Desaru, Johor. Thee Marloes akan bersanding dengan nama besar kancah musik internasional seperti Nile Rodgers & Chic, Grace Jones, Macy Gray, dan The Cardigans. Seru sekali.
