Ketergantungan masyarakat modern ke akses internet tinggi. Namun Lukman Sardi merasa jiwanya tenang tanpa itu. Kok bisa?
Oleh
WISNU DEWABRATA
·2 menit baca
Bekerja beberapa waktu di daerah terpencil, di mana sinyal telepon seluler sulit didapat, kadang merepotkan. Hal itu dialami aktor film Lukman Sardi saat proses pengambilan gambar film thriller kriminal Kabut Berduri (2024).
Hal itu diceritakan Lukman, Kamis (11/7/2024), seusai press screening filmnya, yang akan tayang per 1 Agustus 2024 di platform pemutar film daring berbayar Netflix. Sejumlah pemain film lain yang terlibat, antara lain, Putri Marino, Yoga Pratama, Yudi Ahmad Tajudin, Yusuf Mahardika, dan Kiki Narendra.
Proses pengambilan gambar berlangsung di sejumlah tempat di Provinsi Kalimantan Barat, terutama kawasan dekat perbatasan dengan Malaysia. Beberapa tempat itu, seperti Sanggau, Badau, dan Sungai Utik, yang juga menjadi kawasan tempat masyarakat asli suku Dayak Iban tinggal.
Lokasi pengambilan gambar sekaligus tempat para pemain dan kru film tinggal sementara waktu terbilang terpencil. Salah satu lokasi shooting bahkan ada yang harus ditempuh lewat perjalanan darat selama 22 jam nonstop. Kebanyakan jalur utama membelah wilayah yang masih berhutan lebat khas Pulau Kalimantan.
Setiap kali akan shooting di daerah yang sulit atau tak ada sinyal sama sekali, Lukman mengaku pasti akan terlebih dulu mengabari istri dan keluarganya di Jakarta. Proses shooting bisa berlangsung berhari-hari di lapangan.
”Gue bilang ke bini (istri) nanti bakal shooting di daerah enggak ada sinyal, ya? Sorry nih, tiga hari bakal ngilang dari pagi sampe sore. Bukannya kenapa-napa. Soalnya memang enggak bisa ditelepon karena gak ada sinyal. Jangan nanti dipikirnya gue ngapa-ngapain lagi. Ha-ha-ha,” ujarnya.
Walau menantang, Lukman juga mengaku banyak mendapat ketenangan jiwa terbebas dari ketergantungan gawai dan internet. Rasa tenang dan damai seperti itu, menurut dia, sudah sangat lama tak pernah lagi dia rasakan.
Lebih lanjut Lukman juga mengaku terkesan dengan ketulusan dan penerimaan yang diberikan masyarakat suku Dayak Iban terhadap dirinya dan para pemain serta kru film yang lain. Selama di sana, Lukman tinggal dititipkan ke salah keluarga di salah satu rumah yang ada di Rumah Panjang tradisional suku Iban.
Keluarga itu mengurus segala keperluan Lukman, seperti makan dan minum. ”Itu gue kayak dapat semacam orangtua angkat. Mereka masakin kita. Kalau gue enggak ada dan lagi pas gak shooting, mereka nyariin. Rumah panjang itu juga sangat bersih, termasuk kamar mandinya,” ujar Lukman.
Kenangan tentang itu sangatlah berkesan bagi Lukman dan akan selalu dia ingat serta bagikan kepada anak-anak dan keluarganya di rumah. Dia mengaku akan bercerita ada satu tempat, yang membuat dirinya secara pribadi jadi lebih kaya.