Luis de la Fuente membuktikan gelar juara butuh proses konsisten yang panjang demi bentuk skuad terbaik Spanyol.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Sukacita menyelimuti pemain dan pendukung Spanyol di Stadion Olimpiade Berlin, Jerman, setelah mendengar peluit akhir ditiupkan wasit Francois Letexier yang menandakan akhir laga final Piala Eropa 2024, Senin (15/7/2024) WIB. Seusai saling berpelukan, pemain-pemain Spanyol pun berkumpul untuk mengangkat pelatih mereka, Luis de la Fuente (63).
Juru taktik kelahiran kota kecil nan dipenuhi peninggalan bersejarah, Haro, itu telah menyejajarkan dirinya dengan tiga pelatih legendaris lainnya. De la Fuente telah menyamai raihan Jose Villalonga, Luis Aragones, dan Vicente del Bosque yang lebih dulu mempersembahkan ”La Roja” gelar Piala Eropa masing-masing pada edisi 1964, 2008, dan 2012.
Baca Berita Piala Eropa 2024
Ikuti informasi terkini seputar Piala Eropa 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, klasemen, rekap pertandingan, dan lainnya.
De la Fuente pun telah melampaui prestasi tiga legenda tersebut. Pasalnya, ia mencetak rekor untuk membantu Spanyol menuliskan performa terbaik dalam sejarah Piala Eropa. Tujuh pertarungan Piala Eropa 2024—yang dimulai dan diakhiri di Berlin—dimenangi secara murni alias tanpa memerlukan adu penalti.
Jerman adalah satu-satunya tim yang bisa memaksa Spanyol melanjutkan pertandingan hingga babak perpanjangan waktu. Tim-tim raksasa Eropa lainnya, Perancis di semifinal serta Inggris pada partai puncak, tak berdaya menahan Rodri dan kawan-kawan selama 90 menit.
Saya tidak berpikir kami mengalahkan ketidakmungkinan karena saya selalu percaya pada kemenangan. Saatnya kami merayakan gelar ini setelah bekerja keras untuk meraihnya.
Selain rekor 100 persen menang, Spanyol asuhan De la Fuente layak disebut juara sejati. Sebelum mengangkat trofi Henri Delaunay di Berlin, mereka telah mengalahkan tiga mantan juara Eropa, yaitu Italia (2 gelar), Jerman (3 gelar), dan Perancis (2 gelar).
”Saya tidak berpikir kami mengalahkan ketidakmungkinan karena saya selalu percaya pada kemenangan. Saatnya kami merayakan gelar ini setelah bekerja keras untuk meraihnya,” tutur De la Fuente dilansir AS.
Dengan trofi Piala Eropa 2024, pelatih berkacamata itu layak disebut ”Don”. Ia telah menaklukan seluruh turnamen internasional yang diselenggarakan UEFA, Asosiasi Sepak Bola Eropa, yang diikutinya sebagai pelatih. Tak ada pelatih lain yang telah mencapai itu, baik di Spanyol maupun tim nasional lain.
De la Fuente secara bertahap memenangi Piala Eropa U-19 2015, kemudian ketika mendapat promosi ke tim U-21 Spanyol, gelar Piala Eropa U-21 2019 dipersembahkannya. Hanya butuh waktu setengah tahun bagi De la Fuente menangani tim senior Spanyol, gelar Liga Nasional Eropa 2022-2023 telah masuk dalam lemari prestasi La Roja.
Predikat raja Eropa itu pun disempurnakan dengan trofi juara dari Jerman 2024. Itu membuat De la Fuente telah menyamai rekor milik Fernando Santos, eks pelatih Portugal, yang mampu mengawinkan trofi Piala Eropa dan Liga Nasional Eropa.
Roy Keane, legenda Manchester United, menyebut Spanyol adalah tim yang paling pantas menjuarai Piala Eropa 2024. Tidak hanya lebih baik tampil dibandingkan dengan Inggris di final, kata Keane, Spanyol adalah tim dengan penampilan terbaik selama satu bulan di Jerman.
”Mereka memiliki perpaduan yang amat indah melalui kecepatan dan dominasi bola, lalu pemain muda dan berpengalaman. Mereka memiliki pemain bertalenta untuk berprestasi dan bekerja keras untuk mewujudkan itu,” ucap Keane kepada ITV.
Dari ”akar rumput”
Prestasi yang dicapai De la Fuente bersama Spanyol di Piala Eropa 2024 sekaligus mengukuhkan La Roja sebagai negara tersukses di ”Benua Biru” bukan didasari proses instan. Selain sebanyak 26 pemain Spanyol yang merupakan buah dari didikan akademi klub yang tersebar di seantero Spanyol, De la Fuente juga membangun reputasinya sebagai pelatih bertangan dingin dari bawah.
Ia memulai karier pelatih di klub amatir, Portugaleta. Selanjutnya, bergabung dengan tim akademi Athletic Bilbao pada 2001 hingga dipercaya menjadi pelatih Bilbao Athletic, tim yunior Bilbao, yang dipegang sejak 2006 hingga 2011.
Pengalaman menangani pemain-pemain muda di akar rumput serta menjalani laga kompetisi usia dini membuat De la Fuente memiliki bank data melimpah mengenai pemain-pemain berbakat Spanyol. Pemain seperti Rodri, Unai Simon, Fabian Ruiz, Dani Olmo, hingga pencetak gol penentu Spanyol di final, Mikel Oyarzabal, telah dididik De la Fuente sejak masih menangani tim U-19 Spanyol.
Jadi, De la Fuente tidak membangun tim hanya sejak Desember 2022 ketika dirinya ditunjuk menggantikan Luis Enrique sehabis Piala Dunia Qatar 2022. Ia telah membangun kerangka tim Spanyol selama satu dekade ketika sebagian pemain-pemain andalannya masih bermain di kompetisi internasional kelompok umur.
Pemain-pemain itu disempurnakan dengan bakat-bakat baru, seperti Lamine Yamal dan Nico Williams. Tak heran, De la Fuente mampu menghadirkan tim Spanyol terbaik dalam sejarah Piala Eropa.
De la Fuente menyebut latar belakangnya dari akar rumput membuatnya amat menghargai perjuangan pemain-pemain, baik senior maupun yunior, untuk bisa meningkatkan performanya. Itu membuka pintu skuad La Roja seluas-luasnya untuk seluruh pemain tanpa melihat asal klub dan usia pemain.
”Pemain muda yang dilatih dengan talenta, persiapan, dan potensi membutuhkan kesempatan. Anda tidak bisa melihat usia sebab mereka telah menunjukkan potensi mereka setiap akhir pekan di klub mereka bahwa mereka siap berkompetisi di level tertinggi,” ucap De la Fuente.
Rodri, pemain terbaik Piala Eropa 2024, mengamini bahwa prestasi di Jerman bukan dari sebuah proses instan yang dijalani dalam waktu singkat. Ia pun tak ketinggalan memuji peran besar De la Fuente yang telah menemani proses pemain-pemain La Roja sejak remaja.
”Kami menunjukkan mentalitas dengan menjalani laga-laga sulit. Hasil ini adalah berkah dari proses panjang karena banyak dari kami adalah juara (Piala Eropa) level U-17, U-19, dan U-21. De la Fuente memahami apa yang dilakukannya,” kata Rodri, pemain Manchester City, dikutip Marca.
Setelah mengakhiri penantian 12 tahun menjadi kampiun Piala Eropa, De la Fuente memastikan bakal memperpanjang masa baktinya bersama La Roja. Ketika menandatangani kontrak, Desember 2022, durasi kerja De la Fuente hanya hingga Piala Eropa 2024. Fokus De la Fuente selanjutnya menghadirkan kejayaan Spanyol di Piala Dunia 2026. (AFP)