Dwiki Dharmawan memandang Tony kerap dibelit konflik waktu, termasuk saat menyiapkan konser, tetapi senantiasa tenang.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·1 menit baca
Dwiki Dharmawan mengenang ketika penonton konser bertajuk ”The Piano Man”silih berganti menyalami, berfoto bersama, atau sekadar menyapanya. Pergelaran tunggal pentolan band Solid 80, Tony Wenas, itu berlangsung sukses di Jakarta pada awal Juni silam.
Dwiki, misalnya, bersua dengan Addie MS lalu menyampaikan banyak terima kasih atas kehadiran sesama musisi kondang tersebut. ”Mas Addie, ampun, deh. Saya masih harus banyak belajar,” ujarnya disambut senyum lebar suami penyanyi Memes itu.
Ia sungguh gembira mengemban kepercayaan selaku konduktor dengan mengorkestrasi pertunjukan seniornya tersebut. Dwiki memandang Tony tetap kalem meski menghadapi masalah. ”Bisa dibilang, beliau panutan saya,” katanya di sela-sela Rainforest World Music Festival di Kuching, Malaysia, Sabtu (29/6/2024).
Tony, kakak tingkat Dwiki saat kuliah hukum, menyalakan elannya hingga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia. ”Saya mengagumi Tony dengan konsistensi musik sekaligus memimpin perusahaan bonafide. Tony bisa berpikir dengan otak kanan dan kiri yang sama bagusnya,” ujarnya.
Dwiki memandang Tony kerap menghadapi konflik waktu, termasuk saat persiapan untuk menggelar penampilannya, tetapi senantiasa tenang. ”Enggak emosional, padahal waktunya sempit. Mau latihan, ternyata Tony harus ke Amerika atau Papua,” tuturnya.
Suara tinggi Tony juga khas. Ia bernyanyi sekaligus bermain piano yang dianggap tak mudah diselaraskan lazimnya aksi Freddie Mercury, Elton John, dan Billy Joel. ”Di Indonesia, misalnya Oddie Agam. Saya main piano saja bisa, tapi enggak sambil nyanyi,” ujarnya.