Wardiman Djojonegoro, Kado Ulang Tahun dari Saya untuk Saya
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 1993-1998, Wardiman Djojonegoro, berusia genap 90 tahun pada 22 Juni 2024.
Oleh
IGNATIUS NAWA TUNGGAL
·2 menit baca
Bersamaan ulang tahun ke 497 Jakarta, tepatnya 22 Juni 2024, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 1993-1998, Wardiman Djojonegoro, berusia genap 90 tahun. Ketika menghadiri suatu diskusi di Galeri Cemara 6 Museum Toeti Heraty, Rabu (19/6/2024), Wardiman tampak bugar dan selalu tersenyum.
Ketika ditanya resep bagaimana bisa berumur panjang, Wardiman berseloroh, ”Itu karena saya menjadi Ketua Umum Yayasan Puteri Indonesia,” kata laki-laki kelahiran Pamekasan, Madura, itu.
Wardiman yang sudah sejak lama tidak makan nasi dan gemar memakan sayuran, tahu, dan tempe sejak 1998 sampai sekarang menjadi Ketua Umum Yayasan Puteri Indonesia. Jabatan itu membuatnya selalu bertemu generasi muda sehingga dia merasa selalu muda.
”Melalui momentum ulang tahun ke 90 ini, saya ingin mengatakan, masa pensiun itu bukan masa untuk menikmati hidup. Masa pensiun justru masa untuk makin berkarya dan mejaga kesehatan dengan baik,” ujar Wardiman.
Setelah menyelesaikan jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wardiman mengisi masa pensiunnya selama 25 tahun sampai sekarang dengan menjaga pola makan yang baik, Ia juga rajin berolahraga pagi dan menghadiri berbagai undangan.
Di Galeri Cemara 6, Wardiman menghadiri acara bedah buku Aku dalam Budaya: Telaah Teori dan Metodologi Filsafat Budaya. Buku itu disusun dari disertasi doktor filsafat Toeti Heraty pada 1979 berjudul Aku dalam Budaya. Atas disertasi tersebut, Toeti menjadi perempuan pertama di Indonesia yang meraih gelar doktor filsafat. Toeti telah meninggal dunia pada 2021.
Wardiman mengaku tidak begitu mengenal dekat dengan Toeti Heraty. Namun, Wardiman mengenal baik Noerhadi, suami Toeti, dan putra bungsu mereka, Cyril Noerhadi.
Diskusi bedah buku kali ini menjadi rangkaian agenda Pameran Arsip Toeti Heraty dalam rangka peringatan tiga tahun meninggalnya Toeti Heraty. Pameran ini digelar pada 13 Juni hingga 13 Juli 2024.
Selama berjalannya diskusi bedah buku, Wardiman duduk di barisan terdepan dan menyimak paparan narasumber dengan saksama. Para narasumber meliputi Direktur Jenderal Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid; Melani Budianta (penulis, Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia), dan Dhianita Kusuma Pertiwi (kurator pameran arsip Toeti Heraty).
”Saya sekarang sedang menyusun buku tentang Raden Ajeng Kartini. Semoga terbit bulan Juli mendatang dan ini menjadi kado berharga dari saya untuk saya,” ujar Wardiman, yang mengumpulkan dan menerjemahkan sebanyak 179 surat Kartini yang ada di Belanda.