Kesan begitu mendalam dirasakan Butet Kartaredjasa ketika menerima kunjungan Iwan Fals di pameran tunggalnya.
Oleh
IGNATIUS NAWA TUNGGAL
·2 menit baca
Pameran tunggal seni rupa karya Butet Kartaredjasa di Galeri Nasional Indonesia menarik perhatian dan dikunjungi para tokoh nasional. Ini termasuk kunjungan legenda musik Indonesia, Iwan Fals, belum lama ini. Pameran yang bertajuk ”Melik Nggendong Lali” itu berlangsung pada 26 April hingga 25 Mei 2024.
Dari kunjungan Iwan Fals, apa yang paling mengesankan bagi Butet? Ternyata kesan yang begitu mendalam dirasakan Butet ketika Iwan Fals menyatakan begitu senang dengan semangat Butet dalam menuangkan gagasan secara visual.
”Iwan Fals juga meminta saya supaya senam, supaya tetap sehat,” ujar Butet, Minggu (19/5/2024).
Senam yang dimaksud bukan sembarang senam. Ini masih bertalian dengan wirid atau membentuk kaligram, yang semula ditempuh Butet tatkala bertahan dan akhirnya sembuh dari sakit yang dialaminya. Iwan Fals mengajarkan senam kepada Butet dengan menggerakkan dan menulis nama sendiri. Bukan dengan pena atau di atas kanvas, tetapi menggerakkan dan menulis nama dengan organ tubuh kita.
”Iwan Fals mengajarkan senam ini juga kepada orang-orang terdekatnya. Menulis nama sendiri dengan gerakan biji mata kita, dengan gerakan leher, gerakan pinggang, gerakan tangan, atau gerakan kaki. Pokoknya, asal badan kita bergerak,” ujar Butet.
Hal lain yang membuat Butet terkesan, ketika Iwan Fals menyampaikan bahwa dirinya juga melukis. Saat ini Iwan sedang merampungkan galeri privatnya. ”Iwan mau mengundang saya ketika akan membuka pameran lukisan karyanya di galeri privat tersebut,” ujar Butet.
Pameran tunggal Butet yang bertajuk ”Melik Nggendong Lali” ini sebagian besar bermuatan kritik politik. Perbincangan tentang kritik politik di antara Butet dan Iwan Fals pun tak terhindarkan.
Butet melontarkan pertanyaan perihal lagu Iwan berjudul ”Galang Rambu Anarki” yang digubah dengan napas yang baru. Ternyata Iwan Fals menggunakan teknologi mutakhir, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), untuk gubahan lagu lama tersebut.
Teknologi AI merambah ke mana-mana. Mungkin saja, Butet tertarik memanfaatkan AI juga untuk karya-karya terbaru berikutnya, karya-karya terbaru berisi pesan dan kritik politik bagi pemerintahan baru.
Mas Butet, terus sehat dan ditunggu karya berikutnya…. (NAW)