Pada zaman dulu, manusia juga seperti ikan dan angin yang bebas bergerak ke mana saja tanpa paspor.
Oleh
IGNATIUS NAWA TUNGGAL
·2 menit baca
Untuk menunjukkan banyaknya percampuran genetika manusia di belahan bumi ini, aktris Olga Lydia punya cerita. ”Beberapa tahun lalu ada pejabat kita mengatakan kalau ikan di laut tidak punya paspor. Baru-baru ini juga ada yang bilang kalau angin tidak punya paspor,” ujar Olga ketika mengawali sambutan pembukaan pameran seni rupa bertajuk Merayakan Kebersamaan, Kamis (22/2/2024), di Bentara Budaya Jakarta.
Ikan dan angin keluar masuk ke sejumlah negara dengan leluasa tanpa paspor. Begitu pula, manusia pada zamannya pernah seperti itu. Ikan dan angin itu alam. Ikan dan angin bebas bergerak ke wilayah negara mana saja. ”Manusia juga bagian alam,” ujar Olga.
Pada zaman dulu, manusia juga seperti ikan dan angin yang bebas bergerak ke mana saja tanpa paspor. Kemudian, terjadilah percampuran manusia yang beda asal wilayah, beda ras, beda kebudayaan, dan sebagainya.
Olga menyiratkan bangsa China sejak zaman dulu sampai sekarang juga bergerak ke mana saja, ke negara mana saja, termasuk Indonesia. Itu mengapa persebaran peranakan China ada di belahan bumi mana pun.
”Saya enggak yakin, kalau tadi Teguh Ostenrik bilang, ’Saya orang Jawa.’ Mesti dites DNA dulu, pasti ada keturunan dari China karena saya lihat alisnya tebal seperti Judge Bao,” kata Olga. Judge Bao yang dimaksudkan adalah tokoh hakim yang jujur dan adil dalam kisah legenda China.
Teguh Ostenrik menjadi salah satu peserta pameran Merayakan Kebersamaan ini. Semuanya ada 11 peserta untuk pameran yang sekaligus juga untuk merayakan tahun baru Imlek yang jatuh pada 10 Februari 2024 lalu. Selain Teguh Ostenrik, turut serta Andre Tanama, Fatih Jagad Raya Aslami, Galuh Taji Malela, Hanny Wijaya, Nissan Kristiyanto, Putu Sutawijaya, Sarnadi Adam, Sidik W Martowidjojo, Syakieb Sungkar, dan Vy Patiah.
”Saya merasa terhormat ketika diminta untuk membuka pameran ini. Ini mungkin karena muka saya ’imlek’, ya?” ujar Olga.
Olga kemudian menceritakan tradisi perayaan Imlek di China. Sejak dulu perayaan ini lamanya dua minggu sampai pada perayaan Cap Go Meh. Mungkin saja pada zaman dulu kesempatan itu digunakan untuk saling mengunjungi sanak saudara di tempat yang jauh. Mereka masih menggunakan kereta yang ditarik kuda, kerbau, atau sapi, sehingga membutuhkan waktu lama.
Sekarang, sarana transportasi berkembang pesat. Tetap saja ada yang minta perayaannya sampai dua minggu atau bahkan lebih lama lagi, seperti pameran untuk merayakan Imlek ini yang berlangsung hingga 29 Februari 2024 nanti.