Setelah sukses sebagai pemain dengan meraih Piala Citra, aktris Prisia Nasution (39) mengembangkan sayap dengan duduk di bangku sutradara.
Oleh
RIANA A IBRAHIM
·2 menit baca
Prisia Nasution (39) berkaca dari dirinya ketika duduk di bangku sutradara mengarahkan para pemain. Dari serial 12 Hari (2022) hingga film panjang Melukis Luka (2023), Prisia memanfaatkan pengalamannya sebagai pemain untuk bisa menyutradarai.
”Justru karena aku pernah jadi pemain, aku punya perspektif sutradara itu idealnya begini berdasarkan pengalamanku sebagai pemain. Itu aku praktikin saat aku jadi sutradara. Harus begini dan harus begitunya sesuai dengan harapanku saat jadi pemain dulu,” ujar Prisia seusai jumpa pers Jakarta World Cinema Week 2023 di Jakarta, Kamis (19/10/2023).
Salah satu contohnya, ia bernegosiasi dengan Rachel Amanda, pemeran utama dalam film Melukis Luka. ”Jadi, ada adegan nangis. Dari pengalamanku, adegan nangis itu enggak bisa take berulang kali. Take ketiga, itu air matanya udah kering, perasaannya juga udah dibuat-buat. Itu aku ngobrol sama Rachel, kira-kira klimaksnya di mana dan sebaiknya kapan mau close-up atau wide dulu aja,” ujarnya.
Di sisi lain, ia juga harus membagi waktu. Sebab, shooting Melukis Luka yang mengambil latar trauma peristiwa 1998 ini bentrok dengan jadwal shooting-nya sebagai pemain di serial Rencana Besar (2023). Untuk menyiasatinya, ia mengambil libur dua pekan dari serial yang dimainkannya dan merampungkan film.
Pilihan tentang peristiwa 1998 dalam Melukis Luka pun berangkat dari cerita-cerita yang digali dari orang-orang yang dijumpainya ketika pelesiran ke Glodok, Jakarta. ”Di sana itu, makin masuk ke dalamnya ternyata menyimpan banyak luka. Dengan cara ini, aku ingin bertutur tentang cerita mereka lewat caraku,” ujar Prisia.