Konsistensi Desak Made, Ratu Baru Panjat Tebing Indonesia
Pemanjat putri Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi, tak memiliki prestasi mentereng saat direkrut pelatnas, Juli 2020. Namun, dengan ketekunannya, prestasi Desak terus menanjak hingga meraih emas Asian Games 2022.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
Lima tahun lalu, lewat layar kaca Desak Made Rita Kusuma Dewi (22) menyaksikan ratu panjat tebing Indonesia, Aries Susanti Rahayu, meraih emas perseorangan speed putri panjat tebing Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Desak bertekad mengikuti jejak idolanya itu. Kini dia lahir sebagai ratu panjat tebing dalam Asian Games Hangzhou 2022.
Desak menghela napas panjang. Sekian detik kemudian, pemanjat asal Buleleng, Bali, itu berbalik badan untuk bersiap memanjat di line A. Persis di sampingnya, pemanjat China, Deng Lijuan, didukung mayoritas suporter yang memenuhi tribune penonton di seberang arena perlombaan.
Desak tak sedikit pun terpengaruh aura ataupun suara gaduh teriakan suporter tuan rumah. Dia fokus memanjati satu per satu poin pegangan dinding panjat dari dasar hingga puncaknya yang setinggi 15 meter.
Setelah bertarung cukup ketat di awal lomba, Desak bisa mengungguli Deng di separuh jarak perlombaan. Pemanjat kelahiran 24 Januari 2001 itu terus mempertahankan keunggulan hingga akhirnya bisa menyentuh tombol finis. Dia menang dengan waktu 6,364 detik, sedangkan Deng menyusul dengan 6,435 detik.
Desak seketika berteriak kencang sambil mengepalkan kedua tangan, lalu matanya berkaca-kaca dan tersembul senyum tipis sembari bertepuk tangan. Desak yang berpembawaan sangat tenang sejak kualifikasi hingga putaran final yang dimulai dari 16 besar tak kuasa pula meluapkan emosinya setelah memastikan diri meraih emas perseorangan speed putri Asian Games 2022.
”Sebelum kompetisi, saya selalu meyakinkan diri kalau saya sudah bekerja keras, sudah berlatih sedemikian rupa, dan ini puncak yang saya inginkan. Saya selalu berdoa saya bisa dan sayalah juaranya,” ujar Desak sehabis perlombaan yang berlangsung di Shaoxing Keqiao Yangshan Sport Climbing Centre, Provinsi Zhejiang, Selasa (3/10/2023).
Kemenangan multimakna
Desak akhirnya mewujudkan mimpi yang telah dipeliharanya selama lima tahun terakhir, yakni menyamai prestasi Aries yang meraih emas nomor yang sama pada Asian Games 2018. Bahkan, dari segi catatan waktu, Desak memecahkan rekor Asian Games milik Aries dengan 7,612 detik, yang diukir pada Asian Games 2018 di Palembang, 23 Agustus 2018.
Desak melampaui rekor itu sejak membukukan waktu tercepat kualifikasi dengan 6,600 detik pada percobaan kedua di line A dan menajamkannya di final. Catatan waktunya di laga penentuan emas itu sekaligus memecahkan rekor Asia milik Deng (6,47 detik), yang diukir pada seri Piala Dunia 2023 di Villars, Swiss, 2 Juli 2023.
”Saya menonton dari televisi aksi Mbak Aries di Asian Games 2018. Saya kagum melihat kemampuan dan prestasinya. Itu menginspirasi saya agar lebih baik,” kata Desak di sela-sela latihan jelang Asian Games 2022.
Prestasi itu melengkapi performa positifnya setahun terakhir. Setelah hanya meraih dua perunggu dalam seri Piala Dunia 2022, Desak menjadi lebih kuat pada tahun ini. Dia bisa memboyong dua perak dan satu perunggu pada seri Piala Dunia 2023 yang menjadi prestasi terbaiknya sejak pertama kali mengikuti kompetisi tahunan itu pada 2021.
Puncaknya, Desak menjadi kampiun Kejuaraan Dunia Panjat Tebing 2023 di Bern, Swiss, 10 Agustus lalu. Gelar itu menahbiskannya sebagai orang Indonesia pertama yang meraih gelar dunia sejak ajang dua tahunan itu mulai digelar pada edisi Frankfurt, Jerman, 1991.
”Bagi saya, semua kompetisi itu sama pentingnya dan saya selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk diri sendiri dan untuk Indonesia,” ucap Desak.
Bagi saya, semua kompetisi itu sama pentingnya dan saya selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk diri sendiri dan untuk Indonesia.
Namun, misi Desak untuk menyamai prestasi Aries belum tuntas. Setidaknya, dia belum bisa menyumbangkan emas dari estafet speed putri. Dalam final estafet Asian Games 2022, Rabu (4/10/2023), dirinya bersama Rajiah Sallsabillah dan Nurul Iqamah harus puas dengan perak seusai takluk dari tim tuan rumah.
Desak dan kawan-kawan mencatat waktu akumulasi 23,506 detik, sedangkan China membukukan waktu 20,925 detik. ”Mimpi satu ini akan saya pelihara untuk saya wujudkan tiga tahun lagi (di Asian Games Aichi-Nagoya, Jepang, 2026),” kata Desak.
Lembaran baru
Bagi Desak, semua yang telah berlalu tidak boleh terlalu lama dikenang. Kalau gagal, tidak boleh tenggelam dalam penyesalan. Sebaliknya, jika berhasil, tidak boleh larut dalam euforia. Tujuannya agar bisa fokus menatap lembaran baru yang lebih baik.
Lagi pula, Desak menggantungkan sejumlah daftar mimpi di puncak ranting pohon target kehidupannya. Selain mempunyai obsesi mengawinkan emas perseorangan dan estafet speed Asian Games, dia bertekad bisa mengikuti jejak Aries yang memecahkan rekor dunia dengan 6,99 detik pada seri Piala Dunia di Xiamen, China, 19 Oktober 2019.
Saat ini, rekor waktu terbaik Desak masih berselisih 0,124 detik dari pemanjat asal Polandia, Aleksandra Miroslaw, yang memegang rekor dunia dengan 6,24 detik. Miroslaw menajamkan rekor dunia atas namanya sendiri dari 6,25 detik menjadi 6,24 detik pada kualifikasi Olimpiade Paris 2024 zona Eropa di Roma, Italia, 15 September 2023.
Sebagai pemanjat pertama Indonesia yang lolos ke Olimpiade 2024 seusai menjadi juara dunia kemarin, Desak juga ingin menyempurnakan capaiannya dengan membawa pulang emas dari Paris tahun depan. ”Emas Olimpiade adalah puncak prestasi bagi olahragawan di dunia,” katanya.
Desak yang mulai berlatih panjat tebing sejak usia delapan tahun itu dikenal sebagai atlet yang gigih. Dia rutin berlatih lebih awal 30 menit karena sadar tubuhnya lebih lambat panas. Dia mati-matian mengeluarkan tenaga lebih besar agar pull-ups lebih kuat. Itu cara menutupi kelemahannya dalam pull-ups.
Itu rahasia Desak agar terus berprestasi lebih baik. ”Selain ingin sukses sebagai atlet, melalui prestasi, saya pun ingin membanggakan dan membahagiakan orangtua,” tegasnya.
Desak ditarik masuk pemusatan latihan nasional sejak Juli 2020. Dia dipilih pelatih Hendra Basir dari sekian banyak pilihan meski secara prestasi bukan selalu menjadi yang terbaik di level nasional.
Hendra mengungkapkan, Desak dipilih karena memiliki potensi dan tekad besar. Itu pula penentu Desak bakal menorehkan sejarah emas di Paris 2024.
Desak Made Rita Kusuma Dewi
Lahir: Buleleng, Bali, 2001
Tinggi badan: 165 sentimeter
Nomor perlombaan: Perseorangan speed dan estafet speed
Prestasi:
Emas perseorangan Kejuaraan Dunia Panjat Tebing 2023 di Bern, Swiss
Emas perseorangan Asian Games Hangzhou, China, 2022
Emas perseorangan Pekan Olahraga Nasional Papua 2021
Perak estafet Asian Games 2022
Perak perseorangan Kejuaraan Asia 2022 di Seoul, Korea Selatan