Bagi seniman, momen Lebaran menjadi kesempatan memamerkan karyanya dalam bentuk kartu Lebaran spesial.
Oleh
IGNATIUS NAWA TUNGGAL
·2 menit baca
Kartu Lebaran elektronik untuk dibaca di telepon seluler biasanya menampilkan foto diri atau foto bersama keluarga dilengkapi ilustrasi indah beserta kata-kata puitis. Bagi seniman, ternyata berbeda. Mereka lebih senang menampilkan karyanya, salah satunya seniman Heri Dono.
”Gambar kartu Lebaran itu dari lukisan saya yang berjudul ’Selametan Superhero’. Ada tokoh Superman, Captain America, Batman, Gundala, dan Zorro yang sedang membacakan doa untuk selametan,” kata Heri Dono, Rabu (26/4/2023), di Yogyakarta.
Gambar itu ternyata potongan dari lukisan asli yang dibuat pada tahun 2012 di atas kanvas berukuran 200 cm x 150 cm. Pada lukisan itu, di atas karpet di hadapan para superhero terdapat Semar sedang tiduran. Semar digambarkan menjadi superhero, yaitu Supersemar.
Para superhero lainnya sedang mendoakan Supersemar supaya kembali kepada watak aslinya Semar, yakni pengayom rakyat kecil, sekaligus panutan para pemimpin. ”Para superhero mendoakan agar Semar tidak perlu menjadi Supersemar, cukup menjadi Semar saja yang bijaksana,” kata Heri Dono.
Narasi Supersemar seperti ini mungkin menohok elite politik tertentu hingga sekarang. Heri Dono memang bermaksud demikian. Ia ingin menunjukkan sikap kritis terhadap sejarah terkait peristiwa tahun 1965.
Sedikit kisah tentang Heri Dono. Ia memiliki seorang ayah yang menjadi salah satu prajurit Cakrabirawa pengawal Presiden Soekarno. Ayahnya menjadi saksi sejarah lahirnya Supersemar karena ayahnya kebetulan yang membawakan mesin ketik untuk pembuatan surat yang kemudian dikenal Supersemar itu.
Ada karya terkait Semar lainnya. Di Freud Café Gallery Museum of Modern Art Oxford, Inggris, tahun 1996, Heri Dono sempat ingin mementaskan pertunjukan wayang kulit kontemporer dengan lakon Wayang Mendem (The Drunkenness of Semar). Selain itu, juga digelar pameran karya-karya seninya.
Namun, Heri Dono diminta Kedutaan RI supaya menutup pementasan dan pamerannya. Heri Dono juga diminta menarik semua katalog yang sudah telanjur diedarkan. Ia pun diminta segera meninggalkan Inggris dan kembali ke Tanah Air.
Heri Dono pun pulang, tetapi ia tak bisa langsung kembali ke Jakarta karena terlebih dahulu harus menjalani pemeriksaan dan penahanan selama tiga hari di Singapura.
”Kartu Lebaran tahun 2023 dengan lukisan ’Selametan Superhero’ ini memiliki narasi yang panjang dan mendalam,” tutur Heri Dono. (NAW)