Jatuh Bangun Ke Huy Quan di Hollywood
Aktor Amerika Serikat, Ke Huy Quan, sempat berhenti akting selama dua dekade lebih. Ketika memberanikan diri untuk kembali, dia berhasil membawa pulang Piala Golden Globe.
Banyak kejadian pahit menimpa Ke Huy Quan (51). Aktor ini akhirnya mundur dari Hollywood. Layaknya burung phoenix, sekali lagi laki-laki ini bangkit dan bahkan menang sebagai aktor pendukung terbaik di Golden Globe Awards 2023.
Di atas panggung, Quan berdiri seusai menerima piala dalam acara Golden Globe ke-80 di The Beverly Hilton, California, Amerika Serikat, Selasa (10/1/2023). Ratusan pasang mata tamu memandangnya lekat. Mereka terdiam. Suara paraunya lantas memecah keheningan itu.
Sebagai aktor kelahiran Vietnam yang besar di AS, Quan merenungi ganjalan di hati selama bertahun-tahun. Ia memulai karier sebagai aktor cilik di Indiana Jones and the Temple of Doom (1984) garapan Steven Spielberg. Momen itu menjadi pembuka jalan di industri film. Akan tetapi, kariernya ternyata seumur jagung. Kemenangan malam itu menyatakan kebangkitannya.
”Selama bertahun-tahun, saya takut tak punya apa-apa lagi untuk ditawarkan. Bahwa apa yang saya lakukan tidak akan pernah melampaui apa yang saya capai saat masih kecil. Untungnya, lebih dari 30 tahun kemudian, Daniel Kwan dan Daniel Scheinert memberi saya kesempatan lagi,” tutur Quan penuh rasa terima kasih.
Dalam pidato kemenangannya itu, Quan mengapresiasi duo sutradara Everything Everywhere All at Once (2022) itu. Quan membintangi film drama fiksi absurd ini bersama Michelle Yeoh, Stephanie Hsu, dan James Hong. Film ini berhasil mencuri perhatian.
Baca juga: Steven Spielberg, Golden Globe untuk Sang Sutradara
Film itu mengisahkan keluarga imigran China-Amerika. Evelyn Wang (Yeoh) pusing harus mengurus bisnis penatu yang tengah jatuh, pernikahan yang di ujung tanduk bersama Waymond (Quan), dan preferensi seksualitas sang putri, Joy (Hsu).
Saat bisnis mereka diaudit oleh lembaga pajak, Evelyn terlibat dalam saga multisemesta (multiverse). Evelyn harus berusaha agar sebuah sosok kuat tidak menghancurkan multisemesta. Melalui alur cerita yang kompleks, Everything Everywhere All at Once berbicara tentang cinta, keluarga, penerimaan, eksistensialisme, dan identitas Asia-Amerika.
Kritikus film mengapresiasi film ini karena mempresentasikan cerita imajinatif dengan humor nyeleneh. Penampilan semua pemeran dalam film dipuji, termasuk Quan. Selain mendapat piala pertama di Golden Globe, ia sudah menang di 40 ajang penghargaan film lainnya atas perannya sebagai Waymond, sebutlah Gotham Awards dan New York Film Critics Circle Awards.
Hidup imigran
Lahir di Vietnam, orangtua Quan adalah keturunan China. Ayahnya menjalankan perusahaan pembuat kantong plastik dan ibunya adalah seorang pemilik toko. Namun, keluarganya kehilangan segalanya ketika meninggalkan negara itu. Quan tiba di Hong Kong dengan kapal sempit bersama 3.000 pengungsi lainnya.
Dia pergi dengan ayah dan lima saudara kandungnya, sedangkan ibu dan tiga saudara lainnya pergi ke Malaysia. Keluarganya berpisah selama setahun. Mereka bersatu kembali pada tahun 1979 ketika bermigrasi ke AS.
Hidup di AS berat. ”Kami adalah pengungsi. Tidak ada yang menginginkan kami. Mereka akan mengolok-olok ketika kami di sekolah. Membintangi salah satu film terbesar pada tahun 1984 memberi saya dan keluarga saya harapan, keberanian, dan banyak kebebasan,” ujar Quan.
Quan menjadi salah satu wajah dan suara yang kondang di era 1980-an. Dia mencuri perhatian sutradara Spielberg saat audisi. Pada usia 12 tahun, Quan kecil berperan sebagai sahabat karib Harrison Ford, Short Round, dalam Indiana Jones and the Temple of Doom (1984). Ini menjadi salah satu permulaan film blockbuster menunjukkan wajah Asia di layar.
Kami adalah pengungsi. Tidak ada yang menginginkan kami. Mereka akan mengolok-olok ketika kami di sekolah.
Pada 1985, Quan tampil dalam The Goonies sebagai Data. Film ini sukses besar dan menjadi film kultus. Dia mampu membeli rumah untuk keluarganya dan membantu melunasi sebagian utang. Meskipun begitu, Quan selalu merasa seperti orang asing. Krisis identitas terjadi. Saat remaja, Quan sempat mengubah namanya menjadi Jonathan Ke Quan.
Setelah dua film suksesnya, karier Quan melambat. Dia terlibat dalam acara televisi Together We Stand (1986) dan Head of the Class (1991) serta film Breathing Fire (1991) dan Encino Man (1992). Ada juga drama Taiwan The Big Eunuch and the Little Carpenter (1993).
Lama-kelamaan dia sulit mendapat pekerjaan. Pada masa itu, sangat sulit bagi aktor Asia-Amerika untuk mendapatkan peran. Yang tersedia hanyalah peran stereotipe, seperti karakter terpinggirkan atau karakter yang muncul untuk dibunuh.
Berhenti akting
Quan mencoba bertahan. ”Saya tidak pernah menyalahkan siapa pun. Saya pikir saya tidak cukup baik, tinggi, dan tampan. Mungkin akting saya tidak cukup baik, dan itulah mengapa saya tidak mendapatkan peran,” kata Quan.
Pernah ia mengikuti audisi sebuah peran tentara Viet Cong tanpa nama. Dialognya hanya dua baris. Ketika masuk ke ruangan, ia melihat 30 aktor Asia lainnya ikut bersaing atas peran kecil itu. Setelah menunggu seminggu, dia tidak mendapatkan peran itu.
Pada usia 23 tahun itulah Quan tidak lagi melihat masa depan sebagai aktor. Waktu terasa terbuang percuma. ”Saya menghabiskan begitu banyak waktu menunggu di dekat telepon, berharap itu akan berdering, berharap agen saya akan menelepon saya,” ujarnya.
Quan kembali ke sekolah untuk belajar film di University of Southern California. Hidupnya di belakang kamera. Ia bekerja dengan koreografer aksi, Corey Yuen, pada film seperti X-Men dan sebagai asisten sutradara untuk 2046 (2004) karya sutradara Wong Kar-wai.
Lihat juga: Selebritas di Golden Globe Awards ke-80
Seiring waktu berlalu, Quan menyadari sesuatu. Perubahan sedang terjadi. Representasi aktor keturunan Asia-Amerika kian wara-wiri depan layar, seperti yang terlihat pada Crazy Rich Asians (2018). Mereka tidak lagi mendapat peran stereotipe, tetapi peran yang bermakna.
Akhirnya pada usia 49 tahun, Quan memberanikan diri untuk mencoba sekali lagi. Tak lama, dia berhasil mendapatkan peran dalam Everything Everywhere All at Once. Beberapa dekade memang telah berlalu, tetapi pesona Quan yang tulus tetap bersinar di depan layar.
Kepada orang-orang itu, saya harap kisah saya menginspirasi mereka.
Quan pun tengah sibuk dengan beberapa proyek besar mendatang, seperti Loki (2023) dan The Electric State (2024). Ia bertekad untuk memainkan berbagai karakter yang tidak tersedia baginya di masa muda.
”Ada begitu banyak orang di luar sana yang meragukan diri mereka sendiri, yang memiliki impian yang telah mereka tinggalkan atau yang menurut mereka tidak akan pernah menjadi kenyataan. Kepada orang-orang itu, saya harap kisah saya menginspirasi mereka,” tutur Quan. (AP/VARIETY/THE GUARDIAN)
Ke Huy Quan
Lahir: Saigon, Vietnam, 20 Agustus 1971
Penghargaan, antara lain:
- Aktor Muda Pendukung Terbaik kategori Musikal, Komedi, Petualangan atau Drama di Young Artist Awards untuk Indiana Jones and the Temple of Doom, 1985
- Aktor Pendukung Terbaik di Alliance of Women Film Journalists untuk Everything Everywhere All at Once, 2022
- Aktor Pendukung Terbaik di Atlanta Film Critics Circle untuk Everything Everywhere All at Once, 2022
- Aktor Pendukung Terbaik di Golden Globes untuk Everything Everywhere All at Once, 2023