Nia Dinata, Riset Panjang untuk ”Muarajambi Bertutur”
Sepanjang tahun ini, sutradara Nia Dinata meluangkan waktu khusus untuk meriset dan memproduksi film ”Muarajambi Bertutur”. Film itu akhirnya selesai dan akan tayang sebentar lagi.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
Kata-kata Elizabeth Inandiak beberapa tahun silam melekat dalam ingatan sutradara Nia Dinata (52). Kala itu, sang penulis ”Serat Centhini” tersebut bilang mau lebih lama tinggal di Jambi. Nia yang masih awam soal Jambi jadi bertanya-tanya, untuk apa? Rupanya Elizabeth berencana pergi ke Muaro Jambi, satu tempat yang belum sekalipun ia dengar namanya.
Saat itulah awal perkenalan Nia pada Muaro Jambi, situs yang kini berstatus Kawasan Cagar Budaya Nasional. Sejak itulah ia getol mulai mencari tahu segala hal tentangnya. Rupanya, gayung bersambut tatkala ia ditawari membuat film dokumenter tentang Muaro Jambi. ”Akhirnya saya bulatkan tekad, tahun ini saya luangkan waktu khusus untuk riset dan menggarap dokumenter Muaro Jambi,” katanya, dalam Sosialisasi Produksi Webseries Dokumenter Muarajambi Bertutur, di Museum Siginjai, Jambi, Selasa (13/12/2022).
Nia bersyukur, proses produksi film akhirnya tuntas. Bentuknya akan berupa dokumenter berjudul Muarajambi Bertutur yang siap dirilis awal 2013. Kisah warisan budaya yang diangkat lewat perspektif lokal ini diharapkan dapat menduniakan Muaro Jambi, yang tahun ini ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) oleh Presiden.
Muarajambi Bertutur akan mengangkat bagaimana kebesaran peradaban itu di masa lalu serta sudut pandang masyarakat lokal. Ia sadar masih banyak orang yang belum mengenal Muaro Jambi. Maka, film ini diharapkan menjadi momentum mengangkat kisahnya.
Perspektif penduduk lokal yang lahir dan besar di sekitar situs Muaro Jambi, lanjut Nia, sangat menarik. Ia mendapati sejumlah warga lokal yang berperan besar dalam upaya menggaungkan situs tersebut. Ada yang setia mendukung upaya pemugarannya, ada pula yang mengembangkan dari ekonomi kreatifnya, serta ada yang berjuang menjaganya dari ancaman kerusakan hinga pelestarian seni dan budayanya. Lalu, bagaimana akhir kisah filmnya? Tunggu tanggal mainnya awal tahun depan, pesan Nia.