Ratna Ayu Budhiarti, Imaji Puisi
”Jadi, ini bukan terjebak dalam nostalgia,” kata Ratna, yang juga berprofesi sebagai pengajar yoga ini. Sering kali, tuturnya, nostalgia menyimpan serpih-serpih imaji yang kalau ditulis jadi puisi indah.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F05%2F21%2F64eb504e-b47e-4471-b16d-80c1afbd6276_jpg.jpg)
Ratna Ayu Budhiarti
Setiap tahun sejak 2018, penulis Ratna Ayu Budhiarti selalu hadir dalam perhelatan Festival Sastra Internasional Gunung Bintan atau FSIGB di Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Katanya, panggilan itu bisa bertubi-tubi menyusup ke dalam dirinya. ”Itulah kekuatan puisi. Ia memberi imaji tentang banyak hal yang mungkin terpendam dalam ingatan,” kata Ratna, Sabtu (24/9/2022), sehari setelah tiba di Tanjung Pinang.
Kira-kira imaji tentang apa yang menyamar ke dalam bentuk puisi itu? Sambil berbisik, ia katakan, sebenarnya ada hal yang amat pribadi dalam dirinya sehingga ia merasa sangat terhubung dengan kota itu. Ada seseorang, tambahnya, yang dulu sering berkirim surat kepadanya dan menceritakan Kota Tanjung Pinang dengan segala tradisi Melayu yang ada di dalamnya.