Saat nongkrong dengan teman-teman, banyak hal yang dibicarakan, termasuk yang mengadu domba, politik, dan musik. Tissa Biani merasa harus memilah dan memilih mana yang dijadikan teman bergaul.
Oleh
Tri Agung Kristanto
·2 menit baca
”Selamat Hari Lahir Pancasila.” Ucapan selamat itu tertulis di Instagram artis Tissa Biani Azzahra (20) pada 1 Juni lalu, bertepatan dengan hari kelahiran Falsafah Bangsa Indonesia itu. Ia melanjutkan ucapannya dengan ajakan kepada warga untuk menyaksikan acara ”Pancasila Jiwaku” di sebuah stasiun televisi yang dipandu oleh kekasih musisi muda Abdul Qodir Jaelani alias Dul itu.
Pergulatan Tissa dengan Pancasila ternyata tak terjadi saat ia memandu acara saja. Pemain film KKN di Desa Penari itu, Selasa (12/7/2022), tampil menjadi pembicara dalam rangkaian seminar bertemakan ”Semangat Pancasila untuk Dunia” yang diprakarsai Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Untuk seri pertama berlangsung di Studio 1 KompasTV, Jakarta.
Tissa tampil percaya diri meski saat itu pembicara lainnya adalah Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto, diplomat Darmansjah Jumala, dan seja- rawan Bonnie Triyana. Bahkan, dia menyajikan pendekatan yang berbeda, khas anak muda: segar dan keseharian.
Saat ditanya bagaimana menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian, apalagi di era media sosial yang memenuhi kehidupan kini, Tissa pun menuturkan, ”Ada banyak cara untuk membentengi diri kita sendiri. Apalagi saat nongkrong dengan teman-teman, banyak hal yang dibicarakan, termasuk yang mengadu domba, politik, dan musik. Saya harus memilah dan memilih mana yang dijadikan teman bergaul.”
Peraih Piala Citra untuk Pemain Anak Terbaik tahun 2014 itu menambahkan, ”Kita harus menyortir apa yang harus didengarkan dan dibawa ke hati. Di media sosial, kita harus hati-hati dengan hoaks dan bahasa yang mengadu domba. Anak muda harus bijak menanggapi yang ada di media sosial.”
Tissa mengakui, pilihan sikapnya itu tak bisa dilepaskan dari Pancasila. Ia menjadikan dasar negara itu sebagai pedoman agar tak mudah tercabut dari akar budayanya. Pancasila membuatnya menjadi bijak menghadapi keadaan, terutama terkait dengan media sosial. Pancasila bisa menjadi pengingat generasi muda dalam pergaulan saat ini.