Mewaspadai Titik Kemacetan di Jalan Tol Saat Mudik Lebaran 2022
Perjalanan mudik Lebaran tahun ini akan diwarnai kemacetan di ruas jalan tol Trans Jawa. Sejumlah titik kemacetan perlu diwaspadai pemudik.
Kemacetan di saat mudik memang bukan hal baru lagi. Di tiap tahun, ketika arus mudik dan balik Lebaran berlangsung, pemudik yang menggunakan jalur darat sudah terbiasa akan kemacetan ini. Meskipun demikian, sudah dua tahun Lebaran tanpa mudik. Pemudik harus kembali beradaptasi dengan kemacetan jelang Idul Fitri.
Salah satu jalur yang harus diwaspadai terkait kemungkinan terjadinya kemacetan adalah jalan tol. Pasalnya mayoritas pemudik menggunakan mobil pribadi. Menurut Survei Kementerian Perhubungan, mereka akan memilih jalur perjalanan melalui tol.
Sebanyak 24,1 persen pemudik akan menggunakan tol Trans Jawa. Sebanyak 9,2 persen pemudik akan melewati Tol Cipularang, 4,2 persen akan melewati Tol Jagorawi, 3,5 persen akan melewati Tol Jakarta-Merak dan 0,7 persen akan melewati Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi.
Kemungkinan terjadinya kemacetan di jalan tol semakin nyata melihat arus keluar dari tol Jabodetabek. Hal ini dikarenakan Jabodetabek menjadi salah satu wilayah asal pemudik terbanyak. Arus mudik cenderung bergerak dari arah barat ke timur.
Dari hasil perhitungan perkiraan volume kendaraan jalan tol Jabodetabek, tahun ini setidaknya ada 2,83 juta kendaraan keluar dari daerah ini. Angka tersebut meningkat 99 persen dibanding tahun lalu yang hanya 1,43 juta kendaraan.
Bahkan dibandingkan tahun 2019, sebelum pandemi, volume kendaraan arus keluar Tol Jabodetabek tahun ini lebih banyak. Pada 2019, setidaknya 2,52 juta kendaraan keluar Tol Jabodetabek pada mudik Lebaran.
Titik kemacetan
Bagi para pemudik yang mengendarai mobil pribadi ataupun transportasi umum darat, keberadaan tol memang sangat diperlukan dalam perjalanan mudik mereka. Setidaknya, melalui tol, waktu tempuh lebih singkat. Tidak heran jika setiap mudik, tol memang menjadi pilihan jalur utama bagi pemudik via darat.
Apalagi dengan tersambungnya Jawa bagian barat hingga ke Timur dengan Tol Trans Jawa, aksesbilitas antarkota antarprovinsi semakin mudah. Jalur inipun menjadi magnet tersendiri bagi para pemudik. Tidak heran pada 2019, tepat pertama kali Tol Trans Jawa dapat digunakan ketika mudik, sekitar 40 persen dari 4,3 juta pemudik dari Jabodetabek melintasi jalur ini.
Kendati menjadi pilihan utama jalur darat bagi para pemudik, kemacetanpun tidak terelakkan. Meskipun disebut sebagai jalur bebas hambatan, nyatanya kepadatan lalu lintas dan kendaraan tetap terjadi di beberapa titik seperti gerbang tol dan area peristirahatan atau rest area.
PT. Jasa Marga mengidentifikasi potensi beberapa titik kepadatan kendaraan di Tol Trans Jawa. Potensi kemacetan di gerbang tol berada di Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama, GT Kalikangkung, GT Banyumanik, GT Bawen, GT Colomadu, GT Waru Gunung, GT Kejapanan Utama dan GT Singosari.
Selain itu ada beberapa titik yang rawan kemacetan di Tol Trans Jawa pada 2019 yang juga patut diwaspadai. Beberapa diantaranya adalah GT Merak, GT Cikarang Utama, GT Cigombong dan GT Ngawi.
Kemacetan yang berpotensi terjadi di gerbang tol ini disebabkan oleh antrean panjang kendaraan yang bertransaksi untuk dapat melalui jalan tol. Antrean biasanya didominasi kendaraan pribadi.
Jelang lebaran, volume kendaraan yang melintas gerbang tol bisa mencapai dua kali lipat hari biasa. Misalnya pada H-5 Lebaran 2019, volume kendaraan di GT Cikampek Utama mulai pukul 06.00-14.00 WIB mencapai 23.948 kendaraan, jauh melonjak dari volume pada hari biasa yaitu 9.066 unit (Kompas, 31 Mei 2019).
Selain di gerbang tol, berdasarkan pengalaman pada puncak libur panjang sebelumnya, kepadatan kendaraan yang menimbulkan kemacetan juga terjadi di area peristirahatan atau rest area. PT Jasa Marga mengimbau pemudik untuk bersiap atas ,kepadatan kendaraan di Rest Area KM 57A, KM 207A, KM 62B, KM 52 B, KM 379A, KM 424B, KM 754A, KM 753B.
Sebagaimana tujuan dibangunnya, rest area menjadi tempat istirahat utama para pengendara di jalan tol. Di masa mudikpun, banyak pengendara mobil yang sudah merencanakan titik-titik atau lokasi istirahatnya saat perjalanan. Seperti dalam Survei Kementerian Perhubungan, sebanyak 41,2 persen pengemudi mobil berencana akan beristirahat di rest area jalan tol.
Dilihat dari perkiraan jumlah pemudik yang menggunakan mobil, mereka yang berencana beristirahat di rest area jalan tol bisa mencapai 9,4 juta orang. Dengan jumlah tersebut dapat dipastikan kepadatan akan terjadi di rest area.
Apalagi sejumlah rest area menawarkan daya tarik wisata yang mengundang pemudik untuk singgah beriwisata. Misalnya, Rest Area KM 456 Salatiga, Jawa Tengah yang terdiri dari dua bangunan besar disambungkan oleh sky bridge selalu menjadi tempat tujuan persinggahan pengguna jalan tol. Karena desain yang unik dan modern, serta dilengkapi berbagai UMKM, toko-toko, restoran dan kafe, rest area ini selalu ramai pengunjung.
Begitu pula rest area KM 260 B di Brebes, Jawa Tengah yang khas dengan bangunan bekas pabrik gula Banjaratma. Bangunan tua yang diperbarui tersebut berhasil menarik pengguna jalan tol untuk mampir sekadar foto-foto atau menikmati kuliner di kios-kios yang tersedia. Tak heran, meskipun banyak pemudik yang seharusnya tidak melalui jalur tol ini rela mengunjungi rest area demi bisa berwisata di tempat itu.
Antisipasi kemacetan
Kemacetan di sepanjang jalur tol memang menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat setiap pelaksanaan mudik Lebaran. Karena itu sejumlah kebijakan diterapkan guna mengatur lalu lintas serta kelancaran pemudik di jalan tol.
Tahun inipun, pemerintah kembali memberlakukan sejumlah kebijakan yang pada tahun-tahun sebelumnya telah diterapkan seperti rekayasa lalu lintas. Aturan ganjil genap dan sistem satu arah (one way) untuk arus mudik akan diterapkan mulai 28 April 2022 hingga 1 Mei 2022. Aturan tersebut berlaku mulai ruas Tol Jakarta-Cikampek KM 47 hingga Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang (KM 414).
Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan aturan pembatasan operasional angkutan barang dengan berat lebih dari 14.000 kilogram, yang memiliki sumbu tiga atau lebih, atau mobil dengan kereta tempel/gandeng. Peraturan tersebut berlaku mulai 28 April 2022 hingga 1 Mei 2022.
Pemerintah juga menjamin kelancaran arus mudik di jalan tol dengan kompensasi bebas biaya tol jika terjadi kemacetan lebih dari satu kilometer di gerbang tol. Untuk mencegah kepadatan di rest area, waktu istirahat di lokasi tersebut akan dibatasi maksimal 30 menit, lebih cepat dibandingkan tahun 2019 dengan batas maksimal 60 menit.
Tentunya segala upaya ini membutuhkan kerja sama juga dari masyarakat khususnya para pemudik. Pemudik diharapkan mempersiapkan bahan bakar kendaraan, mengecek kondisi mesin mobil dan tarif tol serta memastikan saldo untuk membayar biaya tol untuk mengurangi antrean. Selain itu, pemudik juga diharapkan mempersiapkan perbekalan pribadi untuk perjalanan.
Pemudik juga dapat berpartisipasi mengurangi kemacetan dengan memulai perjalanan lebih awal atau sebelum puncak arus mudik. Diprediksi arus mudik akan melonjak mulai 25 April 2022 dan terjadi puncak arus pada 29 April hingga 1 Mei 2022. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Lika-liku Mudik Lebaran dari Masa ke Masa