Corak Baru Wisata Mandalika dari MotoGP 2022
Keberadaan sirkuit balap motor Mandalika menjadi corak baru wisata di NTB. Mandalika dapat menjadi pusat ”sportainment” atau ”sport tourism” kelas dunia.
Sirkuit Mandalika dan penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2022 menjadi magnet baru pariwisata di KEK Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Keberadaannya menambah corak baru pariwisata Mandalika dan NTB bersama jenis pariwisata lain yang sudah dikenal dunia sebelumnya.
Antrean panjang penukaran tiket MotoGP terlihat di eks Bandara Selaparang dan eks Embarkasi Haji Bandara Internasional Lombok, Rabu (16/3/2022). Calon penonton MotoGP Mandalika 2022 ini menukarkan tiket sementara dengan gelang tiket sebagai syarat menonton kejuaraan balap motor dunia MotoGP pada 18-20 Maret 2022.
Sebanyak 60.000 tiket sudah terjual. Gelaran MotoGP membuat jumlah kunjungan ke Lombok terus meningkat. Diperkirakan, 18.800 penumpang per hari dilayani di Bandara Internasional Lombok pada periode 17-22 Maret 2022. Jumlah tersebut lima kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan rata-rata harian.
Antusiasme terhadap penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2022 ini mengekspresikan penantian panjang masyarakat Indonesia. Akhirnya setelah 25 tahun, Indonesia kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan kejuaraan MotoGP. Sebelumnya, pada 1996 dan 1997, tepatnya di Sirkuit Sentul, Indonesia pernah menyelenggarakan Grand Prix 500 atau GP 500.
Kini, giliran Mandalika menjadi saksi sejarah kejuaraan balap motor bergengsi ini. Setelah secara resmi diumumkan menjadi tuan rumah pada 2019 oleh Dorna Sports, pemilik balapan MotoGP, segala persiapan mulai dari infrastruktur, penjualan tiket, transportasi, hingga SDM dikerahkan. Meskipun pada 2021 penyelenggaraan sempat tertunda karena pandemi, masyarakat dunia dan Indonesia tetap antusias menantikannya.
Penyelenggaraan kejuaraan MotoGP Mandalika 2022 berarti penting bagi pariwisata Indonesia, khususnya KEK Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Melalui penyelenggaraan MotoGP 2022 yang memiliki banyak penggemar, Indonesia dan Mandalika mendapat sorotan dunia. Hal ini menjadi sarana promosi pariwisata yang efektif dengan dampak yang luas.
Tayangan MotoGP pada setiap serinya mampu menarik perhatian penonton lebih dari 432 juta rumah di lebih dari 200 negara. Melalui media sosial dan platform digital, MotoGP menjangkau 30 juta penggemar dengan 12,2 miliar impresi, 3 miliar penonton video, dan 2,5 miliar menit menonton.
Selain itu, penyelenggaraan MotoGP juga memberikan nilai tambah ekonomi. Saat awal rencana pembangunan sirkuit motor balap internasional di Mandalika pada 2017, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperkirakan potensi ekonomi dari agenda besar dunia bisa mencapai Rp 1,3 triliun. Selain itu, nilai liputan media bisa menyalurkan Rp 2,6 triliun (Kompas, 31 Januari 2017).
Magnet
Penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2022 ini telah menjadi target pembangunan sirkuit balap motor yang secara resmi dinamai Pertamina Mandalika International Street Circuit. Selain itu, sirkuit dan juga kejuaraan-kejuaraan dunia yang diselenggarakan di sana ibarat gebrakan dalam pengembangan pariwisata di Mandalika. Direncanakan, sejak 2017 melalui kerja sama ITDC dengan Vinci, pengembang besar dari Perancis, Sirkuit Mandalika dibangun bersamaan dengan pengembangan KEK Mandalika.
Lokasi sirkuit yang berada di dalam KEK Mandalika tentu menjadi magnet khusus bagi dunia internasional. Dengan itu, Mandalika siap bersaing pamor dengan destinasi wisata lainnya di Indonesia, terutama Bali yang sudah lebih dulu dikenal wisatawan.
Meskipun secara jarak berdekatan dan hanya dipisahkan Selat Lombok saja, Mandalika sering kali bergantung nasib pada limpahan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Banyak wisatawan yang baru mengetahui Mandalika dan Lombok setelah berada di Bali.
Padahal, kawasan Mandalika sudah dikembangkan untuk pariwisata sejak 1984. Kompas edisi 8 Februari 1991 mencatat, PT Pengembangan Pariwisata Lombok (Lombok Tourism Development Coorporation/LTDC) tengah mengelola kawasan wisata seluas 500 hektar, termasuk Pantai Seger, Kuta, Lombok. Pantai Seger merupakan salah satu lokasi wisata andalan Mandalika di mana tempat tersebut menjadi lokasi masyarakat melaksanakan tradisi ”bau nyale” atau menangkap cacing di laut.
Sempat mandek beberapa tahun, pada 2008 pengembangan kawasan Mandalika dilanjutkan setelah diambil alih oleh BUMN, yakni Indonesia Tourism Development (ITDC) atau PT Pengembangan Pariwisata Indonesia Persero. Selanjutnya, pada 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan kawasan Pantai Mandalika yang mengawali pengembangan kawasan wisata Mandalika.
Pengembangan kawasan wisata tersebut ditargetkan berlangsung selama 10 tahun dengan biaya sekitar 3 miliar dollar AS atau Rp 27 miliar. Kawasan wisata Mandalika didesain memiliki desa budaya, taman bawah laut, resor mewah, dan lapangan golf (Kompas, 22/10/2011).
Saat itu, Lombok termasuk Mandalika di dalamnya dan Bali direncanakan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Nasional. Selain itu, Mandalika berjajar dengan Tanjung Lesung dan Bangka Belitung juga diprioritaskan dalam program investasi pengembangan tiga kawasan wisata khusus.
Sejumlah infrastruktur dasar pun dibangun demi mempercepat perkembangan kawasan Mandalika. Salah satunya adalah Bandar Udara Internasional Lombok di Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.
Pengembangan Kawasan Wisata Mandalika semakin masif setelah ditetapkannya Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika melalui PP Nomor 52 Tahun 2014. Penetapan KEK Mandalika juga merupakan wujud pengelolaan 10 destinasi unggulan pariwisata yang dimulai pada 2015.
Area KEK ini mencakup 1.175 hektar. Menurut laman kek.go.id, investasi KEK Mandalika pada 2030 ditargetkan mencapai Rp 28,6 triliun. Hingga September 2021, ITDC mencatat total komitmen investasi di KEK Mandalika senilai Rp 17 triliun.
Corak baru
Kehadiran sirkuit dan penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2022 tentu memberikan nilai tambah serta keunikan lagi pada KEK Mandalika dan Lombok Tengah. Menurut data potensi pariwisata Lombok Tengah, terdapat 11 jenis pariwisata yang disuguhkan daerah ini.
Kesebelas itu adalah atraksi kesenian, geologi, industri kerajinan, minat khusus, kuliner, permainan rakyat, wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, wisata sejarah, dan wisata tirta. Maka, dengan adanya sirkuit dan kejuaraan dunia motor balap, Mandalika juga akan dikenal dengan pariwisata olahraga atau sport tourism/sportainment.
Dengan demikian, bertambah pula potensi wisata KEK Mandalika yang telah membuahkan hasil dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lombok Tengah terus meningkat. Data BPS mencatat, jumlah kunjungan wisatawan pada 2017 mencapai 200.483 orang, naik dari tahun 2016 yang mencapai 108.917 orang. Meskipun sempat dilanda bencana gempa pada 2018, jumlah kunjungan wisatawan tetap lebih tinggi dibandingkan dengan 2016, yakni 153.715 orang.
Kontribusi pengembangan wisata Mandalika juga dirasakan pada perekonomian daerah yang terekam dalam tren PDRB sektor penyediaan akomodasi dan makan minum. Pada 2017, nilainya mencapai Rp 199 miliar dan pada 2019 nilainya mencapai Rp 217,4 miliar.
Masyarakat pun turut merasakan dampak positif dari pengembangan kawasan wisata ini. Salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat dari pengelolaan desa-desa wisata.
Desa wisata memang menjadi salah satu fokus pengembangan pariwisata Lombok Tengah yang berorientasi pada komunitas masyarakat. Data pada 2019 menunjukkan, 18 persen dari 127 desa di 12 kecamatan di Lombok Tengah merupakan desa wisata. Selain meningkatkan perekonomian masyarakat dan desa, adanya desa wisata ini membantu masyarakat untuk lebih berdaya dan mampu menjadi pelaku usaha wisata bertaraf internasional.
Baca juga: Antrean Penukaran Tiket MotoGP Mengular
Tidak hanya bagi Kabupaten Lombok Tengah saja, kehadiran kawasan wisata Mandalika juga berkontribusi bagi pengembangan wisata NTB. KEK Mandalika menyumbang 20 persen jumlah wisatawan NTB. Meskipun tidak sebesar kontribusi Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air yang menyumbang 60 persen wisatawan NTB, KEK Mandalika berpotensi menjadi poros wisata baru di NTB.
Keberadaan sirkuit balap motor Mandalika yang digunakan untuk kejuaraan MotoGP Mandalika 2022 akan menjadikan NTB sebagai pusat sportainment atau sport tourism. Hal ini akan menambah corak baru wisata NTB yang sebelumnya telah dikenal dunia sebagai destinasi wisata berbasis budaya, lingkungan (ecotourism), dan wisata halal atau religi. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Ini Dia Lokasi Wisata di Sekitar Sirkuit MotoGP Mandalika