Kritik kepada pemerintah hendaknya didasari pemahaman utuh tentang keadaan negeri, bukan hanya sisi negatif yang berujung pemakzulan presiden yang secara sah terpilih oleh lebih dari 50 persen rakyat Indonesia.
Oleh
Zainoel B Biran
·3 menit baca
KOMPAS/FX LAKSANA AS
Presiden Joko Widodo melayani swafoto komunitas netizen, atlet, dan selebriti di halaman Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (04/08/2018). Dalam kesempatan itu, Presiden meluncurkan program Jalan Terus Indonesia digagas komunitas netizen, atlet, dan selebriti.
Pernahkah Anda bertanya kepada diri sendiri ”siapakah saya?” saat mengemukakan sesuatu kepada orang lain atau publik? Apakah itu hasil pikir yang obyektif, logis, berdasarkan data dan fakta riil? Ataukah lebih terkait perasaan dan kepercayaan subyektif Anda?
Mungkin hal ini sesekali perlu kita pertanyakan kepada diri sendiri. Mudah-mudahan bisa melatih diri kita menjadi orang yang bijak dan jujur dalam menilai diri.
Saya pemaaf! Saya pekerja keras! Saya seorang bapak! Saya Badui! Saya perempuan! Seribu ”saya” bisa dikemukakan. Mudah-mudahan, yang penting, itu hasil pengenalan diri yang sesungguhnya, bukan untuk ”diperhatikan”, ”mengangkat diri”, dan sebagainya.
Dalam tahunan pengalaman kerja saya, tidak ada yang menyatakan dirinya ”saya (orang) Indonesia”. Ragam jawaban itu, apabila dianalisis dengan baik, dapat menunjukkan apa yang ”sentral” dan apa karakteristik utama jati seseorang. Termasuk sudut pandangnya.
Apakah berarti warga masyarakat Indonesia tidak memandang penting dirinya sebagai orang Indonesia?
Hal di atas perlu kita pelajari betul dan temukan jawabannya melalui penelitian mendalam. Adakah kaitan antara rasa keindonesiaan kita dan jati diri kita?
Dalam ”perang informasi”, kini banyak yang tidak berbasis pada cara pikir kita sebagai orang Indonesia yang cinta negeri ini, yang berpegang pada prinsip-prinsip hidup bersama dalam Pancasila.
Kritik kepada pemerintah hendaknya didasari pemahaman utuh tentang keadaan negeri, bukan hanya sisi negatif yang berujung pemakzulan presiden yang secara sah terpilih oleh lebih dari 50 persen rakyat Indonesia.
Jangan hanya kritik, ajukan juga alternatif solusi untuk memperbaiki negeri. Jika penyelesaiannya hanya ”turunkan” Jokowi, kalau perlu hancurkan negeri sendiri dan memusnahkan anak negeri yang berseberangan, akan hilang negeri ”serpihan surga” dari Tuhan untuk kita.
Kita patut bersungguh-sungguh dan bermoral, dengan menyebut nama Tuhan, bertanya kepada diri sendiri ”Indonesiakah saya?” Kalau belum, tinggalkan saja negeri ini! Negeri ini untuk orang yang mencintai dan menyatakan dirinya sebagai (orang) Indonesia.
Zainoel B Biran Psikolog dan Pengamat Sosial, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Indonesia
Teluk Penyu
Suasana Pantai Teluk Penyu di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (27/5/2021).
Teluk Penyu adalah salah satu destinasi wisata di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Keindahan lautnya, Pulau Nusakambangan, dan tempat bersejarah Benteng Pendem, menjadi daya tariknya.
Namun sayang, semua keindahan itu dirusak oleh sampah. Setiap kali saya mengunjungi Pantai Teluk Penyu di sore hari, saya melihat sampah teronggok di mana-mana.
Selain kurangnya kesadaran wisatawan, juga karena kurangnya fasilitas kebersihan. Tempat sampah sangat jarang dijumpai, beberapa hanya milik pedagang setempat.
Saya berharap Pemerintah Kabupaten Cilacap mau menyediakan sarana dan memelihara kebersihan di Pantai Teluk Penyu agar makin banyak pengunjung yang datang.
Putri Rinasari Jalan Kenanga, Sidakaya, Cilacap Selatan
Telepon Mati
DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
Parabola pengendali satelit yang terletak di kawasan Stasiun Pengendali Utama Satelit Telkom Cibinong, Senin (17/4). Telkom meresmikan operasional satelit Telkom 3S yang mereka luncurkan dari Bandar Antariksa Kourou, Guyana-Perancis pada 14 Februari lalu.
Pada 14 dan 15 April 2022 telepon rumah saya mati. Pada 16 April 2022 saya lapor ke Telkom via ponsel. Dijanjikan, Minggu (17/4/2022) petugas akan datang mengecek.
Saat datang, petugas memberi tahu bahwa itu memang dimatikan dari gardu karena kabel akan diganti dengan kabel optik. Hari itu juga kabel diganti dengan kabel optik. Namun, setelah penggantian, telepon masih mati.
Pada 19 April petugas datang lagi, telepon dan internet bisa hidup. Yang ingin saya tanyakan ke Telkom, mengapa tak ada informasi bahwa akan ada penggantian kabel sehingga konsumen bisa antisipasi?
Saya susah berkomunikasi baik gara-gara telepon mati.