Apa Makna Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia?
Kedatangan fisik Paus memang penting. Namun, yang tak kalah penting adalah teladan kemanusiaan Paus (Kardinal Suharyo).
Apa yang bisa Anda pelajari dari artikel ini?
1. Bagaimana sejarah kunjungan Paus ke Indonesia?
2. Mengapa Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia?
3. Seperti apa sosok Paus Fransiskus di benak publik Indonesia?
4. Apa Makna Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia?
5. Apa harapan publik Indonesia atas kunjungan Paus Fransiskus?
Bagaimana sejarah kunjungan Paus ke Indonesia?
Dalam sejarahnya, tiga Paus pernah mengunjungi Indonesia. Sebelum kedatangan Paus Fransiskus ke Tanah Air pada 3-6 September 2024 ini, Indonesia pernah dikunjungi oleh dua Paus, yakni Paus Paulus VI pada 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Ketiga Paus dalam nada yang sama menyampaikan kekagumannya atas keberagaman masyarakat Indonesia dan jiwa persatuan bangsa dalam ikatan dasar negara Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Paus Paulus VI adalah pemimpin Gereja Katolik pertama yang mengunjungi Indonesia. Kunjungannya berlangsung singkat pada 3-4 Desember 1970 di Jakarta. Presiden Soeharto menyambut kedatangan Paus Paulus VI di Bandara Kemayoran.
Ketika itu, Paus Paulus VI mengunjungi Gereja Katedral Jakarta untuk beribadah, bertemu dengan para imam serta biarawan-biarawati Indonesia. Lalu, melakukan pertemuan resmi dengan Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Dalam pertemuan ini, Paus memberikan penghargaan kepada Indonesia yang dinilainya dinamis dan menghormati kebiasaan spiritual.
Salah satu kesan yang disampaikan oleh Paus Paulus VI adalah kekagumannya akan keberagaman agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia. Paus mengatakan bahwa di negara ini berkumpul pemeluk semua agama besar. Masyarakat Indonesia mampu hidup secara berdampingan dalam corak yang begitu beragam. Sebelum meninggalkan Indonesia, Paus Paulus VI menghadiahkan empat ambulans sebagai tanda cinta kasih kepada rakyat Indonesia.
Setelah kunjungan Paus Paulus VI, 19 tahun kemudian Paus Yohanes Paulus II berkunjung ke Indonesia. Kunjungan itu berlangsung pada 8-12 Oktober 1989. Ini merupakan kunjungan resmi kenegaraan pertama yang dilakukan Paus Yohanes Paulus II di Indonesia.
Paus memulai kunjungannya di Jakarta dan memimpin misa kudus di Stadion Utama Senayan. Misa ini dihadiri oleh lebih dari 100.000 umat Katolik seluruh Indonesia. Dalam khotbahnya, Paus mengingatkan kepada seluruh umat Katolik Indonesia melakukan kewajiban sebagai warga negara, di samping memberikan kepada Allah apa yang wajib diberikan kepada-Nya.
Baca juga: Paus Paulus VI ke Indonesia, Kunjungan Takhta Suci Pertama dalam Sejarah
Kemudian Paus melakukan pertemuan dengan Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Dalam pertemuan negara ini, mereka saling bertukar pikiran mengenai keadilan dan perdamaian dunia. Paus Yohanes Paulus II bahkan terkesan dan memuji Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Bahkan, Sri Paus menekankan pentingnya suatu bangsa mempunyai pandangan hidup dan dasar falsafah negara.
Selain memimpin misa di Jakarta, Paus Yohanes Paulus II juga menyelenggarakan misa dan kunjungan di beberapa tempat di Indonesia, yaitu Jakarta, Maumere, Yogyakarta, dan Medan. Ia meninggalkan Indonesia pada 14 Oktober 1989.
Mengapa Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia?
Tahun ini, Paus Fransiskus berkunjung ke Tanah Air dalam rangkaian lawatannya ke Asia, yakni Indonesia, Papua Niugini, Timor Leste, dan Singapura. Ada banyak alasan mengapa Indonesia jadi negara yang pertama dikunjungi, mulai dari misi diplomatik, relasi religus, hingga kesamaan visi persaudaraan dan perdamaian.
Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo dalam wawancara khusus dengan Kompas (6/8/2024), menyampaikan, Indonesia dan Vatikan telah memiliki jejak hubungan yang panjang. Relasi kedua negara telah berlangsung sejak awal kemerdekaan Indonesia. Vatikan termasuk negara yang awal mengakui kemerdekaan Indonesia. Pada 1947, Vatikan sudah memiliki perwakilan di Indonesia.
Dalam kunjungan apostoliknya ke Indonesia, tema yang diangkat Paus Fransiskus adalah faith, fraternity, compassion atau iman, persaudaraan, dan bela rasa. Kardinal Suharyo, menyampaikan adanya pesan mendalam di balik tema ini. Bahwa inti iman sejati adalah persaudaraan dan makna bersaudara adalah bisa berbela rasa, yaitu sikap untuk mau berpihak dan merasakan penderitaan yang sama. Karena itu, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia memiliki banyak makna sebagai negara yang memiliki beragam suku dan agama.
Dalam pidatonya di Istana Negara, Jakarta (4/9/2024), Paus Fransiskus mengungkapkan rasa terima kasih atas undangan dan sambutan ramah Presiden Jokowi. Menurut Paus, Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang luas yang terdiri dari ribuan dan ribuan pulau yang dikelilingi laut yang menghubungkan Asia ke Oseania.
Sebagaimana samudra adalah unsur alami yang menyatukan seluruh kepulauan di Indonesia, demikian pun sikap saling menghargai terhadap kekhasan karakteristik budaya, etnis, bahasa dan agama dari semua kelompok yang ada di Indonesia adalah kerangka yang menyatukan yang membuat Indonesia sebagai sebuah bangsa yang bersatu.
Semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika mengungkapkan realitas beraneka sisi dari berbagai orang yang disatukan dengan teguh dalam satu bangsa. Semboyan ini juga memperlihatkan bahwa, sebagaimana keanekaragaman hayati yang ada dalam negara kepulauan ini adalah sumber kekayaan dan keindahan.
Kerukunan di dalam perbedaan dicapai ketika perspektif-perspektif tertentu mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan bersama dari semua orang dan ketika setiap kelompok suku dan denominasi keagamaan bertindak dalam semangat persaudaraan, seraya mengejar tujuan luhur dengan melayani kebaikan bersama.
Bhinneka Tunggal Ika, keadilan sosial, dan berkat ilahi karenanya adalah prinsip-prinsip hakiki yang bermaksud untuk menginspirasi dan menuntun tatanan sosial. Prinsip-prinsip ini dapat disamakan dengan struktur pendukung, sebuah fondasi yang kokoh untuk membangun rumah. Bukankah kita pasti menyadari bahwa prinsip-prinsip ini sangat sesuai dengan moto kunjungan saya ke Indonesia: iman, persaudaraan, bela rasa?
Seperti apa sosok Paus Fransiskus di benak publik Indonesia?
Tidak hanya bagi umat Katolik, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia memiliki arti penting bagi masyarakat Indonesia. Antusiasme publik Indonesia menanggapi kunjungan Paus tecermin dari hasil jajak pendapat Kompas yang dilakukan pada 19-21 Agustus 2024.
Separuh lebih responden dalam jajak pendapat menyatakan sangat menghormati kunjungan Paus. Dari kelompok responden ini mereka juga sangat mengapresiasi kunjungan tersebut dan merasa sangat bangga Indonesia dikunjungi lagi oleh Paus setelah kunjungan terakhir 35 tahun silam.
Sikap menghormati, mengapresiasi, dan bangga itu tidak hanya diluapkan oleh umat Katolik karena pemimpin tertingginya hadir, tetapi juga diungkapkan oleh masyarakat beragama lain. Terpotret dari hasil jajak pendapat, lebih dari separuh responden (54 persen) yang beragama Islam turut memberikan respons positif tersebut.
Sosok Paus Fransiskus pun dipandang publik Indonesia sebagai tokoh agama dunia yang universal. Hal ini juga terpotret dari hasil jajak pendapat di mana hampir seperempat bagian responden berpendapat demikian. Memori tentang Paus juga dimaknai sebagai pemimpin umat Katolik dan simbol perdamaian sekaligus toleransi antaragama. Sebagian responden pun mengaku mengikuti terus pemberitaan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini.
Apa makna kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia?
Kunjungan diplomatik dan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia sarat dengan pesan moral dan harapan semakin menguatnya persaudaraan dan perdamaian di tengah keberagaman. Hampir sepertiga bagian responden memaknai kunjungan Paus Fransiskus ini sebagai simbol persahabatan dan dialog antarumat beragama di Indonesia.
Kunjungan ini juga dimaknai sebagai penghormatan kepada bangsa Indonesia yang bisa menjaga persaudaraan atas keberagaman yang ada (agama, suku, ras, budaya, dan lainnya). Hal ini disebut oleh sebanyak 27,6 persen responden. Kekaguman atas keberagaman dan kuatnya persatuan itulah yang membuat Paus Fransiskus tertarik datang ke Indonesia.
Baca juga: Pesan Moral dan Harapan dari Kunjungan Paus Fransiskus
Kunjungan ini merupakan pengakuan atas status Indonesia sebagai miniatur keberagaman dan toleransi dunia. Bagian terbesar responden (41,8 persen) menyatakan makna kunjungan Paus Fransiskus ini membawa misi perdamaian antarumat beragama, toleransi, dan penghapusan diskriminasi.
Misi perdamaian dan kemanusiaan Paus Fransiskus ini tecermin pula dari Deklarasi Abu Dhabi, yaitu Deklarasi Persaudaraan Umat Manusia bagi Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Sheikh Ahmad el-Tayeb, Imam Besar Al-Azhar pada 2019. Makna deklarasi ini sangat relevan dengan kepentingan bangsa Indonesia yang beragam dalam hal penganut agama.
Apa harapan publik Indonesia atas kunjungan Paus Fransiskus?
Kunjungan Paus ke Indonesia juga membawa harapan dan penyemangat bagi kehidupan berbangsa. Hasil jajak pendapat memotret, empat dari 10 responden mempunyai harapan kunjungan Paus dapat memberikan inspirasi dan dorongan bagi persatuan dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Sebanyak 40 persen responden juga berharap kehadiran Paus akan menjadikan Indonesia sebagai barometer kehidupan beragama yang rukun dan damai.
Dalam lawatannya ini, salah satu agenda Paus Fransiskus adalah mengunjungi Masjid Istiqlal dan bertemu dengan pemimpin lintas agama. Agenda terpenting lainnya, Paus akan mengunjungi Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral yang merupakan ikon pembelajaran toleransi serta simbol harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia.
Baca juga: Kunjungan Presiden Indonesia ke Vatikan, Promosi Universalitas Nilai Pancasila
Apa yang dilakukan Paus tersebut menjadi contoh nyata akan ajaran cinta kasih dan persaudaraan sebagaimana harapan yang disuarakan oleh seperlima bagian responden di jajak pendapat ini. Sebagian responden lainnya berharap kunjungan Paus Fransiskus ini bisa menggelorakan semangat dialog antaragama yang juga menghasilkan satu gerakan global untuk kemanusiaan.
Paus Fransiskus pernah mengeluarkan ensiklik terkenal ”Fratelli Tutti” atau ”semua saudara” yang dikeluarkan pada September 2020. Ensiklik itu keluar setelah Deklarasi Abu Dhabi. Kini dunia menanti kembali momentum sejarah dari kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia dengan munculnya sebuah deklarasi bersama dengan pemimpin umat beragama di Masjid Istiqlal, Jakarta. (LITBANG KOMPAS)
=======
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Group Pembaca Kompas”Liputan Khusus Kunjungan Paus”. Melalui grup tersebut, Kompas akan mengirimkan rekomendasi bacaan terkait kunjungan Paus Fransiskus. Klik di sini untuk mendaftar dan bergabung.