Wajah Politik Dinasti Banten di Pilkada 2024
Regenerasi politik di Provinsi Banten tergambar dari munculnya dinasti-dinasti baru di Pilkada 2024.
Pemilihan kepala daerah serentak di wilayah Provinsi Banten menjadi panggung regenerasi dari sejumlah keluarga politik di wilayah ini. Selain tiga poros dinasti yang selama ini mewarnai, muncul juga dinasti-dinasti baru yang meramaikan kontestasi.
Regenerasi politik itu tergambar dari nama-nama yang mendaftarkan diri sebagai calon kepala daerah ataupun calon wakil kepala daerah di Pemilihan Serentak 2024 di Banten. Sampai hari penutupan pendaftaran pada 29 Agustus lalu setidaknya sudah ada 24 pasangan calon yang mendaftar.
Dari jumlah tersebut, sebanyak dua pasangan calon terdaftar sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Sisanya, masing-masing 11 pasangan calon, akan berlaga di pilkada kabupaten dan kota di wilayah Banten.
Dari total 24 pasangan calon tersebut, mayoritas menggunakan jalur dukungan partai politik atau gabungan parpol. Hanya tiga pasangan calon yang berlaga dari jalur perseorangan atau independen (non parpol).
Dari hasil penelusuran Litbang Kompas, dari total 24 paslon yang mendaftar di atas, semua jenis pilkada, baik itu pemilihan gubernur, bupati, maupun wali kota, terdeteksi ada ikatan kekerabatan politik di dalamnya. Ini makin menegaskan bahwa Banten tak bisa lepas dari fenomena politik dinasti dan momentum pilkada kerap menjadi pintu regenerasi dari keluarga politik di wilayah ini.
Sejauh ini ada tiga klan atau dinasti politik yang selama ini sudah mengakar di Banten. Pertama, adalah dinasti politik dari jalur tokoh Banten Tubagus Chasan Sochib. Dari dinasti ini yang paling mengawali ada Ratu Atut Chosiyah, mantan Gubernur Banten yang memimpin wilayah ini sepanjang 2017-2022.
Dari jalur dinasti ini, bertebaran nama-nama yang sudah tidak asing lagi berlaga di pilkada serentak nasional 2024 ini. Dari ajang pemilihan gubernur, muncul nama Airin Rachmi Diany yang pernah memimpin Kota Tangerang Selatan periode 2011-2016.
Airin adalah adik ipar Ratu Atut, istri dari adiknya, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan. Saat ini Airin diusung koalisi Golkar dan PDI-P sebagai calon gubernur berpasangan dengan Ketua DPD PDI-P Banten Ade Sumardi.
Selain Airin, dari dinasti ini juga muncul di pilkada kabupaten/kota tahun ini. Putra Ratu Atut Chosiyah, Andika Hazrumy, maju sebagai calon bupati Serang. Sebelumnya, Andika adalah Wakil Gubernur Banten periode 2017-2022.
Andika diusung oleh koalisi Golkar, PKB, PDI-P, Demokrat, dan PPP yang berpasangan dengan Nanang Supriatna yang sebelumnya adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Serang.
Di luar Kabupaten Serang, dua sosok dari dinasti Atut ini juga muncul dan berlaga di pilkada serentak yang pemungutan suaranya akan digelar pada 27 November mendatang. Satu nama adalah Wakil Wali Kota petahana Tangerang Selatan (2016-2021) Pilar Saga Ichsan.
Di pilkada tahun ini, Pilar kembali satu paket maju berpasangan dengan calon wali kota Tangsel, Benyamin Davnie, yang diusung oleh koalisi 17 parpol. Pilar adalah keponakan Ratu Atut atau putra dari adiknya, yakni Ratu Tatu Chasanah yang pernah menjadi Bupati Serang sepanjang 2016-2021.
Satu nama lagi adalah generasi kedua klan Tubagus Chasan Sochib ini adalah Ratu Ria Maryana yang tahun ini maju sebagai calon wali kota Serang. Ratu Ria saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Serang 2019-2024. Ratu Ria adalah adik tiri dari Ratu Atut yang di pilkada kali ini diusung oleh koalisi Golkar, PPP, PDI-P, Demokrat, PKB, Gelora, Prima, Perindo, PKN, dan Partai Buruh.
Baca juga: Penguatan Generasi Kedua Dinasti Politik di Banten
Keluarga Jayabaya
Dinasti politik kedua yang juga berupaya melakukan regenerasi di pilkada tahun ini adalah dari keluarga besar Mulyadi Jayabaya. Mulyadi Jayabaya adalah mantan Bupati Lebak selama dua periode (2003-2013). Pada Pilkada 2013, Mulyadi sukses mengantarkan putrinya, Iti Octavia Jayabaya, menggantikan dirinya sebagai Bupati Lebak. Iti juga memimpin Lebak selama dua periode.
Di pilkada tahun ini, putra Mulyadi Jayabaya, yakni adik dari Iti, Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya, mencoba mengambil alih kembali ”estafet kepemimpinan” dinasti politik keluarganya dengan maju sebagai calon bupati Lebak.
Hasbi berpasangan dengan Amir Hamzah yang merupakan mantan Kepala Bappeda Lebak. Hasbi sendiri sebelumnya dikenal sebagai anggota DPR 2019-2024 dari PDI-P.
Dari keluarga Mulyadi lainnya, yakni putrinya, Diana Drimawati Jayabaya, juga maju di pilkada tahun ini sebagai calon wakil bupati Pandeglang. Diana sebelumnya adalah anggota DPRD Banten 2024-2019 dari PDI-P. Diana maju mendampingi calon bupati dari Partai Golkar, Fitron Nur Ikhsan.
Selain keluarga politik Ratu Atut dan Dimyati Jayabaya, dinasti politik ketiga yang juga mewarnai Banten adalah dari keluarga politik Ismet Iskandar. Ismet adalah Bupati Tangerang dua periode (2003-2013) yang kemudian dilanjutkan oleh putranya, Ahmed Zaki Iskandar, yang juga menjabat selama dua periode (Bupati Tangerang 2013–2023). Di Pilkada 2024 ini, jabatan tersebut coba akan diteruskan oleh adik Zaki, Intan Nurul Hikmah.
Intan yang pernah menjabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang 2009-2014 ini maju sebagai calon bupati Tangerang dengan dukungan Gerindra, Golkar, PKS, PKB, Nasdem, dan PAN. Selain itu, Intan juga didukung oleh enam parpol non-parlemen.
Sama halnya dengan Kabupaten Tangerang yang sepanjang 20 tahun terakhir dipimpin oleh ayah yang kemudian dilanjutkan oleh putranya sebagai bupati, dan tahun ini akan coba direbut kembali oleh putrinya yang lain, demikian juga di Kabupaten Pandeglang. Sepanjang 20 tahun terakhir Pandeglang dipimpin oleh suami yang kemudian dilanjutkan oleh istrinya.
Pada periode 2000-2009, Pandeglang dipimpin oleh Dimyati Natakusumah. Selanjutnya pada periode 2016-2021, istri Dimyati, Irna Narulita, menjadi Bupati Pandeglang.
Di pilkada tahun ini adik Dimyati, Raden Dewi Setiani, maju sebagai calon bupati Pandeglang. Sebelumnya, Dewi adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang. Jika Dewi sukses merebut kursi bupati, keluarga dinasti Dimyati makin kukuh di wilayah ini.
Menariknya, Pilkada Pandeglang ini akan terjadi pertarungan sengit karena Dewi akan berhadapan juga dengan Diana Drimawati Jayabaya, putri dari Mulyadi Jayabaya, klan dinasti keluarga lainnya.
Baca juga: Banten, Dinasti Politik, dan Minimnya Sirkulasi Elite
Dinasti baru
Selain keluarga politik yang sudah relatif mapan berlaga di pilkada tahun ini di Banten, sejumlah nama tokoh yang maju sebagai calon kepala daerah juga memiliki ikatan kekeluargaan dengan tokoh politik nasional.
Di Pilkada Kabupaten Serang, muncul nama Ratu Rachmatuzakiyah yang notabene adalah istri dari Wakil Ketua Umum PAN dan Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto.
Rachmatuzakiyah sebelumnya berkarier sebagai ASN di Kementerian Agama Kabupaten Serang. Di pilkada kali ini, ia maju sebagai calon bupati Serang yang akan berhadapan dengan calon bupati lainnya yang juga berasal dari dinasti Ratu Atut, Andika Hazrumy.
Nama lainnya yang juga muncul adalah calon wakil wali kota Tangerang, Mohammad Fadhlin Akbar, yang notabene adalah putra dari mantan Gubernur Banten Wahidin Halim. Fadhlin mendampingi calon wali kota Tangerang, Faldo Maldini, di pilkada tahun ini dengan dukungan dari PSI, Gerindra, PAN, Nasdem, Garuda, Perindo, dan Partai Buruh.
Dari beredarnya nama-nama yang sudah melekat dengan keluarga politik tertentu dan nama-nama pendatang baru yang juga memiliki ikatan kekeluargaan dengan tokoh politik nasional, Banten tak ubahnya sebagai panggung regenerasi bagi praktik kekerabatan politik.
Pilkada tahun ini kembali menjadi ujian apakah regenerasi politik dinasti akan tetap bertahan atau berganti dengan tokoh lainnya yang juga berpeluang membangun dinasti politik baru. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga :Gibran dan Polemik Dinasti Politik