Potensi dan Celah Koalisi ”Gemuk” Andra-Dimyati
Koalisi ”gemuk” Andra-Dimyati perlu kerja keras untuk mengonversi kekuatan partainya menjadi suara kemenangan.
Dengan dukungan sepuluh partai politik, pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Banten, Andra Soni-Achmad Dimyati Natakusumah, tampak semakin berada di atas angin. Namun, sekalipun memiliki modal dukungan parpol yang sangat kuat, Andra-Dimyati perlu bekerja keras untuk dapat mengonversinya menjadi suara pemilih pada November 2024.
Kurang sebulan jelang pendaftaran peserta pemilihan kepala daerah, dukungan kepada Andra-Dimyati terlihat semakin solid. Tidak tanggung-tanggung, mereka kini diusung tidak kurang dari sepuluh parpol. Kesepuluh partai itu adalah Partai Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PSI, Partai Nasdem, PKS, PKB, PPP, Partai Garuda, dan Partai Prima. Rombongan pengusung Andra-Dimyati ini menamai diri mereka Koalisi Banten Maju (KBM).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Banyaknya parpol yang mendukung Andra-Dimyati menjadi fenomena menarik tersendiri. Sebab, elektabilitas Andra-Dimyati masih terpaut jauh dibandingkan sejumlah sosok potensial lainnya. Hasil survei Litbang Kompas pada Juni 2024 memperlihatkan elektabilitas Dimyati sebesar 1,3 persen, sedangkan Andra Soni belum menjadi pilihan responden.
Di sisi lain, mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany memiliki modal elektabilitas yang sangat kuat. Ia menjadi pilihan hingga 18 persen responden, tertinggi dari seluruh figur lainnya. Tidak heran, kader Partai Golkar ini digadang-gadang menjadi lawan tangguh bagi Andra-Dimyati.
Baca juga: Pilkada Banten, antara Kekuatan Sosok Airin dan Kekuatan Mesin Partai
Mendominasi di semua wilayah
Dengan nilai elektabilitas yang masih relatif kecil, Andra-Dimyati harus mampu mengoptimalkan kekuatan mesin partai politik pengusung. Di atas kertas, parpol anggota KBM tampak nyata mendominasi peta perpolitikan Banten. Hal ini bisa dilihat melalui hasil Pemilu Legislatif DPRD Banten 2024-2029.
Dalam Pemilu Anggota DPRD Provinsi Banten 2024-2029, terdapat 18 partai yang menjadi peserta. Separuh di antaranya kini tergabung ke dalam KBM, sedangkan separuh sisanya merupakan non-KBM. Dengan konstelasi demikian, KBM secara agregat meraih 4.341.449 suara atau 67,3 persen dari total suara sah. Raihan tersebut mengecualikan Partai Prima yang tidak menjadi peserta Pemilu 2024.
Dilihat dari sebaran wilayahnya, KBM tampak unggul di seluruh kabupaten dan kota di Banten. Porsi gabungan suara parpol anggota KBM di tiap kabupaten/kota berkisar 61,4-73,9 persen.
Basis utama massa KBM terlihat mencolok di Kabupaten Lebak, Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang, dan Kota Tangerang. Agregat perolehan suara KBM di kawasan tersebut rata-rata mencakup hingga 71,9 persen dari total suara. Sementara itu, di wilayah Kota Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kota Tangerang Selatan rata-rata jumlah gabungan suara KBM berada di kisaran 64,3 persen.
Bila ditilik dari kekuatan setiap partai, Gerindra menjadi motor utama kekuatan KBM. Partai besutan Prabowo Subianto itu telah memiliki fondasi pendukung yang kuat di provinsi ”Tanah Jawara”. Puncak dominasi mereka di Banten terjadi pada Pileg DPRD Banten 2019. Mereka berhasil menjadi partai pemenang dengan raihan 906.193 suara atau 15,5 persen dari total suara.
Lima tahun kemudian, Gerindra mengalami sedikit penurunan. Partai berlambang kepala burung garuda tersebut menghimpun 886.432 suara atau menyusut 2,2 persen dari pemilu sebelumnya. Hal ini menjadikan Gerindra sebagai partai dengan perolehan suara terbanyak kedua.
Kendati demikian, raihan itu merupakan yang terbesar di antara partai KBM lainnya. Secara penguasaan wilayah, Gerindra adalah partai pemenang di Lebak dan Pandeglang, serta menempati peringkat kedua di Kabupaten Serang.
Baca juga: Menilik Pemilih Potensial Andra-Dimyati di Wilayah Banten
Setelah Gerindra, kekuatan utama KBM berikutnya disokong oleh PKS dengan raihan 773.102 suara. Mereka tampak solid di Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan dengan menjadi partai pemenang di dua kawasan urban itu. Perolehan suara mereka pada tahun 2024 bahkan meningkat hingga 16,9 persen dari tahun 2019.
Pilar kekuatan KBM berikutnya terletak di basis massa Partai Demokrat dan Partai Nasdem. Meski secara umum mereka berada di papan tengah perolehan suara, mereka memiliki pengaruh kuat di Kabupaten Lebak. NasDem dan Demokrat merupakan partai peringkat ke-2 dan ke-3 di wilayah tersebut.
Selanjutnya, partai-partai anggota KBM lainnya terlihat menjadi penopang kekuatan dengan menguasai papan tengah perolehan suara. Walau demikian, PAN tampak berbeda karena sekalipun ia secara umum berada di peringkat 7-9 di tiap kabupaten atau kota, mereka tampak sangat solid di Kota Cilegon. PAN merupakan partai pemenang di kota ujung barat Pulau Jawa tersebut dengan raihan 45.908 suara atau hampir seperlima dari total suara.
Konversi ke dukungan nyata
Meski tampak sangat mendominasi di seluruh wilayah Banten, bukan berarti koalisi “gemuk” pengusung Andra-Dimyati ini tiada celah. Hasil survei Litbang Kompas Juni 2024 menunjukkan, Andra-Dimyati perlu upaya ekstra untuk mengonversi dukungan politik menjadi dukungan nyata bagi mereka pada 27 November nanti.
Pasalnya, Andra-Dimyati rupanya masih kurang dikenal oleh sebagian besar pemilih partai anggota KBM. Tingkat popularitas rata-rata Dimyati Natakusumah di kalangan responden yang memilih PKB, Gerindra, Nasdem, PKS, PAN, Demokrat, PSI, dan PPP pada Pileg DPR RI 2024 berada di kisaran 49,2 persen. Sedangkan, rerata tingkat pengenalan Andra Soni di responden yang sama hanya sebesar 14,4 persen.
Seiring dengan itu, tingkat dukungan yang diterima Andra-Dimyati dari pemilih partai tersebut juga relatif rendah. Rata-rata pemilih pasti (strong voters) Dimyati di kelompok yang sama adalah 3,1 persen, sedangkan rata-rata pemilih mengambang (swing voters) sebanyak 58,4 persen. Di sisi lain, rata-rata jumlah strong voters Andra Soni pada kelompok responden yang sama berada di bawah satu persen, sementara rata-rata swing voters sekitar 58,1 persen.
Menariknya, ketika dibedah lebih dalam, tingkat popularitas Andra-Dimyati tampak lemah di partai mereka sendiri. Sebanyak 88 persen responden pemilih Gerindra mengaku tidak mengetahui Andra Soni. Sementara itu, sebanyak 57,6 persen responden pemilih PKS menjawab tidak mengetahui sosok Dimyati Natakusumah.
Baca juga: Survei Pilkada 2024: Meretas Babak Baru Banten (1)
Fenomena tersebut tentu sangat menarik, mengingat baik Andra Soni maupun Dimyati Natakusumah merupakan elite partai dengan segudang pengalaman karier politik. Andra Soni merupakan anggota DPRD Banten sejak 2014 dan didapuk sebagai Ketua DPRD Provinsi Banten 2019-2024. Ia pun juga merupakan petinggi partai dengan rekam jejak sebagai Sekretaris DPD Gerindra Banten dan berlanjut menjadi Ketua DPD Gerindra Banten sejak pertengahan 2023.
Sedangkan Dimyati merupakan politikus kawakan dengan rekam jejak puluhan tahun di dunia politik. Ia merupakan mantan Bupati Pandeglang dua periode (2000-2005 dan 2005-2009) dan anggota DPR RI tiga periode (2009-2014, 2014-2019, 2019-2024). Tak hanya itu, Dimyati bahkan sempat dipercaya menempati jabatan Wakil Ketua MPR RI pada Juli-Oktober 2014.
Di kalangan partai, Dimyati sebelumnya dikenal sebagai orang penting PPP di Banten. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Pakar PPP Banten pada 2001-2006. Lantas, ia diangkat menjadi Ketua DPW PPP Banten 2006-2011. Tangga elite partai terus dinaikinya dengan dipilih menjadi Ketua DPP PPP pada 2011.
Lalu, pada 2017 Dimyati memutuskan berpindah haluan ke PKS dan berhasil membawa kursi DPR RI pertama untuk partai tersebut di Dapil Banten 1. Meski demikian, identitas PPP rupanya tetap melekat pada Dimyati. Hal ini tampak dari tingkat popularitas Dimyati paling tinggi berada di kalangan responden pemilih PPP, yakni sebesar 57,1 persen.
Mesin politik
Dengan demikian, Andra-Dimyati perlu upaya ekstra untuk lebih mengenalkan pamor dan kiprah mereka kepada publik. Langkah paling utama tentu adalah dengan memaksimalkan kerja mesin politik 10 partai anggota KBM yang dipunggawai dua motor utama, yakni Gerindra dan PKS.
Hal ini rupanya telah disadari oleh Andra Soni. “Gerindra dan PKS saya rasa memiliki kesamaan, yakni memiliki suara yang signifikan, kader partai yang militan, dan bagaimanapun juga PKS adalah kawan lama Gerindra,” paparnya saat ditemui di Kantor DPRD Banten, Kamis (27/6/2024).
Baca juga: Survei Pilkada 2024: Dualitas Unik Pemilih Banten (4)
Ia juga menambahkan bahwa Gerindra sedari awal membawa semangat keberagaman dan kebersamaan. “Dengan demikian, seluruh mesin partai dari elite hingga akar rumput diharapkan dapat digerakkan dengan efektif untuk membangun kesadaran kolektif”, ungkapnya.
Dukungan penuh dari koalisi “gemuk” memang merupakan sebuah modal kuat tersendiri bagi Andra-Dimyati. Persoalan berikutnya adalah kemampuan mereka dalam berkolaborasi untuk memaksimalkan seluruh potensi kekuatan dari basis massa tiap partai koalisi. Dengan demikian, efektivitas mesin partai akan menentukan bagaimana Andra-Dimyati melawan calon lawannya yang sangat populer serta memiliki modal sosial dan kultural yang kuat di kalangan masyarakat Banten. (LITBANG KOMPAS)