Dukungan Kuat Generasi Muda Jawa Tengah untuk Kaesang
Kaesang mendapat dukungan signifikan dari generasi muda jelang kontestasi Pilkada Jawa Tengah 2024.
Kaesang memiliki dukungan yang kuat dari generasi muda Jawa Tengah. Kaesang mendapat dukungan signifikan dari generasi muda. Kendati demikian, ia masih dipertanyakan pemilih rasional Jateng dalam hal kepemimpinan. Sejauh ini, faktor terkuat Kaesang dalam meraih simpati publik umumnya berasal dari kepiawaian komunikasi politik melalui media digital, karakter personal, serta identitas primordial.
Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah 2024 kiranya akan menjadi ajang pertaruhan politik terbesar bagi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep. Namanya masuk ke dalam bursa kepala daerah sejumlah provinsi dan salah satu wilayah yang paling prospektif baginya adalah Jateng.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Hasil survei Litbang Kompas pada bulan Juni 2024 menempatkan nama Kaesang sebagai tokoh dengan elektabilitas tertinggi di Jateng. Dengan elektabilitas sebesar 7,0 persen, ia mengalahkan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Ahmad Luthfi (6,8 persen) dan mantan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin (3,2 persen).
Bila dilihat dari potensi keterpilihan, Kaesang tampak semakin mendominasi dengan 10,8 persen responden menyatakan pasti akan memilihnya (strong voters). Sementara itu, separuh (50,8 persen) lainnya akan mempertimbangkan memilih Kaesang sebagai gubernur Jawa Tengah (swing voters). Nilai ini adalah yang tertinggi dari kandidat lainnya di Jateng.
Baca juga: Survei Pilkada 2024: Menanti Tuah Jokowi di Jateng (16)
Didukung generasi muda
Hasil survei Litbang Kompas memberikan petunjuk bahwa basis pendukung terkuat Kaesang berasal dari generasi muda, yakni generasi Z (di bawah 24 tahun) dan generasi Y (24-40 tahun). Hal ini bisa dilihat dari tingkat popularitas yang sangat kuat di kalangan ini, yakni di atas 90 persen. Sebaliknya, popularitas Kaesang cenderung lemah di kelompok usia tua (atas 41 tahun).
Pola yang serupa ditemui pada tingkat penerimaan Kaesang, yakni tinggi di usia muda, tetapi rendah di usia tua. Setidaknya 80,8 persen responden Gen Z dan 73,6 persen responden Gen Y menyatakan menyukai Kaesang. Sementara itu, hanya 55 persen responden berusia di atas 41 tahun yang menyukainya. Dengan demikian, tidak heran ketika mendapati tiga dari empat (74,1 persen) strong voters Kaesang berasal dari Gen Z dan Gen Y.
Selain dari generasi muda, Kaesang cenderung lebih didukung pemilih perempuan ketimbang laki-laki. Popularitas Kaesang di kalangan perempuan 4,6 persen lebih tinggi. Begitu pula dengan persepsi positif terhadap Kaesang yang 11 persen lebih tinggi di kelompok perempuan. Dukungan yang kuat juga tecermin ketika no voters Kaesang di responden perempuan lebih rendah 6,6 persen dibandingkan dengan responden laki-laki.
Besarnya dukungan dan simpati di kalangan muda tidak bisa dilepaskan dari faktor usia Kaesang yang baru menginjak 30 tahun di bulan Desember nanti. Hal ini membuat Kaesang menjadi representasi kaum muda di kancah politik nasional. Tak hanya itu, Kaesang juga lihai memanfaatkan media digital dalam menjalin komunikasi dengan generasi sepantar.
Hal tersebut dapat dilihat ketika separuh (51,4 persen) responden mengenal Kaesang melalui media sosial, kemudian hampir separuh lainnya (42,9 persen) melalui media massa. Jauh sebelum menjadi seorang politikus, Kaesang memang telah dikenal luas sebagai seorang pengusaha muda dan content creator.
Kepiawaiannya menggunakan jalur komunikasi media digital tampak dari 8,53 juta pengikut yang berhasil ia gaet melalui kanal Youtube, Instagram, dan Tiktok miliknya. Jumlah penikmat kontennya di Tiktok pun selalu menembus angka 1 juta penonton, bahkan ada yang mencapai 31 juta penonton. Menurut data Social Blade, video di kanal Youtube-nya rata-rata ditonton sebanyak 269.910 kali per hari.
Baca juga: Kultur Budaya Jawa dan Beragam Persoalan dalam Dinamika Pilkada Jateng 2024
Popularitas Kaesang yang begitu melejit di kalangan anak muda sangat didukung dengan kedekatannya dengan banyak pemengaruh (influencers) populer. Hal ini dapat dilihat melalui bintang tamu siniar (podcast) ”Depan Pintu” miliknya yang kerap menghadirkan pesohor hits di kalangan generasi muda. Misalnya Coki Pardede, Tretan Muslim, Sarwendah, Fujianti Utami, Reza Arap, Atta Halilintar, dan banyak lainnya.
Keberhasilan Kaesang dalam membawakan diri di media digital inilah yang lantas menjadi fondasi utama nilai jual dirinya di mata masyarakat. Setidaknya satu dari tiga (32 persen) responden yang mengenal Kaesang menilai bahwa keunggulan dirinya terletak pada karakter personalnya, seperti humoris, gaul, merakyat, dan lain sebagainya.
Hal tersebut semakin didukung dengan identitas primordial Kaesang sebagai putra daerah yang dipandang sebagai nilai lebih bagi 16,4 persen responden. Dengan demikian, aspek emosional tampak kentara menjadi basis utama ikatan Kaesang dengan pendukungnya.
Pemilih rasional
Kemudian, bila ditilik dari latar belakang pendidikan, Kaesang tampak lebih dikenal di kelompok berpendidikan menengah (92,4 persen) dan tinggi (90,1 persen). Sementara taraf popularitasnya di responden berlatar pendidikan dasar jauh lebih rendah (72,5 persen).
Menariknya, tingkat persepsi positif dan strong voters terhadap Kaesang lebih besar di kalangan berpendidikan dasar dan menengah ketimbang pendidikan tinggi. Tak hanya itu, sebanyak satu per tiga responden berpendidikan tinggi mengaku tidak menyukai dan tidak akan memilih pria kelahiran Surakarta itu.
Pola serupa ternyata ditemui bila dilihat dari kelompok sosial ekonomi. Tingkat popularitas Kaesang tampak semakin tinggi seiring dengan status sosial ekonomi responden. Hampir seluruh (94,7 persen) responden berstatus sosial ekonomi atas mengetahui Kaesang, paling tinggi dari kategori sosial ekonomi lainnya.
Namun, Kaesang justru paling diterima dan didukung oleh responden dengan status sosial ekonomi bawah. Sebanyak 71,3 persen responden dari sosial ekonomi bawah menyukai Kaesang dan sebesar 13,2 persen golongan ini menjadi strong voters Kaesang. Jumlah ini adalah separuh dari seluruh strong voters Kaesang.
Fenomena itu menyiratkan bahwa kendati sangat populer, Kaesang belum mendapatkan simpati dan dukungan dari pemilih rasional yang berpendidikan tinggi dan berasal dari status sosial ekonomi atas. Hal ini dapat tecermin ketika kelemahan terbesar yang dipersepsikan responden terhadap Kaesang adalah mengenai kinerja dan pengalaman yang masih kurang di bidang politik (21,6 persen).
Baca juga: Elektabilitas Tinggi di Jawa Tengah, Golkar Prioritaskan Ahmad Luthfi, Kaesang?
Kaesang memang boleh dikatakan sebagai pemain baru di dunia politik Indonesia. Geliatnya dalam panggung politik baru muncul sekitar 1,5 tahun yang lalu, yakni ketika ia menyatakan untuk pertama kali ingin terjun ke dunia politik praktis. Kaesang lantas tercatat menjalin komunikasi politik dengan partai terkait prospek menjadi wali kota Surakarta dan Depok pada pertengahan 2023 (Kompas.id, 12/6/2023).
Puncaknya, Kaesang ditetapkan menjadi Ketua Umum PSI pada 25 September 2023. Keputusan ini menuai banyak kontroversi karena hanya berselang dua hari setelah Kaesang resmi menjadi kader PSI. Sejumlah pihak, bahkan dari internal PSI sendiri, menyebutkan bahwa langkah ini adalah upaya untuk membawa partai untuk lolos ke Senayan (Kompas.id, 25/9/2023).
Namun, hasil Pemilu 2024 menyatakan PSI hanya meraih 4.260.169 atau 2,8 persen suara, belum cukup untuk menembus ambang batas 4 persen. Meski demikian, raihan tersebut telah meningkat 60,7 persen bila dibandingkan dengan hasil Pemilu 2019. Boleh dikata, ini adalah satu-satunya prestasi terbesar Kaesang di bidang politik sejauh ini.
Kaesang merupakan fenomena menarik bagi konstelasi politik Indonesia. Sebagai putra seorang presiden aktif, ia banyak menuai polemik terkait dengan isu politik kekerabatan. Meski tidak bisa disangkal bahwa hal itu mendatangkan banyak keuntungan, Kaesang tidak serta-merta hanya berpangku tangan.
Kepiawaian dalam memanfaatkan media digital selama bertahun-tahun dikombinasikan dengan persona politik yang sesuai dengan preferensi mayoritas pemilih, secara nyata berhasil mendulang banyak simpati dan dukungan baginya di Jateng. Kini tinggal bagaimana cara Kaesang memaksimalkan potensinya dengan meyakinkan publik bahwa ia adalah politisi yang cakap, profesional, dan mengabdi untuk rakyat. (Litbang Kompas)