Survei Pilkada Jawa 2024: Membedah Profil Pemilih Khofifah, Siapa Mereka?
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak menerima dukungan tujuh partai politik parlemen di Pilgub Jatim 2024.
Perjuangan Khofifah Indar Parawansa menjadi gubernur Jawa Timur untuk kedua kali bisa jadi tidak seberat kontestasi sebelum-sebelumnya. Dukungan masyarakat di provinsi ini dengan banyaknya partai politik pengusung menjadi kekuatan untuk memuluskan jalannya menuju kursi gubernur untuk periode keduanya.
Sejarah perjalanan pemilihan gubernur Jatim 15 tahun terakhir mencatat, nama Khofifah selalu ada sebagai salah satu kontestan melawan beberapa pasangan calon lainnya. Namun, pada Pilgub 2008 dan 2013 Khofifah dan pasangannya hanya sampai di posisi runner-up, belum berhasil menembus posisi Jatim 1.
Setelah 10 tahun berjuang, pada Pilgub 2018 Khofifah berhasil menduduki kursi Jatim 1 sekaligus menunjukkan bahwa di wilayah ini perempuan bisa menjadi pemimpin dan diterima masyarakat. Bahkan, Khofifah menjadi perempuan pertama yang mampu menduduki posisi gubernur Jatim.
Dalam perjalanan lima tahun kepemimpinannya (2018-2023), Khofifah bersama Emil Elestianto Dardak dinilai berhasil memimpin provinsi di ujung timur Pulau Jawa dengan berpenduduk 41,4 juta jiwa (2023) ini.
Hingga pada kontestasi pilkada serentak 2024 yang akan diselenggarakan pada 27 November, pasangan Khofifah-Emil kembali berlaga untuk periode kedua. Pasangan ini bahkan sudah mengantongi rekomendasi dukungan dari tujuh parpol.
Ketujuh parpol tersebut adalah Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dengan demikian, ketujuh parpol ini menguasai 62 kursi atau setara dengan 51,7 persen dari total kursi DPRD Jatim. Selain tujuh parpol parlemen ini, Khofifah-Emil juga mendapatkan dukungan satu parpol nonparlemen, yakni Partai Perindo.
Total kursi koalisi ketujuh partai tersebut telah memenuhi syarat untuk mengusung calon gubernur dan wakil gubernur. Dalam Undang-Undang Pilkada, syarat pengajuan pasangan calon minimal memiliki 20 persen kursi dari total 120 kursi DPRD Jatim atau 24 kursi.
Sementara masih ada tiga parpol yang belum merekomendasikan atau mengajukan nama untuk maju dalam Pilgub Jatim 2024, yakni Partai kebangkitan Bangsa (PKB), PDI Perjuangan, dan Partai Nasdem.
Tentu, di tengah menanti siapa pasangan calon penantangnya, Khofifah sudah memiliki peluang elektoral yang cukup menjanjikan. Lalu, seperti apa profil pemilih perempuan yang juga menjadi Ketua Umum Muslimat Nadhlatul Ulama ini?
Baca juga: Survei Pilkada 2024: Khofifah-Emil Tunggu Penantang (21)
Elektabilitas
Survei Litbang Kompas periode Juni 2024 di Jatim menunjukkan keunggulan tingkat keterpilihan Khofifah dibandingkan dengan sejumlah tokoh lainnya. Elektabilitas politisi kawakan yang sudah malang melintang sebagai anggota DPR, menteri, dan gubernur ini mencapai 26,8 persen.
Hasil survei juga memotret, kepemimpinan Khofifah sebagai gubernur di Jatim diakui paling baik dibandingkan dengan sejumlah mantan gubernur lainnya. Sebanyak 47,2 persen responden menyatakan demikian. Hal tersebut tentu saja tak lepas dari prestasi dan kerja-kerja baiknya selama menjabat gubernur dalam lima tahun terakhir ini.
Sejumlah penghargaan diraih Khofifah selama menjabat gubernur Jatim. Di antaranya penghargaan Gubernur/Kepala Pemerintahan Provinsi Terbaik pada acara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Award 2019 yang digelar di Bali.
Juga penghargaan Pemimpin Perubahan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Publik. Khofifah dinilai memiliki komitmen besar dalam melakukan perubahan untuk menjaga tata kelola pemerintahan yang bersih, baik, dan transparan.
Karena capaian itu, sebagian besar responden dalam survei Kompas juga menilai dua kelebihan yang menonjol dari sosok Khofifah adalah kinerja atau pengalamannya dalam memimpin.
Hal ini diakui oleh 38 persen responden. Selain itu, keunggulan Khofifah juga dilihat dari karakter personalnya yang berwibawa dan merakyat serta kemampuan kepemimpinannya yang disebut 36 persen responden.
Prestasi yang ditunjukkan Khofifah sebagai perempuan dalam memimpin suatu daerah memengaruhi keputusan politik masyarakat Jatim dalam memberikan dukungan kepada pemimpin perempuan. Hasil survei memotret, tujuh dari 10 responden menyatakan dukungan kepada perempuan untuk menjadi kepala daerah.
Baca juga: Survei Pilkada 2024: Menguji Geokultural Pemilih Jatim (25)
Potret pemilih loyal
Kepuasan atas kinerja-kinerja yang sudah dilakukan Khofifah-Emil lima tahun terakhir membuat Khofifah mendapat dukungan dari semua kalangan. Hal ini terlihat dari hasil survei.
Jika ditelisik lebih dalam menurut semua kategori baik berdasarkan jender, kelompok usia, latar belakang pendidikan, maupun kelompok sosial ekonomi, kecenderungan responden untuk pasti memilih ataupun mempertimbangkan untuk memilih Khofifah lebih besar dibandingkan dengan yang menyatakan tidak memilih. Dukungan yang diberikan lebih dari 70 persen.
Jika dilihat berdasarkan responden yang pasti akan memilih (strong voters), terlihat antara laki-laki dan perempuan seimbang kekuatan dukungannya kepada Khofifah.
Sementara jika dilihat berdasarkan kategori kelompok usia, pemilih loyal paling banyak adalah kelompok usia 24-40 tahun. Empat dari 10 kelompok generasi milenial ini menyatakan pasti akan memilih Khofifah. Kemudian, diikuti generasi X (usia 41-60 tahun) sebanyak 32,3 persen, lalu generasi Z (≤ 23 tahun) sebanyak 20,9 persen.
Besarnya dukungan dari generasi muda kepada Khofifah tak lepas dari sosok Emil yang masih muda yang dinilai bisa menjadi magnet untuk meraup suara dari milenial.
Sementara berdasarkan latar belakang pendidikan, pendukung kuat Khofifah adalah dari kelompok berpendidikan menengah. Lebih dari separuh (51,3 persen) pemilih loyalnya yang berpendidikan menengah menyatakan pasti akan memilih. Diikuti reponden yang berpendidikan dasar sebanyak 31,6 persen dan berpendidikan tinggi 17 persen.
Di samping itu, jika dilihat berdasarkan kelompok sosial ekonomi, hasil survei mendapat gambaran pemilih pasti Khofifah yang besar berasal dari kelas sosial ekonomi bawah (46,8 persen) dan menengah bawah (38 persen). Khofifah juga masih memiliki peluang yang cukup signifikan dari responden yang menyatakan akan mempertimbangkan akan memilih.
Menariknya, menanggapi pertanyaan ”pasti/mempertimbangkan memilih” Khofifah jika mengikuti Pilgub Jatim 2024, Khofifah juga mendapatkan dukungan yang signifikan (76 persen) dari kelompok bukan pendukungnya. Bahkan, sebanyak 26,8 persen di antaranya menyatakan pasti akan memilih.
Potret pemilih inilah yang potensial digarap untuk meningkatkan keterpilihan Khofifah, apalagi masih separuh responden yang belum menyatakan pilihan politik.
Elektabilitas dari koalisi partai yang mesinnya siap bekerja serta figur ketokohannya semakin memuluskan jalan Khofifah untuk bertarung lagi mempertahankan kursi guburnur Jatim.
Baca juga: Isu Kesejahteraan ”PR” Utama Pemimpin Jatim (23)
(Litbang Kompas)