Survei Pilkada 2024: Khofifah-Emil Tunggu Penantang (21)
Khofifah-Emil memimpin survei keterpilihan Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2024.
Daya tarik Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak bagi warga Jawa Timur masih terbilang besar. Kendati demikian, peluang hadirnya para penantang yang didukung partai politik masih terbuka lebar di Pemilihan Gubernur Jatim 2024.
Daya tarik itu terbaca dari hasil survei Kompas periode Juni 2024. Meskipun separuh responden cenderung belum menentukan pilihan, sosok mantan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menempati posisi teratas dengan tingkat keterpilihan mencapai 26,8 persen.
Di posisi kedua ada nama Tri Rismaharini, Menteri Sosial yang juga mantan Wali Kota Surabaya dua periode, dengan dukungan 13,6 persen. Praktis hanya dua nama perempuan pemimpin ini yang meraih tingkat keterpilihan terbilang signifikan, lebih dari 10 persen.
Setelah keduanya, ada mantan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak yang sudah memastikan diri maju lagi sebagai calon wakil gubernur mendampingi Khofifah. Ia meraih dukungan 3,8 persen.
Selanjutnya, secara berturut terdapat sosok mantan Wakil Gubernur Jatim dua periode Saifullah Yusuf, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, dan mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jatim Marzuki Mustamar. Dukungan warga kepada sosok-sosok itu masih di bawah 2 persen.
Terbilang tingginya elektabilitas Khofifah dan Emil tidak lepas dari posisi keduanya sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim di periode sebelumnya. Ditambah lagi kedua nama ini juga sudah mengantongi dukungan dari sejumlah partai politik untuk maju kembali sebagai pasangan calon di pilkada nanti.
Saat ini, tujuh dari 10 parpol peraih kursi di DPRD Jatim hasil Pemilu 2024 menjadi pendukung sekaligus menguatkan posisi politik petahana.
Ketujuh parpol yang mengusung pasangan Khofifah-Emil itu adalah Partai Gerindra yang menguasai 21 kursi di DPRD Jatim, kemudian Partai Golkar (15 kursi), Partai Demokrat (11 kursi), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang punya 5 kursi, Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 5 kursi, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang punya 4 kursi, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan 1 kursi. Selain ketujuh partai politik di DPRD ini, pasangan Khofifah-Emil juga didukung satu partai nonparlemen, yakni Partai Perindo.
Parpol-parpol di koalisi pengusung Khofifah-Emil ini tak ubahnya sebagai kelanjutan dari Koalisi Indonesia Maju di tingkat nasional yang pada saat pemilihan presiden lalu mengusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Di Pilkada Jatim tahun ini, koalisi itu bertambah kekuatannya dengan bergabungnya PPP dan PKS.
Baca juga: Siapa Cagub Penantang Khofifah di Jatim?
Dukungan parlemen
Dukungan parpol kepada Khofifah-Emil Dardak sudah mencapai 62 kursi dari total 120 kursi DPRD Jatim 2024-2029 hasil Pemilu 2024. Dari total kursi itu, artinya koalisi tujuh parpol ini sudah mengantongi 51,7 persen kursi di legislatif, lebih dari cukup untuk memenuhi syarat pengajuan pasangan calon di pilkada.
Di sisi lain, ada tiga parpol peraih kursi DPRD Jatim, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan raihan 27 kursi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan 21 kursi, dan Partai Nasdem (10 kursi). Total dari ketiga partai politik ini 58 kursi atau 48,3 persen dari total kursi DPRD Jatim.
Apabila koalisi dari ketiga parpol ini terjadi, berpeluang menandingi pasangan Khofifah-Emil. Namun, sampai saat ini ketiga parpol tersebut belum resmi mengajukan pasangan calon gubernur.
Apabila dikalkulasi, dari ketiga parpol itu berpotensi melahirkan dua skenario. Pertama, ketiganya menjadi satu poros koalisi. Kedua, dari tiga parpol ini bisa melahirkan dua poros koalisi.
Jika menjadi dua poros koalisi, peluang poros pertama bisa lahir dari PKB yang secara mandiri sudah mengumpulkan 22,5 persen kursi DPRD Jatim, melebihi syarat 20 persen kursi untuk bisa mengajukan pasangan calon.
Poros berikutnya bisa lahir dari PDI-P yang meraih 17,5 persen kursi. Namun, PDI-P harus menambah dukungan parpol lain, yaitu Nasdem yang memiliki 8,3 persen kursi.
Belum ada arah kepastian dari ketiga parpol ini. Namun, PKB dan PDI-P mulai membuka peluang untuk menyatukan dua nama, yakni KH Marzuki Mustamar dan kader PDI-P, Tri Rismaharini, guna menandingi Khofifah-Emil.
Baca juga: Menakar Peluang Koalisi Permanen di Pilkada
Kepastian pemilih
Hasil survei juga menunjukkan, Khofifah dan Risma memiliki potensi pemilih yang sudah mantap dan pasti untuk memilih keduanya. Sebanyak 31,6 persen responden menyatakan pasti akan memilih Khofifah jika maju sebagai calon gubernur di pilkada nanti. Inilah pemilih loyal yang dimiliki Khofifah.
Hal yang sama terekam dari profil pemilih Tri Rismaharini. Sebanyak 19,8 persen responden dari pemilih Risma masuk dalam kelompok pemilih yang mengaku pasti akan memilihnya sebagai gubernur Jatim. Kelompok pemilih ini yang berpeluang menjadi modal bagi Risma jika bertarung di pilkada menghadapi pasangan petahana Khofifah-Emil.
Munculnya nama Tri Rismaharini dan Marzuki Mustamar yang digadang bisa mengimbangi pasangan Khofifah-Emil tidak lepas dari upaya menarik simpati pemilih Jatim yang notabene menjadi basis warga nahdliyin.
Munculnya sosok yang secara organisasi dibesarkan oleh NU, seperti Khofifah dan Marzuki Mustamar, tak lepas dari upaya menarik perhatian dan dukungan dari nahdliyin.
Terlebih, hasil survei merekam, dari kelompok responden yang mengaku sebagai warga NU, separuh lebih (50,6 persen) masih belum tahu ke mana arah pilihan mereka di pemilihan gubernur nanti.
Namun, dari separuh responden warga NU yang mengaku sudah punya pilihan, nama Khofifah mendapatkan dukungan 27,3 persen, disusul Risma dengan dukungan 14,5 persen.
Di sisi lain, masih sedemikian besarnya responden dalam survei ini yang belum menentukan pilihan, termasuk responden dari kalangan NU, tak lepas dari masih cairnya situasi politik yang berkembang. Publik Jatim tentu menunggu siapa bakal pasangan calon yang akan menantang pasangan petahana Khofifah-Emil.
Sikap dari tiga parpol yang kini belum menentukan arah final soal pasangan calon yang akan diusung di pilkada tentu akan menentukan arah politik jelang pendaftaran pasangan calon akhir Agustus nanti. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Elektabilitas Tinggi di Jawa Tengah, Golkar Prioritaskan Ahmad Luthfi, Kaesang?